Bab 3. Bunuh Saja Aku!

Rony seolah paham dengan apa yang dipikirkan Andreas, karena memang dari tadi ia terus memperhatikan gerak-gerik Andreas apalagi sejak kedatangan putrinya--Zarin.

Lelaki paruh baya itu pun juga mengetahui jika Andreas sepertinya memiliki suatu ketertarikan dengan putrinya, entah bagaimana caranya berpikir namun Rony kini hanya tersenyum sinis tipis bahkan tidak ada yang bisa melihatnya.

Pikiran Rony yang memang sejak dulu terkenal licik dan mata duitan pun mulai muncul, ide gila itu bahkan mulai terngiang-ngiang di kepalanya.

"Kamu menginginkannya? Putriku." Cetus Rony secara tiba-tiba.

Hal itu seketika membuat Zarin dan juga Karin--ibunya terkejut bukan main.

Sama halnya dengan kedua wanita itu, Ricard yang kini berdiri tepat di belakang Andreas pun cukup dibuat tersentak mendengar ucapan Rony yang menurutnya kelewat berani.

Baru saja hampir melangkah maju seolah hendak memberi sebuah perhitungan pada Rony, karena menurutnya ucapannya begitu lancang pada sang tuan, tiba-tiba saja sikap tegas Ricard itu dicegah oleh Andreas.

"Sudah, apa yang dikatakan pecundaang ini memang benar. Aku menginginkan dia." Sahut Andreas sambil menunjuk ke arah Zarin.

"Apa! Tidak! Aku tidak akan mau, dan tidak akan pernah sudi denganmu!" Pekik Zarin sambil mengepalkan kedua tangannya.

Sama halnya dengan Zarin, Karin juga tidak rela jika anak perempuan satu-satunya itu harus diambil paksa dan entah akan dijadikan apa oleh seorang Andreas yang juga terkenal sebagai pria casanova, selain sebagai seorang mafia kejam dan bengis.

"Tidak! Jangan ambil putriku! Aku akan memberikanmu semuanya, termasuk rumah ini jika perlu. Tapi tidak dengan putriku!" Sahut Karin.

"Ambil saja putriku, dan aku berharap semua hutang pajakku pada mu telah lunas Tuan Andreas." Ucap Rony dengan lantang.

Deg!

Ucapan Rony--ayahnya, kini cukup membuat Zarin terkejut bukan main, bahkan ia merasa bak disambar petir disiang bolong.

"Dad, apa kau bersungguh-sungguh dengan ucapanmu? Daddy menjual ku pada pria brengs*k ini? Daddy menjadikan ku penebus hutang?! Daddy keterlaluan!" Desis Zarin.

Kini buliran cair itu meleleh begitu saja dari pelupuk mata gadis cantik itu, sumpah demi apapun ia tidak pernah menyangka jika sang ayah tega menjualnya dan menjadikan dirinya sebagai penebus hutang pada seorang pria yang ia sendiri tidak mengenalnya.

Bahkan di mata Zarin, Andreas terlihat bukanlah pria baik-baik, apalagi dilihat dari beberapa anggota tubuhnya yang terdapat beberapa tato, dan beberapa orang yang mengikutinya.

Zarin yakin jika Andreas sepertinya adalah seseorang yang cukup berbahaya.

Plak!

Sebuah tamparan keras mendarat tepat di wajah Rony. Sungguh, Karin tidak kuasa menahan amarahnya saat Rony dengan terang-terangan seolah menjual putrinya pada mafia kejam seperti Andreas.

"Karin! Berani sekali kamu kurang ajar padaku! Dasar sampah!!" Pekik Rony yang kini mulai tersulut amarah.

Plak!!

Tamparan yang tidak kalah keras pun juga akhirnya mendarat di wajah Karin, hingga membuat wanita yang sudah hampir memasuki usia 50 tahun itu jatuh tersungkur.

"Mommy..."

Dengan sigap, Zarin lantas berhambur pada sang ibu dan membantunya berdiri kembali sambil merangkulnya dengan penuh kasih sayang.

"Daddy benar-benar sudah kehilangan akal sehat! Daddy sungguh menyakitiku dan juga Mommy!" Desis Zarin sambil menatap tajam ke arah sang ayah.

"Ambil lah putriku, Tuan Andreas jika kau menginginkannya, dan aku berharap setelah itu semua hutang pajak ku padamu dianggap lunas." Ucap Rony sekali lagi yang berusaha menawarkan putrinya pada Andreas.

