Tinggalkan vote dan komentarnya ya guys biar author mangatse buat lanjutin ceritanya !!
Happy Reading ♡♡♡
Cuaca yang cukup cerah untuk mengawali hari kedua kegiatan ospek. Sehari serasa seabad, kenapa ya? Tapi kalo bareng doi pasti gakan kerasa
"Semua akan baik-baik saja" yakin Mikaela sebelum akhirnya melangkahkan kakinya melewati gerbang besar yang ada di depannya.
"Kok lo jalannya pelan banget si? Gatau apa lo telat 5 menit?" Tegur cewek senior yang sejak kemarin kayaknya greget banget pengen ngomel mulu
"Maaf ka ta tadi.." jawab Mikaela sedikit terbata
"Lo diem lama di depan gerbang ngapain? Pdkt sama security?" Tuduh Vanya dengan nada meledek
Hahahaha Vanya and the gang
Mikaela menghembuskan napasnya berat "dasar begok" gerutu Mikaela menyalahkan diri sendiri. Padahal tadi diem di depan gerbang itu untuk meyakinkan diri kalo kejadian kemaren gakan terulang lagi di hari ini. Eh ?? Sekarang malah gegara itu jadi akhirnya kena omel lagi
Padahal ini baru hari kedua loh, perasaan ciut duluan deh seniornya kalo macem begini.
"Sekarang kita akan mengumpulkan sampah sepanjang komplek dekat kampus, dan akan ada reward bagi yang mengumpulkan sampah paling banyak" ucap Melvin. Senior ganteng tapi kalem
Rewardnya apa nih ka ?
Kasih tau hadiahnya dong ka
Yang menang jadi pacar kaka yaa
Hahahaha tertawa histeris para maba cewek rempong
"Sekarang kalian buka kertas yang sudah dibagikan ! nomor yang tercantum disitu yang menjadi kelompok kalian, silahkan mulai mencari kelompoknya masing-masing" tambah Melvin
Tiga mana tiga?
Woy sembilan dimana?
Empat kesini dongg !
Hey ini lima ya ?
Iya lima disini
Woyy lima sini woyy
"Ko kamu diem aja?" Tanya Melvin
"Ahh hemm.." Mikaela menengok ke arah kiri dan kanan nya meyakinkan pertanyaan itu dilontarkan untuk siapa
"Iya kamu !" Tegas Melvin
"Nunggu sepi dulu hehe biar gampang nyarinya" jawab Mikaela sedikit ragu, takut kena omel senior lagi
Melvin melirik kertas yang dipegang Mikaela "oh tiga, ayo" Melvin menarik tangan Mikaela agar mengikuti langkahnya.
"A aku bisa sendiri ka" ucap Mikaela yang mau tak mau mengikuti langkah seniornya. Mikaela menundukkan wajahnya, semua orang yang tadinya sibuk mencari kelompok sekarang malah menatap kearahnya. Tatapan iri dan benci dari para cewek rempong
"Mampus" Mikaela menepuk jidatnya pelan. ia yakin, kejadian ini akan menjadi akar masalah bagi masa depannya di kampus ini
"Ini kelompok tiga kan?" Tanya Melvin ke salah satu cewek yang sedang melingkar dengan anggota yang lain
"Iya ka" jawabnya membenarkan
"Titip ya" ucap Melvin sebelum akhirnya berlalu
"Apa maksudnya?" Batin Mikaela heran. Tatapan iri para cewek itu masih menyertai sampai membuatnya tidak nyaman "Ah tau ah" gerutu Mikaela frustasi
"Kenapa?" Tanya cewek tadi. Namanya Rani "kayaknya dia bisa jadi temen" batin Mikaela.
"Kalian emang udah kenal ya?" Tebak Rani
"Ohh haha iya kita emang udah kenal sebelum aku masuk sini" bohong Mikaela. Daripada harus membuat orang heran mending ia sedikit mengarang. Lagian ada-ada aja "nitip?" Emang barang
Dilihat dari sikap Rani yang berbeda dari yang lain. Ketika kebanyakan cewek yang menatap iri dan tidak suka, tapi Rani biasa aja. Sikapnya manis dan sepertinya tidak lebay dan tidak norak
"Kita harus menang" ucap Rani kepada anggotanya yang lain lalu diikuti dengan semua anggota yang mengangguk setuju
"Oke .. jadi kita mencar ! 1 plastik sama 2 orang, nah 3 plastik ke kanan 2 plastik lagi ke kiri" instruksi Romi, ketua kelompok. Anggota mengangguk paham dan mulai menjalankan aksi.
