Bab 4. Jangan Kurang Ajar!

Andreas hanya terkekeh melihat Zarin yang kini merasa ketakutan setengah mati, padahal sebenarnya semua itu juga karena pikirannya sendiri yang terlalu berlebihan.

Namun entah kenapa beberapa kali Andreas sempat melirik dan mencuri pandang ke arah wanita itu, wanita itu cukup membuatnya tertarik bahkan kini wajahnya terlihat begitu menggemaskan baginya.

Ah gila! Apa yang kau lihat ini Andreas! Ingat, dia adalah tumbal mu. Jangan sampai ada perasaan sedikit pun, bahkan belas kasihan!

Hingga setelah menempuh perjalanan yang cukup menyita waktu karena kebiasaan jalanan kota yang selalu padat, kini mereka telah sampai di sebuah mansion yang dijaga ketat oleh banyak pria berpakaian serba hitam layaknya seorang bodyguard.

"Bawa dia ke kamar kosong yang ada di lantai atas." Titah Andreas pada beberapa anak buahnya yang baru saja membukakan pintu mobil untuknya.

Pria itu lantas melangkah keluar dari mobil hitam mewah sambil mengibaskan jasnya, dan kemudian melangkah masuk ke dalam mansion megah miliknya.

Ya, mansion megah itu adalah milik seorang Andreas atas semua pencapaiannya selama ini.

Setelah kedua orangtuanya meninggal, beberapa bisnis legal maupun ilegal milik kedua orangtuanya sempat mengalami keterpurukan karena pada saat itu, ia sendiri belum bisa sepenuhnya untuk mengurus dan menjalankannya dengan baik seperti sang ayah.

Namun, keberuntungan seolah selalu berpihak padanya. Kevin Andriano yang merupakan paman Andreas--adik sang ayah yang selama ini tinggal di Meksiko, dan merupakan salah satu seorang mafia besar yang disegani orang-orang di sana pun datang menemuinya dan Marco saat itu.

Dialah orang yang menjadi pahlawan bagi Andreas dan Marco saat itu, hingga sekarang. Bahkan keduanya seolah selalu berhutang budi pada Kevin, karena kata-kata terima kasih dan materiil seolah tidak akan pernah cukup untuk menggambarkan bagaimana besarnya jasa Kevin pada mereka.

Kevin juga lah yang mengajari Andreas bagaimana cara menjalankan bisnis ilegal itu secara mati-matian, hingga akhirnya Andreas dapat menjadi seorang mafia besar yang paling disegani di kotanya Sicillia, bahkan juga merupakan salah satu mafia yang disegani di negaranya, Italia.

Ketiganya memang memilih untuk mendirikan bisnis sendiri tanpa membawa nama mendiang kedua orangtua Andreas, karena memang sejak dulu ketiganya sudah merencanakan mencari siapa dalang kasus pembunuhan kedua orangtua meraka dan mereka bersumpah akan melakukan balas dendam pada orang itu.

Bahkan di semua kalangan, baik rekan atau rival bisnis mereka juga tidak ada yang mengetahui siapa dan bagaimana latar belakang Andreas dan Marco sebenarnya.

"Ayo cepat jalan nona manis!" Titah seorang pria bertubuh gempal dengan pakaian serba hitam itu sambil berusaha menyentuh wajah ayu Zarin dengan paksa.

Dengan sigap Zarin langsung menepisnya dan melemparkan tatapan sinis ke arah pria bertumbuh gempal itu seolah sedang berusaha memperingatkannya.

Namun sepertinya tatapan itu tidak membuat pria itu takut. Zarin yang memilih untuk tidak mengambil resiko, hanya bisa patuh melanjutkan langkahnya hingga akhirnya ia mulai menaiki anak tangga.

Sedangkan Andreas, pria itu masih berada di bawah dan sepertinya sedang membicarakan suatu hal penting dengan asisten kepercayaannya--Ricard.

Namun tiba-tiba saja saat Zarin melangkah tepat di depan pria bertubuh gempal itu, dengan sengaja bagian tubuh belakangnya di sentuh dan bahkan diremas secara kurang ajar oleh pria gempal itu.

"Brengs*k! Jangan sentuh aku!! Atau aku akan bertindak kasar padamu!" Ucap Zarin dengan penuh amarah sambil menghentikan langkahnya dan berbalik badan menghadap pria itu.

