Bab 5. Membayangkan Milikku yang Memabukkan!

Sumpah demi apapun Zarin kini merasa ketakutan setengah mati, apalagi melihat mimik wajah Andreas bak singa yang haus betina di musim kawin.

Sebenarnya ia memang tipe wanita yang suka berpakaian terbuka dan selama ini suka dengan gemerlap kehidupan malam.

Bahkan ia juga mempunyai kekasih bernama Christian yang merupakan salah satu pemilik bar di kotanya.

Namun sungguh berani bertaruh apapun, meski Zarin selalu hidup di gemerlap malam namun ia selalu menjaga kesuciannya, ia bahkan juga sama sekali belum pernah melakukan hubungan int*m dengan kekasihnya, meskipun Chris begitu dia lebih akrab disapa, beberapa kali mengajaknya bahkan memaksanya.

Bagi Zarin, mahkota terbesar dan yang paling berharga seorang wanita adalah keperawanan. Maka dari itu ia betul-betul menjaganya untuk suaminya nanti setelah menikah.

"Kau mau apa! Menjauh atau aku akan bertindak kasar padamu, Tuan!" Ucap Zarin yang kini melangkah semakin mundur, mundur dan mundur.

Namun Andreas seolah tak menggubris ucapan sekaligus ancaman Zarin itu, ia malah menarik sudut bibirnya dengan sinis dan tentu saja hal itu semakin membuat wanita yang kini berada di hadapannya semakin merinding ketakutan.

"Tuan! Aku mohon jangan seperti ini! Tolong jangan!" Sahut Zarin sekali lagi yang berusaha memohon ampun pada Andreas, karena kini ia tidak bisa lagi menghindar karena tubuhnya sudah berada tepat di dinding.

Andreas lantas semakin mendekat bahkan semakin mengikis jarak hingga akhirnya nafas keduanya kini saling beradu menyapu wajah satu sama lain, kedua tangannya mulai menempel tepat di dinding yang ada dibelakang Zarin.

"Bukan kah kamu sendiri yang menginginkannya? Bukan kah tadi kamu yang memberiku ide untuk mencicipi tubuhmu, Nona?" Suara berat itu semakin membuat jantung Zarin terasa berdebar hebat saat ini.

Hingga hanya dalam hitungan detik, Andreas semakin mendekatkan wajahnya ke arah wajah Zarin dan tentu saja adegan itu membuat wanita itu dengan reflek langsung menutup kedua matanya.

Namun apa yang dipikirkan Zarin ternyata salah, semua benar-benar diluar dugaan.

Bukannya mencium atau melakukan hal-hal yang tidak-tidak pada wanita dihadapannya, namun Andreas malah meniup wajah wanita itu dengan lembut, hingga akhirnya membuat kedua mata Zarin terbuka lebar dan tatapan keduanya kini saling bertemu satu sama lain.

Deg!

Sial! Kenapa tatapannya tampak berbeda dan membuatku merasa aneh!

Melihat wajah tampan Andreas dari dekat, bahkan hanya berjarak beberapa centimeter dari wajahnya membuat jantungnya semakin berdeguh kencang bahkan kini seakan hampir melompat dari tempatnya.

Ah gila! Tatapan pria ini sungguh membuatku terpukau! Ah tidak tidak Zarin, apa yang kamu pikirkan ini, dia pasti lelaki brengs*k, bahkan ia hampir melecehkan mu barusan!

"Ha..ha..ha.. Jangan terlalu percaya diri Nona, aku tidak akan pernah menyentuhmu sebelum kamu resmi menjadi istriku!" Ucap Andreas yang tiba-tiba saja memecah keheningan diantara keduanya.

"Istri! Tidak! Aku sudah punya pacar, aku tidak mau menikah dengan mu brengs*k!" Balas Zarin sambil mendorong tubuh Andreas dengan keras, namun sayangnya kekuatan Zarin tidak cukup kuat untuk membuat tubuh pria dihadapannya goyah.

Dengan sigap Andreas malah meraih pergelangan tangan Zarin dengan cengkeraman yang cukup kuat dan kemudian menempelkannya di dinding hingga tubuhnya kini menghimpit tubuh wanita itu.

Kini Andreas mulai merasakan sesuatu yang sudah tidak familiar untuknya yang menempel tepat di dada bidangnya itu, bahkan karena memang milik Zarin yang berukuran besar membuat adrenalin Andreas semakin terpacu, hingga hampir membuat adik kecilnya yang berada di bawah sana terbangun.

Tidak mau semakin hanyut dalam buai hawa napsu itu, Andreas dengan cepat langsung melepaskan tangan Zarin dengan kasar dan melangkah pergi untuk keluar dari kamar itu.

"Hei kau! Kita perlu bicara! Aku tidak mau menikah dengan mu. Titik! Jangan pernah memaksaku atau aku akan bertindak nekat nantinya." Teriak Zarin.

