"Boss, orang itu lagi-lagi tidak mau membayar pajak pada kita dengan berbagai alasan, padahal saya sudah menagihnya beberapa kali dan memberikan sedikit ancaman." Ucap Ricard, ia adalah salah satu bawahan Andreas yang merupakan orang yang paling dipercaya.
Brak!
"Sial! Kita datangi pecundaang itu sekarang! Dasar tidak tahu diuntung! Jika perlu kita habisi saja nanti, tidak ada belas kasihan untuk orang-orang seperti mereka ini!" Balas Andreas sambil beranjak dari tempat duduknya dengan penuh amarah.
Baru amarahnya pada Laura mulai mereda, kini malah ada lagi masalah baru yang membuat amarahnya kembali terpancing, dan bahkan kembali memuncak.
Tidak mau membuang-buang waktu lagi, Andreas segera beranjak pergi ke tempat yang dimaksud diiringi dengan Ricard yang selalu mengekor tepat di belakang bosnya itu.
Bagi Andreas, tidak ada belas kasihan pada orang lain, apalagi orang yang tidak mau membayar pajak dengannya.
Ya, Andreas merupakan salah satu orang yang disegani di kota itu, ia bisa dikatakan seorang mafia kejam yang menggeluti berbagai bisnis legal maupun ilegal.
Salah satu bisnisnya adalah membantu para petinggi-petinggi atau orang-orang dengan ekonomi menengah ke atas yang hendak menyelundupkan barang atau melindungi mereka saat melakukan transaksi ilegal, atau dengan kata lain ia juga menjual jasa perlindungan pada orang-orang itu, selain ia juga menjalankan berbagai bisnisnya.
Sebenarnya Andreas tidak sendirian menjalankan berbagai bisnis-bisnis itu, karena selama ini ia dibantu oleh Marco--adik kandungnya sendiri yang berusia 10 tahun lebih muda darinya.
Marco saat ini memang tidak sedang ada di sisi Andreas, melainkan sedang berada di Jepang untuk menyelesaikan sedikit masalah yang terjadi, dan tentu saja masih berkaitan dengan beberapa bisnis yang mereka jalankan.
Semua bisnis yang mereka jalankan selama ini juga merupakan warisan bisnis dari mendiang kedua orangtuanya yang sudah lama meninggal, akibat sebuah kecelakaan tragis yang disebabkan oleh rival bisnis mereka sendiri.
Gambaran kecelakaan tragis itu selalu terngiang di kepalanya dan menyisakan dendam yang mendalam hingga saat ini meskipun kejadian tersebut sudah terjadi 20 tahun silam.
Bahkan hingga sampai detik ini, Andreas dan juga Marco masih terus mencari siapa rival bisnis kedua orangtuanya. Karena sepeninggal orangtuanya, orang-orang kepercayaan keluarganya juga dibantai begitu saja oleh komplotan bersenjata yang mengakibatkan mereka semua tewas dengan cara tragis.
"Andreas! Kita harus bicara!" Teriak seorang wanita yang tiba-tiba saja datang dan kini berdiri tepat di depan mobil mewah berwarna merah yang sebenarnya juga merupakan miliknya.
Ya, siapa lagi jika bukan Laura, wanita yang selama beberapa bulan ini menjadi teman ranjangnya.
"Sial! Mau apa dia kemari!" Desis Andreas kesal.
Wanita berkaki jenjang dengan tubuh bak gitar spanyol itu pun melangkah mendekat ke arah Andreas, bahkan wanita itu tanpa rasa malu atau canggung sedikit pun dihadapan semua anak buah Andreas langsung memeluk tubuh pria itu dan bergelayut manja.
"Ra, lepas! Apa-apaan kamu ini, memalukan saja! Aku kan sudah bilang, aku tidak mau datang ke pesta itu, titik!" Tegas Andreas sambil berusaha menyingkirkan Laura dari tubuhnya.
