"Udah ka, teman-teman aku liat tuh kan tadi," ucap Michel sembari menutup mulut nya untuk menghindari suapan dari Adelio.
"Ck, gausah peduli in mereka. Buka mulut nya, ini masih banyak, jangan buang-buang makanan, gak baik," omel Adelio mengarahkan sendok nya.
Michel akhirnya mengalah karena percuma saja berdebat dengan pria yang keras kepala itu.
Bergantian Adelio dan Michel menyantap makanan dari sendok yang sama.
Awal nya Michel tentu saja protes dan juga menolak, namun seperti biasanya Adelio tidak mendengar kan bantahan dari nya sama sekali.
Selesai dengan acara makan nya, Adelio memberikan minuman untuk Michel yang segera diteguk oleh gadis itu dengan cepat.
"Makasih Ka," balas Michel.
"Kenapa kak?" tanya Michel menatap Adelio.
"Kenapa apanya? yang jelas kalo ngomong tuh," Adelio mengernyit tidak mengerti akan pertanyaan dari Michel.
"Kenapa kaka baik sama aku, kenapa Kaka Haris lakuin ini semua. Kaka mau apa dari aku?" tanya Michel mengeluarkan unek-unek nya.
Michel sungguh tak dapat menahan rasa penasaran yang ada dalam diri nya selama ini.
Tujuan dari pria itu memperhatikan nya seperti ini secara tiba-tiba. Sedangkan di sekolah ini dia sama sekali tidak di perduli kan oleh yang lainnya kecuali sahabat nya.
Michel juga kerap menjadi bahan omongan dan bullyian hanya karena dia adalah anak beasiswa yang tidak mampir di sini. Padahal tak tahu saja mereka siapa Michel sebenar nya.
"Mau tau?"
"Iya," balas Michel dengan tatapan serius.
"Karena aku suka padamu, so simple, apa itu sudah menjawab semua pertanyaan yang ada di otakmu sekarang?" tanya Adelio dengan santai.
Michel melotot kecil. " Suka? sama aku? really? Kaka suka aku dari mana nya?" tanya Michel tidak percaya.
Baru kali ini dia mendengarkan perasaan orang lain tehadap nya. Dia tidak tahu hal itu bohong atau tidak.
"Aku tidak punya alasan, aku hanya menyukai mu," ucap Adelio.
"Jadi, tolong berikan aku kesempatan untuk menujuk kan perasaan ku padamu, jangan menolak nya," ucap Adelio dengan pandangan lurus menatap ke arah Michel.
"Aku tidak tau Kaka benar atau enggak, tapi aku berterima kasih karena Kaka menyukai ku, tapi aku belum memiliki perasaan yang sama karena kita masih baru mengenal," jelas Michel.
"Aku mengerti jika kamu masih ragu padaku Michel, hanya dengan memberikan kesempatan untuk ku aku sudah merasa senang," ucap Adelio
"Tapi, apa Kaka tidak malu bersama dengan ku. aku anak beasiswa dan aku tidak sekaya orang-orang Disni. Kau tidak memiliki apapun," lirih Michel takut pria itu akan diejek oleh orang-orang di sekolah ini.
"Aku tidak perduli dengan hal itu, mau punya uang ataupun tidak aku sama sekali tidak masalah. Lagipula jika nanti kita sudah bersama, uangku kan akan menjadi uang mu juga," balas Adelio tersenyum kecil.
"Pede sekali," ucap Michel namun ikut tersenyum kecil. Michel sempat terpesona dengan senyuman Adelio. Pria itu ternyata sangat manis dan tampan saat tersenyum apalagi karena Adelio memiliki lesung pipi.
"Kaka manis jika tersenyum," ucap Michel tanpa sadar.
Adelio dibuat salah tingkah hanya karena Michel mengatakan hal itu, pipi nya menjadi panas dan memerah sekarang.
"Wajah ka Adelio kenapa menjadi merah begitu ka?" tanya Michel saat melihat perubahan dari wajah Adelio.
