Bab.4

Ceklek!

Brakk!

Manda Ibu dari Malik tiba-tiba memasuki ruangan Mila dengan sedikit kasar. Bahkan dirinya mendudukan pantatnya dengan kasar, entah apa yang sedang terjadi sampai akhirnya sang mertuapun mengeluarkan suara.

"Huh capek sekali hari ini!! Kamu keteraluan Malik tidak pulang kerumah untuk bantuin Mama beres-beres rumah. Malah dari tadi disini saja, Mam laper banget lagi," jelas Mirna sambil memandang jengah kearah Mila.

"Yaudah nih Ma makan dulu, itu sudah Malik belikan nasi goreng. Semoga cukup untuk mengisi perut Mama yang sudah kelaparan, Malik bukanya keteraluan ya Ma. Tapi Malik disini bukan liburan, Malik jagain Mila. Mila itu kecelakaan Ma bahkan sampai kehilangan kakinya. Kenapa seolah Mama tidak khawatir dengan kondisi Mila sama sekali, Mama malah marah-marah mengatakan Malik keteraluan gak bantuin Mama," jelas Malik yang kecewa dengan Mamanya.

"Ah lagian semuanya udah terjadi kan? Kalaupun Mama khawatir dengan Mila gak bakal balikin kaki Mila yang udah hilang kan?" Jawab Manda tanpa rasa bersalah bahkan hanya fokus dengan makannya saja.

"Nenek jahat! Kenapa Nenek gak daftarin aja sebagai Nenek Lampir! Nenek Lampir kan jahat!," jawab Hanan sambil memeluk Mila.

"Sayang gak boleh bilang gitu, Nenek kan lagi capek Hanan gak boleh bilang kayak gitu lagi ya. Nenek gak jahat kok buktinya selama gak ada Mami, Nenek kan yang jagain Hanan," jelas Mila sambil menenagkan Hanan.

"Sudah-sudah gak usah banyak drama! Mama mau pulang saja! Gak ada gunanya juga Mama disini, Malik ayo anterin Mama pulang." Manda menggeret tangan Malik tanpa persetujuan dari Malik dulu.

"Kenapa Nenek jadi berubah gitu ya Mi? Aneh!" Jawab Hanan yang kini memandang Mila.

"Nenek lagi capek saja, Hanan sekarang tidur ya besok Hanan kan harus sekolah," jelas Mila yang juga menaruh curiga pada mertuanya.

"Hanan gak mau sekolah Mi! Hanan mau jagain Mami aja! Kalau Hanan sekolah yang jagain Mami siapa dong? Nanti kalau ada orang jahat yang mau ngapa-ngapain Mami gimana dong?" Hanan bertanya dengan antusias yang membuat Mila tersenyum.

"Sayang Mami kan masih ada Dokter dan Suster yang jagain, kamu gak usah khawatir ya. Mami pasti akan baik-baik saja kok, Hanan harus berangkat sekolah supaya pintar kalau pintar Mami bangga banget sama Hanan. Kalau sampai Hanan gak pinter Mami bakalan sedih, makanya sekarang Hanan tidur ya sayang. Mami juga mau istirahat," jelas Mila sambil mengusap puncak kepala Hanan.

"Baiklah Mi tapi Mami harus janji kalau Mami akan baik-baik saja ya. Hanan pasti bakalan jadi anak yang pintar supaya Mami bangga punya anak seperti Hanan." Hanan tersenyum dan mulai memejamkan matanya.

Beberapa menit kemudian Hanan mulai terlelap sedangkan Mila sama sekali tidak bisa tidur. Mila terus memikirkan apa yang sebenarnya Ibu mertuanya alami sehingga tadi sempat kesal. Apakah karena dirinya yang kecelakaan? Apakah Manda selama ini baik hanya karena Mila bisa mencari uang?.

Mila mulai menangisi dirinya yang sama sekali tidak berdaya, kemungkinan-kemungkinan selalu membayangi pikiran Mila saat ini. Capek menangis Mila akhirnya tertidur hingga usapan tangan membuat tidurnya terusik.

"Kenapa sayang? Kamu nangis?" Tanya Malik mengusap lembut puncak kepala Mila.

"Euhhhhhh...Mas Malik kapan kembali kesini? Enggak Mas aku gak nangis kok, ini jam berapa sih Mas?" Tanya Mila sambil melenguh.