Namun sayangnya, Andreas tidak mau terlalu menggubris wanita itu, ia memilih untuk meraih jasnya dan kemudian melangkah keluar dari kamar tersebut.

"Apa kamu benar-benar tuli, hm! Aku bilang aku akan bertindak nekat jika kamu tetap bersikukuh untuk menikahi ku! Aku akan bunuh diri!" Imbuh Zarin sekali lagi dengan penuh amarah yang menggebu-gebu.

"Lakukan saja. Aku tidak akan menghalangi mu, Nona." Balas Andreas singkat sambil kemudian menutup pintu kamar itu dan bahkan menguncinya dari luar agar Zarin tidak bisa kabur.

Tapi meskipun Zarin dapat keluar dari kamar itu, ia tetap tidak akan pernah bisa lepas dan keluar dari mansionnya karena memang penjagaannya yang super ketat.

"Sial! Dasar laki-laki sialan!" Umpat Zarin kesal.

Wanita itu lantas berlari ke arah pintu kamarnya dan berusaha membukanya sambil menggedor-gedor benda pipih penghalang itu.

"Dasar brengs*k! Kenapa harus mengunci ku! Keluarkan aku dari sini! Kembalikan aku ke orangtua ku, dasar laki-laki sialan!" Umpat Zarin sekali lagi.

Sumpah demi apa kini ia mulai merasa putus asa karena saat ia menoleh ke belakang ia mendapati jendela itu juga terkunci rapat bahkan di lapisi dengan tralis besi yang tidak bisa ia lewati.

"Buka pintunya! Tolong buka! Aku tidak mau menikah dengan mu, keluarkan aku dari sini! Aku berjanji akan memberikan mu apapun, tapi tidak untuk menikah dan keluarkan aku dari sini, aku mohon!" Ucap Zarin untuk kesekian kalinya.

Kali ini ia tidak lagi mengumpat kesal, karena ia mulai berpikir jika ia bersikap tidak baok pada pria itu, sudah dipastikan Andreas juga tidak akan pernah menggubrisnya.

"Buka!"

"Buka!"

Zarin terus berteriak meminta bahkan memohon pada Andreas agar mau membukakan pintu dan membebaskan dirinya, namun sejak tadi tidak ada suara pria itu sama sekali dari balik pintu itu.

"Apa jangan-jangan dia sudah pergi? Sial! Aku harus memikirkan cara agar bisa keluar dari sini! Aku tidak mau menikah dengan pria brengs*k itu, meskipun wajahnya memang tampan dan tubuhnya yang cukup sexy." Ucap Zarin cukup gamblang pada dirinya sendiri.

Tanpa Zarin sadari, sejak tadi Andreas masih berdiri dibalik pintu itu sambil terus mendengarkan umpatan kesal Zarin, bahkan ia juga mendengar apa yang baru saja wanita itu katakan, termasuk memuji dirinya.

Andreas hanya menarik sudut bibirnya mendengarkan ucapan Zarin yang tampak lucu baginya itu.

"Maaf bos, sepertinya salah satu partner bisnis kita mulai berkhianat, dia_"

Ssstttt...

"Jangan di sini, ke ruanganku saja!" Sahut Andreas yang tiba-tiba saja memotong pembicaraan Ricard yang baru saja datang dan cukup membuatnya kaget.

Patuh, Ricard hanya mengangguk dan kemudian mengikuti langkah sang bos untuk menuju ke ruang kerjanya yang juga terletak di lantai dua.

Ricard hanya bisa geleng-geleng kepala melihat bosnya sejak tadi seperti menahan senyum sejak berada di depan pintu kamar itu.

Sesekali Ricard menoleh ke arah pintu kamar yang tertutup rapat itu, ia tahu jika wanita tawanan bosnya ada di dalam sana, tapi sayangnya ia tidak tahu apa yang bosnya telah lakukan pada wanita itu tadi mengingat bosnya merupakan pria casanova yang suka berganti-ganti wanita, apalagi jika dilihat sekilas bagian dada wanita itu nampak cukup besar dan sudah dipastikan dapat membuat bosnya tertarik.

"Kenapa? Mau masuk ke sana juga, hm!"

"Ti-tidak Bos, sa-saya hanya melihat pintu itu saja. Kenapa wanita itu tidak bersuara apa jangan-jangan dia..."

"Dia sedang membayangkan milikku yang memabukkan dan berhasil membuatnya tidak bisa berjalan! Sudah, kenapa harus mengurusnya! Tidak penting!"

Hah!

*

*

*

Terpopuler

Comments

Noor Sukabumi

Noor Sukabumi

dasarnya andreas ngapa2in juga enggak gmn Zarin mau mikirin punyamu ngadi2 j km tuh andreas tuh liat Ricard mp melongo gitu saking kagetnya😆😆

2023-06-03

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!