***
Mikaela tersenyum merekah , saat pesawat sebentar lagi akan berpijak di Kota Jakarta. Kota yang menjadi saksi kelahirannya 18 tahun yang lalu.
Baju hitam yang ia pakai, juga satu koper berwarna merah muda yang ia bawa. Langkahnya sedikit cepat , Mikaela melirik jam tangannya, baru pukul 20.00 wib.
"Saya di Terminal 3 ya pak, ini saya menuju kesana" ucap Mikaela lewat telepon kepada Taksi yang sudah ia pesan.
Rambut panjangnya tertiup angin saat pintu Bandara terbuka, ia memejamkan matanya.
Walaupun ia harus bersikeras dengan pilihannya dan harus meninggalkan ibunya di negara yang baru saja ia tinggalkan, ia harus bisa ! ini sudah jadi pilihannya
"Maaf bu" batinnya menyesal. Menyesali kenapa ibu nya tak pernah mengijinkannya pulang ke negara asalnya, bahkan untuk sekedar bertanya saja ibu tak pernah menjawabnya.
"Pasti ada sesuatu" Mikaela bertekad, ia akan mencari tau sendiri.
Semoga Kota ini bisa bersahabat dengannya , apalagi ia akan melanjutkan Pendidikan di Indonesia.
"Tolong koper ini di masukkan ya, Pak" ucap Mikaela kepada supir taksi.
Ia segera masuk kedalam taksi, dan memegang erat tangannya sendiri.
Sesekali saat jalanan macet ia hanya memeluk sendiri, di iringi musik romance , juga AC yang makin lama ia rasa didalam mobil ini semakin membeku.
"Bisa tolong dikecilin AC nya, Pak"
"Baik, Non"
Gedung-gedung tinggi yang ia rasa sudah berubah, juga jalanan semakin membingungkan.
"Jangan lupa ya, Pak"
Supir taksi menoleh, "Jangan lupa apa ya, non?"
"Saya mau ke alamat ini" Mikaela sodorkan kertas kecil.
Supir itu melihat sebentar dan berpaling fokus ke arah depan.
"Baik, Non"
Tidak ada lagi kegelisahan saat itu , ia kira akan sampai seperti ekspektasi nya.
Nyatanya semakin lama , jalan raya semakin menjauh, dan tiba di sekelilingnya hanya pohon tua . Terdapat danau kecil dan taksi ini berhenti.
"Ini dimana ya,Pak?" tanya Mikaela panik.
"Setau saya ini alamat yang Non kasih, selebihnya saya tidak tau"
Apa? Tidak tahu? Apa maksud supir taksi ini? Apa akan berbuat macam-macam? Seolah-olah berada didalam film mengerikan. Untuk turun pun rasanya ragu.
"Saya bantu turunkan kopernya" ia langsung turun, tetapi Mikaela masih diam didalam taksi.
Toktoktok.
Ia mengetuk kacanya dan mau tidak mau Mikaela turun.
"Saya ingin ke alamat ini , ini rumah saya"
"Yang Non maksud memang alamat ini , mungkin rumah Non sudah tidak ada"
Mikaela melihat sekelilingnya , sangat menyeramkan. Apalagi disudut danau hanya ada lampu remang-remang.
Ia membayar uang pas kepada taksi tersebut, setelahnya taksi itu semakin menjauh dari pandangan.
Sangat bingung!
Bisa-bisanya alamat ini salah!
Ia merogoh sakunya.
Sial!
Ponselnya mati!
Ia berjalan pelan dan semakin cepat . Hanya tegukan ludah yang bisa ia rasakan sendiri , juga detakan jantung yang terus berdetak hebat sampai terdengar ke telinga.
Setelah menjauh dari danau itu , ia mencoba duduk dan mengatur nafasnya.
Sangat sepi malam ini , tidak ada rumah warga yang bisa menolongnya.
Hingga kembali ia melirik jam tangannya, kakinya sudah capek untuk berlari. Walaupun ketakutannya masih saja mengiringi, namun ia paksakan agar cepat lolos dari tempat menyeramkan itu.
Mikaela bersandar kepada tiang lampu , hanya ada dua lampu disini, disisi sebelah kanan dan kiri.
Kembali mengatur nafasnya , bertahan kepada dua lutut. Tiba-tiba..
"Temen-temen, kita punya makanan enak nih" teriak lelaki asing dan Mikaela langsung berdiri tegak. Merasa panik dan ternyata lelaki ini tidak hanya satu , ada 4 orang kira-kira.
"Jangan macem-macem sama gue!"
"Mau kemana? Sini dong" mulutnya bau alkohol, Mikaela semakin menjauh, tetapi upaya untuk kabur rasanya sudah tidak dapat dilakukan saat salah satu temannya memeluk dari belakang.
"Aaaaa, toloooooong!!!!" Teriak Mikaela.
Mereka menyeret Mikaela , entah ingin membawa kemana , untuk berjalan saja mereka sempoyongan. Ingin sekali menggigit tangannya.
Tapi ini bisa membuat Mikaela kewalahan untuk melawan.
"Toloooooong!!!"
"Lepasin!"
"Toloooooong"
"Haha, sssst, jangan berisik Nona manis. Kita bakal main-main sekarang"
Dan semua tertawa.
"Tolooong!!!" Mikaela merasa capek dan sudah tak punya tenaga.
Bugh!
Seorang lelaki tiba-tiba menyerang pemuda-pemuda brengsek itu.
Hembusan nafas kasar lolos dari mulut Mikaela, saat tangannya akan menolong , tiba-tiba Mikaela tak sadarkan diri.
***
MIKAELARVA
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Johana Oriflame
lho ..ini arva tiba" ada di indo juga ya
2020-10-07
0
friska
makin seru
2020-09-01
0
apnope
aku bacanya larva😅
2020-06-18
6