"Aku memang menginginkan anakmu, tapi ini tidak berarti semua hutang mu lunas begitu saja, kau masih harus membayar sisanya atau aku akan menghancurkan semua usaha dan membuatmu jatuh terpuruk, Tuan Pecundaang!" Andreas lantas tersenyum penuh arti ke arah Zarin yang masih berada di samping sang ibu--Karin.

Pria paruh baya itu hanya mengangguk patuh pada ucapan Andreas, kini bahkan ia seolah bisa bernafas lega akhirnya ia tidak terlalu terbebani dengan hutang pajaknya lagi, karena ia tinggal membayar separuhnya saja.

"Bawa gadis itu sekarang!" Titah Andreas pada Ricard dan anak buahnya yang lain.

Patuh, mereka pun akhirnya menarik dan membawa paksa Zarin untuk ikut dengan Andreas.

"Lepaskan! Tolong lepaskan aku! Aku tidak mau ikut dengan kalian!" Pinta Zarin.

Zarin terus meronta dan berusaha melepaskan cengkeraman dua orang pria yang kini secara paksa, bahkan dengan kasar membawa tubuhnya semakin menjauh dari keluarganya.

"Lepas!!"

Tangisnya pecah begitu saja sambil diiringi kalimat-kalimat permohonan pada sang ayah agar tidak melakukan hal gila ini.

Begitu juga dengan Karin, wanita itu juga terus berusaha mencoba menyelamatkan dan mengambil putrinya kembali, hingga tak berselang lama akhirnya usahanya itu ternyata sia-sia.

"Tolong jangan bawa anakku! Tolong jangan!" Pinta Karin sekali lagi, namun tetap saja, baik Andreas dan anak buahnya tidak menggubris wanita paruh baya itu.

Rony lantas menarik lengan istrinya dengan paksa dan mencegahnya agar tidak bertindak semakin bodoh.

"Karin! Sudah cukup, biarkan mereka membawa Zarin. Lagi pula dia akan baik-baik saja, bahkan aku yakin jika nanti Zarin menikah dengan Andreas kita akan mendapatkan harta yang berlimpah dari keturunan Zarin!" Ucap Rony tanpa rasa bersalah sedikit pun.

"Kamu benar-benar sudah gila! Dibutakan harta! Zarin anakmu sendiri, anak kandungmu! Dasar brengs*k!" Balas Karin dengan penuh amarah.

Plak!!

Sebuah tamparan keras lagi-lagi harus mendarat di wajah Karin untuk kedua kalinya.

"Dasar wanita tidak tahu diri! Aku gila harta karena memang semua harta ku sudah habis karena dulu aku harus memungutmu dari tempat sampah! Apa kau tidak sadar siapa kau ini sebenernya, Karin! Hanya wanita malam yang kebetulan membuatku tertarik dan mengandung Zarin waktu itu!" Ujar Rony.

"Lagi pula, aku juga tidak tahu yang sebenarnya apakah Zarin itu adalah anakku seutuhnya atau bukan! Bisa saja dia bukan darah dagingku!" Imbuh Rony yang kini kembali mengungkit masalalu kelam Karin.

Wanita itu hanya terdiam, tidak ada lagi bantahan sedikitpun pada ucapan suaminya yang terdengar menyakitkan itu, karena kenyataannya memang seperti itu.

***

Di sisi lain, kini Zarin berada di dalam mobil bersama dengan Andreas dan juga Ricard yang berada di belakang kemudi.

"Kenapa kau membawa ku! Dari pada kau memperk*sa ku atau menjualku, lebih baik kau bunuh saja aku!" Desis Zarin sambil berderai air mata.

Namun bukan jawaban yang didengar Zarin dari bibir Andreas, melainkan sebuah kekehan renyah dari pria itu yang cukup membuat kedua alisnya saling bertautan.

"Menjualmu? Atau memperk*sa mu? Sepertinya idemu bagus juga manis."

*Hah, a-apa! Ja-jadi kau benar-benar akan melakukannya padaku? Tidak, tidak! Bunuh saja aku!!"

*

*

*

Terpopuler

Comments

Noor Sukabumi

Noor Sukabumi

km g bisa diem p Zarin andreas udah diem km yg buka suara gmn low km bnr2 dijual dasarnya cewek low g bawel tuh g tenang🤭🤭🤭

2023-06-03

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!