Adelio berdehem sedikit untuk menetralkan kondisi wajah nya dan kini menjadi berekspresi datar.
"Tidak ada apa-apa, sudah sana pergi ke kelas mu. Ingat nanti aku akan menjemputmu ke kelas mu," ucap Adelio pada akhirnya.
"Iya, sekali lagi terimakasih ka," ucap Michel lalu berjalan keluar dari kelas.
"Eh, kak Bian ada disini?" tanya Michel saat melihat Bian tengah berdiri di bersandar di dinding sambil mengantungi tangan nya di saku celana sekolah nya.
"Hem, kalian sudah selesai? aku seperti orang bego saja disini," keluh Bian
"Loh, emang nya, ka Bian ngapain hanya berdiri disini saja," bingung Michel.
"Tanyakan itu pada pria yang di samping mu," Bian melirik sinis ke arah Adelio yang sudah berada di belakang Michel sekarang.
"Apa?" tanya nya dengan santai tanpa merasa berdosa sama sekali.
Bian mendengus kesal lalu berlalu dari sana. Mengomel kecil karena Adelio menyuruh nya untuk menjaga pintu UKS agar tidak ada yang menganggu keduanya.
"Apa kau akan berdiri di sana?" ucap Adelio mnyadarkan Michel.
"Eh iya, kau duluan kak," pamit Michel meninggalkan Adelio.
Adelio tersenyum tipis sembari melihat kepergian Michel.
Ternyata mudah sekali untuk mendapatkan lampu hijau dari gadis itu.
Padahal Adelio masih hanya mengatakan jika dia suka pada Michel..
"Hem, seperti nya dia kan sangat mudah untuk ditaklukkan," ucap Adelio tersenyum miring.
Michel dengan cepat berlalu untuk menuju ke kelas nya. Dia tak ingin telat masuk karena sekarang jadwal dari guru yang cukup killer.
Terlambat masuk 5 menit saja, tidak akan di perbolehkan masuk ke dalam kelas. Michel tidak ingin menyia-nyiakan kelas nya hari ini.
Dia sudah membayar mahal, dan dia tak ingin orang tua nya marah jika nilai nya menjadi turun nanti.
"Heh Lo, sini Lo ikut kita," ucap Fiara menarik tangan Michel dengan cukup kuat.
"Apa-apaan sih kalian, lepasin gak," titah Michel tidak terima dan mencoba memberontak.
"Nan, pegangin tangan nya, nih anak berisik banget sih," ucap Fiara yang langsung dilakukan oleh Nanda.
Ternyata mereka membawa Michel ke toilet wanita.
Sesampai nya di sana, Fiara langsung mendorong Michel dengan cukup kuat ke arah dinding toilet sehingga menimbulkan bunyi.
"Shhh," ringis Michel menyentuh punggung nya yang terasa nyeri karena dorongan Fiara cukup keras.
"Kalian ada masalah apalagi sama aku hah!" ucap Michel sedikit berteriak.
"Angel, tutup pintu nya," ucap Fiara pada teman nya itu.
"Lo udah berani ya bentak-bentak gue sekarang, mentang-mentang Lo lagi dekat sama Adelio,iya!!"
"Adelio itu punya gue tau gak, gue gak bakal ijinin lo dekat-dekat sama cowo gue," tegas Fiara.
"Hahah cowo Lo? emang nya ka Adelio mau sama modelan kayak Lo, emang pernah dia melirik Lo, kasian banget sih Lo cuma halu doang," kekeh Michel dengan tatapan mengejek.
Nanda yang mendengar perkataan jujur dari Michel menahan tawa nya dan hal itu ditangkap oleh mata Fiara.
"Ko Lo ketawa si Nan," bentak Fiara yang membuat Nanda menjadi diam kembali.
Karena kesal, Fiara langsung mengambil gayung dan menyiram Michel dengan brutal hingga baju Michel menjadi basah kuyup.
Bahkan kini dalaman Michel Majdi tercetak sangat jelas.
"Rasain Lo," ucap Fiara tertawa sinis.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments