part 3

"Aduhh panas banget," keluh Michel. Sungguh kepala nya sangat sakit karena panas matahari yang begitu menusuk.

Bahkan tangan nya juga memerah karena terkena paparan dari sinar matahari.

"Oii, anak beasiswa," tegur seorang pria yang dia kenal sebagai Kaka kelas nya.

"Aku?" tanya Michel sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Iya lah, emang ada orang lain disini," ucap Adelio ngegas.

"Ya santai aja dong ka, kan aku cuma nanya," ucap Michel sedikit kesal.

"Kau ikut denganku," ucap Adelio.

"Kemana? aku masih dihukum ka," seru Michel pada pria itu.

"Kau dihukum karena apa?"

"Tugas ku ketinggalan,"

"Dasar ceroboh," balas Adelio.

Karena tak melihat ada pergerakan dari Michel, Adelio akhirnya berinisiatif untuk menarik Michel agar ikut bersama nya.

"Ka, mau kemana ka, nanti hukuman ku akan ditambah," takut Michel.

"Gak akan, tenang aja. Aku yang akan mengurus nya," Adelio berujar dengan santai dan tetap berjalan tanpa memperdulikan protesan yang di keluarkan oleh Michel Kepadanya.

Hingga mereka akhirnya sampai di UKS, Michel tentu saja mengernyit kan kepala nya.

Untuk apa Kaka kelas nya itu membawa nya kemari. Siapa yang sedang sakit.

"Kaka sakit yah?" tanya Michel pada Adelio.

"Bukan aku, tapi kau," ucap Adelio sembari mengarahkan Michel untuk duduk di brankar.

"Aku sama sekali tidak sakit," bantah Michel. Karena memang benar dia merasa baik-baik saja.

Adelio tidak menjawab, pria itu kini tengah sibuk dengan kegiatan nya.

Michel akhirnya diam saja dan memperhatikan apa yang sedang di lakukan oleh Adelio.

Setelah mendapat apa yang Adelio butuhkan, pria itu kini Manarik kursi dan duduk di samping Michel.

Adelio menarik pelan tangan Michel.

"Ini yang kau katakan baik-baik saja? lihatlah tangan mu sampai memerah dan kulit terbakar mu ini sangat menanggung mataku," jelas Adelio sambil mengompres tangan Michel dengan air dingin.

Michel menatap Adelio yang begitu perlahan dalam mengompres tangan nya. Ini pertama kali nya dia berinteraksi dengan Adelio .

Biasanya dia hanya bisa melihat Adelio dari jauh saja, itupun tidak terlalu sering.

Dan lihatlah sekarang, pria yang terkenal di sekolah nya itu kini berada di samping nya tanpa pernah dia duga sama sekali.

Dan hal yang membuat Michel bingung adalah, untuk apa pria itu melakukan ini semua pada nya.

"Nah sudah," udah Adelio lalu kini memberikan krim pelembab kulit pada Michel.

"Oleskan ke tangan mu," Adelio memberikan krim tersebut pada Michel.

Michel menatap krim di tangan nya dengan kamar sedangkan Adelio menaikkan sebelas alis nya saat melihat Michel malah melamun.

"Hei, mengapa kau menjadi melamun begitu? kau mau aku yang mengoleskan nya untuk mu?" tanya Adelio hendak merebut krim tersebut.

Namun, belum sempat krim itu berpindah ke tangan nya, Michel langsung menarik nya.

"Tidak perlu ka, aku bisa sendiri. Terima kasih," ucap Michel.

"Hmm," gumam Adelio.

"Kau pulang dengan siapa?" tanya Adelio.

"Em sendiri ka, biasa nya naik angkot," ucap Michel melirik sekilas ke arah Adelio.

"Pulang bersama ku, aku akan menunggu mu di kelasmu nanti," ucap Adelio yang membuat Michel terkejut.

"Eh, tidak usah ka, aku bisa sendiri," ucap Michel.

"Aku sedang tidak menanyakan pendapat mu, aku tunggu nanti," ucap Adelio langsung berdiri dan meninggal kan Michel.