Sumpah demi apapun Zarin ingin sekali menampar wajar pria gempal itu, bahkan jika perlu memukul perutnya yang sudah seperti karung beras itu dengan keras.

Namun apa daya, Zarin tidak ingin jika nantinya ia malah akan semakin dilecehkan oleh pria itu atau bahkan Andreas atau bahkan mungkin yang lebih parah lagi semua anak buah Andreas.

Ia tidak mau jika harus menjadi bahan pemuas nafsu untuk semua pria yang ada di mansion itu, mengingat ucapan Andreas saat berada di dalam mobil tadi.

Jadi sekarang yang bisa ia lakukan hanyalah memberikan gertakan sambal saja pada pria itu.

"Wow.. wow.. wow.. kau galak sekali nona manis. Ah aku jadi takut sekali nona. Kalau begitu biar aku sentuh sedikit lagi agar kau semakin marah dan terlihat semakin menggemaskan." Balas pria itu dengan mimik wajah yang semakin menyebalkan dan seolah sedang berusaha meledek sekaligus menggoda Zarin.

"Kau memang brengs*k! Sekali lagi kau menyentuhku, akan ku bunuh kau!" Pekik Zarin dengan kedua mata yang semakin menukik dan amarah yang semakin menggebu-gebu.

Kegaduhan keduanya tiba-tiba saja mampu menarik perhatian Andreas, ia yang semula sedang berbicara serius dengan Ricard pun akhirnya menghentikan pembicaraannya dan mulai memperhatikan Zarin dan anak buahnya.

"Hei, kau karung beras! Jangan berani-berani menyentuhnya atau akan ku patahkan kedua tanganmu nanti!" Ucap Andreas yang seketika membuat semuanya orang yang ada di sekitarnya terkejut.

Apalagi pria bertubuh gempal itu, ia cukup dibuat shock dengan ucapan sekaligus ancaman dari bosnya itu, karena semula ia berpikir bahwa wanita yang akan ia bawa masuk ke dalam kamar kosong itu adalah wanita penghibur yang disewa oleh bosnya.

Jadi ia merasa bahwa pasti tidak akan ada masalah jika ia mengambil sedikit kesempatan untuk menggodanya. Namun ternyata dugaannya salah besar, dan hampir membuatnya jatuh dalam masalah.

"Apa kau tuli! Menyingkir! Biar aku yang membawanya ke kamar! Dasar karung beras otak mesum!!" Sahut Andreas dengan cukup keras.

Pria bertubuh tegap, dengan wajah tampan menawan itu akhirnya melangkah mendekat ke arah Zarin.

Sedangkan pria bertubuh gempal itu memilih untuk segera pergi, karena telat sedikit saja ia pergi mungkin kedua tangannya akan patah karena bosnya terkenal kejam, baik pada musuhnya ataupun pada anak buahnya yang melakukan kesalahan dan tidak patuh.

Sama halnya dengan pria tadi, Ricard yang sebenarnya masih merasa bahwa pembahasan mereka berdua semula belum selesai pun hanya bisa terdiam daripada harus mendapat semprot dari bosnya.

"Ayo jalan! Tunggu apa lagi! Apa kau mau dia yang mengantarmu dan menyentuh bok*ng mu lagi, hm!" Desis Andreas yang kini sudah berada di belakang Zarin.

Patuh, Zarin hanya mengangguk dan kemudian kembali melanjutkan langkahnya hingga akhirnya keduanya sampai disebuah kamar yang cukup besar dan tertata rapi.

"Ayo masuk!" Titah Andreas. "Tunggu apa lagi!" Imbuh Andreas sambil membuka pintu tersebut.

Tanpa ba bi bu lagi, Zarin lantas masuk ke dalam kamar itu diiringi dengan Andreas yang mengekor dibelakangnya.

Grek!

Cklek!

Andreas lantas menutup pintu itu, bahkan juga menguncinya. Bahkan kini tanpa di duga pria itu malah membuka jasnya dan melemparkannya ke atas sofa yang tidak jauh dari pintu.

Ia juga mulai mengendurkan dasi serta kancingnya, kemudian melangkah semakin mendekat ke arah Zarin dengan tatapan yang cukup membuat wanita itu merasa terintimidasi.

"Ka-ka-kau mau apa!!"

*

*

*

Terpopuler

Comments

Noor Sukabumi

Noor Sukabumi

g mau apa2 cuma gerah j emang knp km takut di perkosa yah😆😆😆

2023-06-03

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!