Istriku Masih Perawan
Emma adalah seorang gadis yatim. Semua orang di desa tahu itu. Namun, Emma gadis yatim yang memiliki harga diri. Ia tidak ingin dikasihani. Meski ibunya hanya seorang buruh tani, Emma tidak pernah malu untuk mengakuinya. Namun, terkadang, Emma berharap jalan hidupnya dapat lebih baik lagi.
..."Yaa Allah. Jika engkau ridho, tolonglah hambamu ini yang butuh kerja. Semoga saja, ada rezeki di hamparan bumiMU yang luas ini, supaya keluargaku dapat hidup dengan baik dan menjaga marwah kami. Amieen.... "...
Selepas salat magrib, Emma berdoa dengan linangan air mata yang membasahi mukenahnya. Ibunya juga baru selesai salat dan mengucapkan salam. Wanita itu kini menepuk-nepuk pundak Emma supaya bersikap tegar.
"Sabar, Nduk. Bukan salah siapa-siapa kita hidup dalam kemiskinan. Jika memang jalannya begini, maka, kita harus sabar," tutur ibunya menyemangati Emma yang tampak bersedih hati. Gadis itu mengangguk, dan mencium tangan ibunya.
"Inggeh, Bu. Emma akan sabar," sahut Emma dengan senyuman.
"Mbak, Ibu, ayo makan," ajak Galih, adiknya, dari arah ruang makan. Beras yang dimasak Emma tadi sebelum salat, rupanya sudah matang. Beras itu tadi diantar sendiri oleh Bude Nini-- kakak ipar ibunya Emma, sebagai upah bulanan ibu dan Galih yang menggarap sawahnya.
Setiap hari, ibu Emma-- Bu Lika, menggarap sawah milik Bude Nini, sejak pagi hingga azan ashar berkumandang. Sepulang sekolah, Galih akan membantu ibunya di sawah. Emma bertugas untuk memasak dan bersih-bersih rumah. Namun, sepertinya, Emma sudah harus mencari kerja, karena adiknya akan segera masuk SMA.
Sore tadi, Emma sempat berdebat dengan budenya karena menolak pemberian uang darinya. Bude bersikeras memberi, tapi Emma tidak mau menerima. Emma hanya menerima beras sekarung sebagai upah resmi pekerjaan mereka. Meski kesal dan jengkel, namun, bude Nini akhirnya memahami prinsip Emma. Bude Nini sangat baik, tapi tidak dengan Indira, sepupunya.
Jika tadi Emma menerima uang tunai dari budenya dan disaksikan oleh Indira, maka, kabarnya akan tersiar ke seluruh desa. Emma dan keluarganya akan dihujat, meski tidak di depan wajah mereka. Emma berusaha sebisa mungkin untuk menjaga marwah keluarganya, agar senantiasa bersyukur dan hidup apa adanya.
......................
Tok Tok
Terdengar suara ketukan pintu dari luar rumah Emma.
"Assalamu'alaikum,"
"Waalaikumsalam,"
Galih bergegas membuka pintu. Sebagai satu-satunya lelaki di rumah, Galih memang selalu kebagian tugas membuka pintu, tentu saja setelah mengkonfirmasi tamu yang sedang berada di luar rumah mereka melalui kaca jendela.
"Emma ada, Dek?"
"Oh. Mas Dani? Ada, sebentar,"
Galih berjalan menuju ke kamar kakaknya dan mengatakan bahwa tamu tadi sedang mencarinya. Emma bergegas ke luar dan menemui Dani yang sedang duduk di ruang tamu.
"Emma, apa kabar?"
"Baik, Dan. Kamu gimana?"
"Aku juga baik. Langsung aja ya, aku mau nawari kamu kerja, Em. Mau nggak?" tanya Dani tanpa basa-basi.
Belum sempat menjawab, ibunya Emma tampak keluar dari kamarnya. Melihat ibunya berada di belakang Emma, Dani mulai memerhatikan cara bicaranya.
"Bulek," ucap Dani sambil mencium tangan Bulek Lika.
"Ya, Nak. Ada perlu apa ke sini?" tanya Bulek Lika menyelidik. Dani terkenal sebagai biang onar di desa. Ia tak suka jika Emma dekat-dekat dengannya.