Namun gadis itu seperti mempunyai tentakel yang seolah merekat ditubuhnya dan tidak bisa dilepaskan begitu saja.
"Kenapa harus malu, hm? Bukan kah kita selama ini memang..."
"Ra, cukup! Pergi dari sini atau aku akan bertindak kasar padamu!" Potong Andreas dengan tegas.
Sungguh, kali ini ia cukup muak dengan sikap wanita itu yang tidak memiliki rasa malu sedikitpun bahkan dihadapan banyak pria.
"Huh... Baiklah, kalau kamu memang tidak mau menemani ku ke pesta itu, nanti malam kamu harus menemaniku dan menginap di apartemen, titik! Atau aku akan terus menghantuimu!" Balas Laura sambil melepaskan rangkulannya dari tubuh Andreas.
Andreas nampak berdecih, sejujurnya ia mulai malas menanggapi Laura, apalagi sekarang permintaannya selalu aneh-aneh saja. Tapi apa boleh buat, dari pada wanita itu merusak wibawanya dihadapan semua anak buahnya lebih baik dengan terpaksa ia mengiyakan ucapannya.
Benar saja, wanita itu lantas pergi dengan kegirangan saat Andreas memilih untuk mengiyakan permintaannya yang aneh-aneh itu.
***
Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama karena harus membelah jalanan macet kota itu, kini Andreas dan Ricard telah sampai di sebuah rumah mewah besar, bahkan bisa disebut sebuah mansion milik keluarga Rony.
Brak!
"Dimana kau Rony!!" Suara berat Andreas terdengar menggema di mansion milik Rony.
"Keluar kau!" Teriaknya sekali lagi, bahkan ia tidak peduli dengan orang-orang bersenjata yang kini mulai mengepung keduanya di ruang tengah rumah tersebut.
"Keluar atau akan ku hancurkan rumah dan ku habisi semua keluargamu! Ini adalah peringatan terakhir untukmu, dasar manusia tidak tahu diuntung!"
Benar saja, gertakan Andreas lantas membuat Rony keluar dari sebuah ruangan dengan pakaian rumahan di dampingi oleh seorang wanita yang tidak lain adalah Karin--istrinya.
"Ma-maafkan saya Tuan Andreas, saya belum bisa membayar pajak itu pada Anda sekarang, Anda tahu sendiri beberapa hari yang lalu ada orang gila yang membakar salah satu gudang milik saya." Ucap Rony sambil setengah merunduk dihadapan Andreas.
Meskipun perawakan Rony sebenarnya lebih besar dari Andreas, namun pria itu tampak tidak berdaya dan bertekuk lutut pada seorang Andreas yang usiannya jauh lebih muda darinya.
"Sudah berapa kali kau menunggak pembayaran ini, hah! Bahkan sekarang kau juga tidak mau membayarnya! Memangnya kau pikir aku ini apa dasar sial!" Pekik Andreas.
Namun kini kedua netra Andreas nampak tertuju pada sebuah tato yang ada di lengan Rony. Gambar dari tato itu tampak sangat tidak asing baginya.
Sejenak pria bertubuh tegap berparas tampan itu mencoba mengingat dimana ia pernah melihat gambar tato tersebut.
Bingo!
Hanya dalam hitungan detik, Andreas akhirnya mulai teringat jika itu adalah gambar tato dari orang yang telah mencelakai mending kedua orangtuanya.
Dulu sekali, ia mendapat petunjuk itu dari Tuan Samuel, satu-satunya sahabat mendiang kedua orangtua Andreas.
Namun sayangnya ia tidak tahu betul siapa rival bisnis mereka, ia hanya teringat dengan gambar tato tersebut saat seorang pria dengan gelagat mencurigakan berada di tempat kejadian kecelakaan mendiang kedua orangtua Andreas, dan hanya petunjuk itulah yang bisa Tuan Samuel berikan pada Andreas untuk mencari siapa dalang dari kejadian mengenaskan itu.