"Beneran kamu gak nangis sayang? Tapi mata kamu bengkak gitu loh? Apakah ini soal Mama? Masih malem sayang baru jam 3 kok," jelas Malik sambil mengenggam tangan Mila.

"Emmm..Mila merasa ada yang aneh sama Mama Mas, entah kenapa Mila merasa kalau Mama seperti tidak menyukai Mila. Apakah ini gara-gara Mila yang sudah cacat ini ya Mas? Otomatis sekarang Mila kan gak bisa cari uang lagi," jawab Mila balas mengenggam tangan Malik dengan erat.

"Sudahlah sayang tidak perlu dipikirkan yang terpenting kesehatanmu dulu. Masalah uang kita pikirkan lagi nanti Mas juga mau mencari pekerjaan doakan ya supaya Mas segera mendapatkan pekerjaan." Malik memberikan Mila semangat.

Sedangkan Mila hanya tersenyum lebih tepatnya tersenyum getir, dirinya tau betul bahwa Mama mertua pasti tidak akan menerima Mila lagi. Apalagi nanti jika Malik bekerja pasti Mila semakin menjadi beban.

Beberapa hari kemudian Milapun akhirnya diperbolehkan untuk pulang kerumah. Bahkan sampai Mila disuruh pulang Mama tak pernah menjenguk Mila sekalipun, terakhir waktu itu.

"Akhirnya sampai juga kita dirumah sayang, Mas turunin kamu dulu ya. Kamu bisa kan dorong kursi rodanya sampai kedalam rumah? Mas mau turunin barang-barang dulu," jelas Malik yang diangguki oleh Mila.

"Kenapa kok murung gitu mukanya," tanya Malik mendapati Mila yang kurang bersemangat.

"Gak papa aku hanya capek saja Mas mau istirahat. Aku masuk kedalam ya Mas," jelas Mila bergegas pergi meninggalkan Malik.

Malik yang mendapat jawaban dari Mila merasa ada sesuatu yang sedang Mila sembunyikan, Malik tau bahwa Mila pasti tertekan apalagi beberapa hari yang lalu Mamanya sempat menyuruh Malik untuk bercerai.

Flashback On.

CERAIKAN MILA!

"Tidak Ma! Aku tidak akan pernah bercerai dari Mila. Bahkan saat aku tidak punya apa-apa Mila masih bertahan denganku bahkan Mila rela menggantikan posisiku untuk mencari uang. Sekarang setelah Mila kehilangan satu kakinya Mama jadi seperti ini? Keteraluan!" Malik mulai tersulit emosi.

"Apa yang akan kamu harapkan dari seorang wanita cacat seperti dia? Bahkan dirinya tidak akan mampu mengurus dirinya sendiri, bagaimana mau mengurus kamu dan anaknya?" Jelas Manda tidak mau kalah.

"Stop Ma! Jaga ucapan Mama! Jangan sampai ucapan ini sampai ketelinga Mila. Kalau sampai kata-kata Mama ini sampai ketelinga Mila jangan pernah berharap Mama punya anak Malik!" Malik mengakhiri pembicaraan dengan Mamanya.

Malik tak habis pikir bahwa Mamanya punya pikiran seperti itu, selama ini Malik berfikir jika Mamanya benar-benar tulus menerima Mila. Ternyata karena Mila bisa mencari uang Mama memperlakukan Mila dengan cara yang berbeda.

Flashback Off.

Maaf sayang!!

Malik berkata lirih dalam hati sambil melihat Mila masuk kedalam, Hanan yang melihat Mila pulang berhambur kedalam pelukan Mila.

Mami!

Hanan berlari menghampiri Mila, Mila yang melihat Hanan berlari, berusaha untuk menasehati agar tidak terjatuh nantinya. Namanya juga anak kecil mau dibilangin sekeras apapun jika keinginananya berlari ya tetap saja berlari.

Hanan!

JANGAN LARI NANTI JATUH!

Shett.....Buk!

MAS MALIK!

Mila berteriak melihat Hanan yang terjatuh tepat didepan matanya, tapi Mila tidak bisa meraih Hanan. Mila menangis dirinya merasa tak berguna. Bahkan untuk menolong anaknya pun Mila tidak bisa melakukannya. Malik yang mendapati Mila berteriak bergegas memasuki rumah, Malik membopong Hanan yang mulai menangis.

Darahh!! Tidakk!

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

dalam novel selalu sama, buka pintu suaranya,, Ceklek.,☺

2023-06-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!