Adelio berhenti sejenak dan menoleh ke arah Michel saat akan mengatakan suatu hal yang belum dia katakan.

"Satu lagi, kau masuk kelas pas jam berikut nya saja, jangan khawatir jika akan dimarahi nanti," ucap Adelio lalu keluar dari sana.

"Kenapa dia baik sama aku ya, untuk apa dia melakukan itu," pikir Michel.

Michel pusing memikirkan nya, alhasil gadis itu membaringkan diri nya di brankar dan menutup gorden nya.

"Terserah lah, kepala ku pusing," ucap Michel memejamkan mata nya.

***

"Ck, ini si Michel kemana sih, di lapangan udah ga ada tuh anak, di kantin juga gak ada," ucap Delima menyerocos.

"Telepon deh Yu," ucap Delima lagi.

"Gak diangkat - angkat dari tadi, gak tau deh tuh anak kemana. Udah kita makan duluan aja deh," sahut Ayu karena dia memang sudah lapar.

"Kamu masa gitu sih Yu, kita barengan lah sama Michel," ucap Delima pada Ayu yang langsung menyerah begitu saja.

"Aku lapar Del, nanti juga Michel kalo lapar pasti ke kantin juga kan, Udahlah dia udah gede juga toh ," ucap Ayu yang langsung masuk ke dalam kantin.

Delima mengangguk kecil dan akhirnya mengikuti Ayu karena sejujurnya perut nya juga sudah lapar, apalagi pelajaran hari ini benar-benar benar-benar menguras otak.

Setelah selesai dengan acara makan mereka, keduanya tak kunjung melihat kedatangan Michel.

"Mana sih si Michel, biasanya kalo udah istirahat begini, dia malah yang paling gercep kalo urusan ke kantin," ucap Delima sambil mengelap mulut nya menggunakan tisu.

Ayu memikirkan hal yang sama, gadis itu juga tak ada mengabari sama sekali.

"Apa dia kenapa - napa yah Del, cuacanya panas lagi,"

Mereka teriak sebelum saling menatap satu sama lain.

"Kau memikirkan hal yang sama dengan ku?" ujar Ayu yang diangguki oleh Delima.

"UKS?" seru kedua nya bersamaan dan langsung saja berdiri dan menuju ke arah UKS.

"Michel pingsan kali Del," seru Ayu seraya mempercepat langkah nya.

Delima yang terlebih dahulu membuka pintu UKS.

Kedua nya hendak berteriak namun di urungkan oleh kedua nya saat mendapatkan tatapan yang begitu tajam dan menusuk ke arah mereka.

Delima dan Ayu tekekeh canggung.

"Eh Michel kamu disini rupanya, em kalian lanjutkan saja kegiatan kalian, maaf menggangu, dah Michel," seru Delima dengan cepat lalu keluar dan menutup pintu UKS dengan perlahan

"OMG, ka Adelio bareng sama Michel," pekik Ayu tertahan.

"Gila, mana suap-suapan lagi, si Michel parah banget sih, masa gak kasih tua kita kalo dia lagi dekat sama most wanted sekolah ini," ucap Delima menggebu-gebu.

"Nanti kita harus introgasi Michel pokok nya,"

"Sedang apa kalian di sana?" ucap Bian sambil berjalan dengan memakan cemilan yang ada di tangan nya.

"Eh ka Bian, em tidak ada ka," ucap Ayu langsung menarik tangan Delima.

"Ish pelan-pelan Ayu, kenapa sih, muka mu jadi merah kayak tomat begitu," ucap Delima sambil melepaskan tarikan Ayu pada tangan nya.

Ayu berdehem pelan untuk menutupi kegugupan nya.

"Apa? orang gak ada kok," ucap nya mengelak

"Dih, kamu pikir aku ini bodoh apa? aku melihat wajah mu langsung memerah dan begitu gugup hanya karena bertemu dengan ka Bian," ucap Delima dengan tatapan yang menyelidik.

"Seperti nya ada dua orang gadis yang harus aku interogasi hari ini," ucap Delima.

TBC

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!