Padahal sebenarnya Andreas sudah mengenal Rony sejak beberapa tahun terakhir, namun ia sama sekali belum pernah melihat gambar tato itu di tubuh Rony, dan detik ini untuk pertama kalinya ia melihat dengan kedua mata kepalanya sendiri bukti dari sebuah awal balas dendamnya.
Meski tidak ada petunjuk lain selain gambar tato itu, Andreas sangat yakin jika Rony adalah pelakunya, karena usia Rony yang memang sepertinya tidak berbeda jauh dari mendiang kedua orangtuanya.
Apalagi Rony juga memiliki beberapa usaha yang setelah ia mengingatkan kembali itu merupakan salah satu usaha rival bisnis mendiang kedua orangtuanya.
Andreas lantas tersenyum simpul ke arah Rony dan berniat untuk membalaskan dendamnya pada pria itu, namun bukan Andreas namanya jika ia tidak memiliki cara yang licik untuk melakukan balas dendam.
"Beri Saya waktu Tuan untuk membayarnya. Saya mohon." Pinta Rony sambil melangkah semakin mendekat ke arah Andreas.
Namun tiba-tiba saja beberapa anak buah Andreas, ah bukan beberapa lagi melainkan anak buah Andreas dengan jumlah yang cukup banyak tiba-tiba saja datang mengepung mansion Rony sambil menodongkan senjata mereka.
Andreas tersenyum sinis ke arah Rony sambil melangkah mendekat hingga mengikis jarak diantara keduanya.
"Kau lihat, bahkan jika kau tidak bisa membayarnya saat ini juga, akan ku pastikan kepalamu yang akan menjadi taruhannya, Tuan Pecundaang!" Ucap Andreas sambil terkekeh jahat.
"Pa, bayar saja sekarang dengan benda-benda berharga yang masih tersisa. Jangan sampai kita celaka." Ucap Karin yang mulai ketakutan dengan gertakan sekaligus ancaman Andreas dan anak buahnya.
"Ada apa ini? Siapa kalian!"
Belum sempat Rony menjawab ucapan istrinya, namun tiba-tiba seorang gadis cantik dengan perawakan tinggi dan pahatan tubuh yang begitu indah masuk, dan bahkan melangkah mendekat ke arah Andreas tanpa rasa takut.
"Zarin..." Ucap lirih Karin yang semakin ketakutan karena putrinya tiba-tiba saja pulang disaat yang tidak tepat.
Kini kedua mata Andreas nampak tertegun melihat ke arah Zarin, parasnya yang cantik dan penuh pesona seolah mampu mengalihkan perhatiannya begitu saja.
"Siapa kau!! Apa yang kalian lakukan pada orangtua ku!" Desis Zarin dengan kedua mata yang semakin membola melihat ke arah Andreas tanpa rasa takut.
Orangtua? Jadi dia adalah anaknya Rony? Hmm, baiklah sepertinya balas dendam akan segera dimulai.
"Zarin... Masuklah ke kamarmu!" Desis Rony yang mencoba memperingatkan putrinya.
Namun Zarin adalah sosok yang keras kepala dan tidak takut apapun, ia juga tidak bisa begitu saja meninggalkan kedua orangtuanya dalam bahaya, apalagi kini kakak laki-lakinya sedang tidak ada di rumah untuk melindungi kedua orangtuanya.
"Tidak Dad! Aku harus tetap disini melindungi kalian!" Ucap Zarin.
"Wah wah wah pahlawan sepertinya, melindungi ya? Baiklah Tuan Pecundang, aku akan memberikan mu pengampunan pajak tapi dengan satu syarat." Urai Andreas sambil melirik ke arah Kayla diiringi dengan senyum sinis.
"Sya-syarat? Syarat apa?"
*
*
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Noor Sukabumi
syaratnya Zarin harus jd istri andreas beuuuh mkn seru j nih Baru 2 bab
2023-06-03
2