"Kita bareng ya" ajak Rani
"Oh iya.. baru aja aku mau ngajak hehe" ucap Mikaela menyetujui
____________________
"Arv ayoo" ajak Vino yang sudah siap tinggal otw
"Gue? Mulung sampah? Lo gila ya" Arva memutar kursi kebesaran yang didudukinya. Bisa-bisanya mereka berani ngajak dia ngelakuin hal yang akan menurunkan harkat dan martabat dari seorang ARVA
"Yaelahh cuman liatin doang ini ! Kali aja ada cewek cakep kan lumayan, apalagi kalo ada cabe-cabean kan bisa gratisan kita" celetuk Rendra
"Emang lo bisa terpesona sama cewek yang lagi mulung?? Ga sekalian aja lo ke lampu merah sana banyak cewek jalanan yang lebih kotor" ucap Arva tak percay dengan pemikiran sinting kedua temannya
"Yaudah kita tinggal nih" ucap Vino mengakhiri ajakannya dan berlalu, diikuti Rendra di belakangnya
Clop
Pintu tertutup
Cklek
"Ah gue bilang gamau" teriak Arva yang masih memejamkan matanya
"Hah .. kenapa Arv?" Tanya Vanya. Arva memutar bola matanya malas, dia kira kedua bocah tadi masih belum nyerah eh yang muncul cewek prangko ini
"Lo ga ikut?" Tanya Vanya yang mulai duduk di atas meja yang ada di ruangan panitia ini.
Arva masih menutup matanya tanpa menjawab "kita cocok ya" celetuk Vanya.
Arva bangkit dari duduknya "gue ketua jadi harus ikut" ucapnya tiba-tiba.
Vanya menatap heran dan ikut bangkit dari duduknya "tapi.."
"Oya.. lo disini aja, diluar panas" ucap Arva dan berlalu di balik pintu
"Lagian emang males banget kalo harus ikut" batinnya. Tapi kalau tadi Arva nyuruh Vanya ikut, ia pasti akan ikut. Sepertinya Arva sangat memahami Vanya "so cute" gumam Vanya gemas.
Setiap ucapan yang keluar dari mulut Arva adalah suatu keharusan baginya. Apapun yang Arva katakan ia pasti akan menurutinya dengan senang hati. Vanya yang masih senyum-senyum sendiri merasa di perhatikan itu mulai duduk dan bersantai di sofa sambil memainkan ponselnya
_____________________
Setiap langkahnya bagaikan angin yang berhembus. Kedatangannya menjadi sorotan dan mengalihkan fokus para pemulung. Eh iya para maba yang lagi berkegiatan memungut sampah di jalan itu seketika seperti terpana
"Lo ikut?" Tanya Rendra heran
"Ada Vanya" jawab Arva yang sekarang langkahnya diapit oleh Vino di sebelah kanan dan Rendra di sebelah kiri
Jawaban yang ambigu, ada apa dengan Vanya? Tapi dengan sesingkat itu, kedua orang ini langaung paham intinya. Arva yang menghindari Vanya, lebih tepatnya begitu. Si Arva ini memang tidak pernah mau ditempelin cewek, secantik apapun. Selama ia tidak sedang ingin
Ganteng banget si parah
Ahh pengen mati aja gue rasanya
Yampun dia liat kesini heyy mana gue keringetan
Jantung gue berasa ditusuk-tusuk
Cuitan para perempuan kecentilan. tidak munafik emang, semua maba pasti bercuit walau hanya dalam hati.
Vino dan Rendra juga tidak kalah.
Mereka kaya raya dan keren. Tapi kalau ada Arva di tengah-tengahnya, mereka akan menjadi pilihan kedua setelah Arva.
"Pada kenapa si?" Tanya Mikaela heran melihat semua orang yang menghentikan aktifitas yang seharusnya dilakukan itu malah berkumpul di satu titik. Membuat para maba laki-laki yang tadinya cuek jadi ikut melihat sosok yang merebut perhatian
"Ini kesempatan" ucap Rani dengan tatapan penuh arti. Mikaela langsung menangkap maksud teman barunya ini dan mengangguk setuju.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Sri Sumarti
kaya F4,sinetron meteor garden
2020-01-20
11
Galuta Raja Gukguk Galuta
lanjut thor
2020-01-14
0
☠⏤͟͟͞R⚜🍾⃝ ὶʀαͩyᷞαͧyᷠυᷧͣ🏘⃝Aⁿᵘ
pintar
2019-11-29
8