"Ini, Lho, Bulek. Saya mau nawarin kerja ke Emma. Kan sayang, sudah lulus tiga bulan kok ndak kerja-kerja," ujar Dani sambil tersenyum.
"Ya? Kerja apa? Jangan yang aneh-aneh lho ya!" hardik Ibunya, masih belum duduk dan mendekap kedua tangannya.
"Duduk dulu, Bulek," ucap Dani seakan menjadi tuan rumah. Bulek Likah duduk, dan menerima selebaran yang disodorkan oleh Dani.
...'Panti Pijat Dani. Dijamin Asoy!'...
Kedua mata Emma berbinar. Ia tak menyangka, doanya rupanya terkabul dengan segera. Namun, ibunya merasa was-was. Bulek Likah berdehem, tampak tak setuju. Dani yang menyadari kode itu, kemudian berkelit.
"Ini bukan pijat plus-plus, Bulek. Ini pijat sungguhan. Bersertifikat,"
Ibunya tetap menatap Emma dengan pandangan melarang. Emma tersenyum masam melihat respon ibunya.
"Makasih, Dan. Nanti aku pikirkan dulu," jawab Emma ambigu. Dani berdecak kesal, namun, tetap menjaga kesopanan. Ia akan tetap merebut hati Emma agar mau menjadi pekerjanya. Emma adalah talent paling tepat untuk bekerja di panti pijatnya yang baru saja dibuka. Selain parasnya cantik, kepribadian Emma juga polos dan sopan. Bidadari seperti Emma memang sudah seharusnya menjadi pujaan para pria.
"Yaudah, pulang dulu sana, nanti dihubungi sama Emma," ujar Bulek Lika seakan mengusir Dani.
"Kalo kamu mau, nanti gajimu diatas UMR lho, Em!" bujuk Dani masih ingin mempengaruhi keputusan Emma.
Gadis itu mengangguk, namun, kemudian mengkode Dani agar segera pulang, sebelum ibunya marah besar.
......................
"Ibu tidak setuju, Em. Nanti kamu nek dijual, piye?"
"Ibu, Dani kan teman Emma. Masa dia jahat sama Emma, tho? Coba dulu kan ndak papa. Jangan suuzon,"
Emma dan ibunya mulai berdebat pendapat. Emma ingin segera bekerja, dan meringankan beban keluarga, namun, ibunya menolak mengizinkannya. Ibunya masih merasa sehat dan kuat untuk menafkahi anak-anaknya.
"Ibu sudah sepuh. Kali ini, biar Emma saja yang bekerja, gimana?" bujuk Emma.
"Jangan di tempat Dani," titah ibunya masih dengan keputusan mutlak.
"Gini mawon, Bu. Emma bekerja seminggu dulu di sana, gimana? Kalo aneh-aneh dan menjurus ke prostitusi, Emma keluar,"
"Bener?"
"Bener, Bu. Masa Emma bohong?"
Ibunya menghela napas dalam-dalam. Ia sebenarnya tak menyetujui usul Emma, namun, perkataan putrinya benar juga. Ia sudah tua. Pinggangnya juga sering sakit jika terlalu lama bekerja di sawah. Belum lagi nguli, kakinya kini sudah tak selincah dulu.
"Emma janji ya sama ibu?"
"Inggeh, Bu. Janji..... "
"Yasudah,"
Akhirnya, ibunya Emma mengizinkannya untuk bekerja di panti pijat milik Dani. Emma senang bukan kepalang. Ia akan mendaftar keesokan harinya, dan semoga saja sudah dapat langsung bekerja.
...****************...
...Bersambung...
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐
Alur ceritanya jelas, penempatan tanda baca sudah tepat. 👍👍
2023-06-27
1
Ꮶ͢ᮉ᳟◉ⳤıⷶяᷡѧͩϰͬѧͤ◉⒋ⷨ͢⚤𝐀⃝🥀🤍📴
memang segala sesuatu itu mesti dicoba sih Emma, tapi kok aku ngeri sama nama panti pijat nya Dani yaa 🙈
2023-06-27
1
Ꮶ͢ᮉ᳟◉ⳤıⷶяᷡѧͩϰͬѧͤ◉⒋ⷨ͢⚤𝐀⃝🥀🤍📴
gak di kota gk di desa ada aja kang julid yaa, cctv berjalan 🤧
2023-06-27
1