part 5

Setelah puas melihat Michel basah, Fiara dan antek-antek nya pun langsung meninggalkan Michel yang masih dalam posisi yang sama.

Dia tak memiliki kesempatan untuk melawan karena dia tidak menduga Fiara akan langsung segera menyiram nya.

"Arghh, pintu nya di kunci," ucap Michel.

Gadis itu merogoh kantong sekolah nya dan mencari benda pipih yang selalu di bawa nya kemanapun.

Untung saja ponsel milik nya adalah anti air, jika tidak entah bagaimana lagi sekarang.

Michel mencoba menghubungi Delima dan juga Ayu, namun tak satupun dari mereka yang mengangkat nya. Michel juga mengirimi pesan namun ternyata centang satu.

"Kayaknya guru udah masuk deh, makanya mereka udah gak pegang hp," ucap Michel.

"Aduh terus gimana sekarang. Sebenarnya aku udah muak banget sama semua ini sekarang." keluh Michel.

Seperti nya dia akan mengungkapkan jika dia bukanlah anak beasiswa ataupun seperti yang mereka sebut itu. Awal nya dia hanya ingin mencari teman saja dan dia sudah menemukan itu. Mereka adalah Delima dan Ayu yang masih mau berteman di saat tak ada seorang pun yang menginginkan Michel.

Michel menimang-nimang, apakah dia harus menghubungi orang yang sedang dalam pikiran nya sekarang. Nama kru tiba-tiba aja terlintas dalam otak nya .

"Aku gak akan tau, kalo aku gak coba," ucap Michel memberanikan diri untuk mengirim pesan pada Adelio.

Adelio memberikan nomor nya saat di UKS tadi.

Michel segera menutup ponsel nya sembari menunggu apakah Adelio membalas pesan nya.

"Lagian kenapa juga gak ada yang mau ketoilet sih sekarang," keluh Michel.

Tak lama Michel mendengar suara langkah kaki.

"Michel, kamu ada dimana?"

Michel tersenyum senang saat mendengar suara yang dia tunggu-tunggu. Ternyata Adelio benar-benar datang untuk nya.

"Aku disini ka," teriak Michel dari salah satu bilik kamar mandi.

Mendengar teriakan dari Michel, Adelio langsung bergegas ke sana.

"Pintu nya di kunci ka," ucap Michel memberitahu Adelio.

Adelio mencoba membuka dan memang benar ternyata pintu nya terkunci dari luar.

Lantas, Adelio langsung bergegas membuka pintu dan menemukan Michel yang tengah memeluk diri nya sendiri mungkin karena kedinginan.

Bibir gadis itu itu juga terlihat bergetar dan baju nya teramat basah. Bahkan Adelio bisa melihat warna dalaman yang dipakai oleh Michel.

Adelio menggeleng-gelengkan kepala nya saat pikiran kotor kini hinggap di ke palanya.

Untung saja dia membawa jaket nya saat gadis itu mengadu tengah dikunci di toilet wanita.

Adelio langsung saja memasang kan jaket milik nya ke pada Michel.

"Terimakasih ka," ucap Michel yang diangguki oleh Adelio.

"Kita pulang sekarang," ucap Adelio sembari menuntun Michel.

Untung saja jam pelajaran sudah masuk, jadi lorong sekolah sudah sepi. Michel tak ingin mereka yang melihat berpikiran buruk pada nya dan juga Adelio karena keluar dari kamar mandi wanita secara bersamaan.

"Tapi ka, jam pelajaran kan belum selesai," ucap Michel yang membuat Adelio memutar bola mata nya malas.

"Ck, kamu mau belajar dengan keadaan seperti ini? yaudah sana," kesal Adelio tidak habis pikir. Bisa-bisa nya Michel masih memikirkan hal itu.

"Aku kan cuma mau bilang aja," jawab Michel membela diri.

"Ck yang benar aja Michel, Lo mau ngeringin diri dulu apa gimana. Emang kamu bawa baju ganti? enggak kan cantik, terus kalo entar masuk ke kelas yang ada dalaman kamu bakal diliat sama cowok - cowok nakal," jelas Adelio panjang lebar.

Mendengar pernyataan Adelio, membuat Michel membuat jarak dengan Adelio.

"Berarti Kaka liat juga dong tadi," pekik Michel saat menyadari memang baju nya sendiri.

"Ya lihatlah, orang tembus pandang begitu. Warna item kan," ucap Adelio dengan enteng nya.

"Ish Kaka mesum," sinis Michel mempercepat langkah nya.

"Gapapa sayang, cuma Aku doang yang liat," ucap Adelio mengikuti langkah Michel.

"Aku gak denger," ucap Michel menghiraukan.

Adelio berlari kecil hingga bisa sampai pada Michel yang berjalan begitu cepat.

"Parkiran nya di sana Chel," ucap Adelio mengarahkan saat melihat Michel yang mengambil jalan yang salah.

"Tadi mau kesitu ko," ucap Michel mengelak jika dia salah karena tidak memperhatikan langkah nya kemana karena masih dengan Adelio.

"Lucu banget sih," gemas Adelio.

"Udah dong, jangan marah, entar aku beliin eskrim mau gak?" tanya Adelio saat mereka sudah sampai di parkiran.

"Enggak, makasih. Emang aku bisa di sogok pake eskrim apa," sungut Michel menggerutu kecil.

"Yakin gak mau?" tanya Adelio sekali lagi.

"Mau," balas Michel dengan suara kecil. Karena memang Michel memang menyukai eskrim, lumayan kan bisa dapat ekstrim gratis.

"Senyum dulu dong, itu muka nya sepet banget deh," ucap Adelio.

Michel menampilkan deretan gigi nya dengan tidak ikhlas.

"Senyum apaan kayak gitu, yang ikhlas dong," ucap Adelio kembali karena tidak puas.

"Nih, udah kan," ucap Michel, sedetik kemudian menepuk jidat nya karena melupakan barang bawaan nya.

"Eh tas aku masih di kelas," ucap Michel saat mengingat seakan ada yang kurang dan benar saja, dia melupakan tas nya.

"Tas? gampang, entar aku suruh Bian yang bawain," ucap Adelio tak memusingkan hal itu sama sekali.

Bian lantas langsung mengambil kunci dari tas nya. Pria itu membuka pintu mobil nya.

"Masuk Chel," suruh pria itu saat pintu depan penumpang telah di buka nya.

"Terimakasih ka," ucap Michel dengan tersenyum tulus.

"Sama-sama," ucap Adelio yang menutup pintu nya dengan pelan. Adelio langsung berlari kecil memutari mobil untuk duduk di kursi penumpang.

Memasangkan sealbet untuk diri nya dan juga Michel.

"Biar aku aja," ucap Adelio meraih sealbet nya dari tangan Michel.

Sungguh, jantung Michel berdegup kencang Sekarang. Posisi nya dengan Adelio begitu dekat sampai membuat Michel menahan nafas nya.

Ini pertama kali nya Michel berdekatan dengan lawan sejenis sampai sedekat ini.

Katakan lah bahwa Michel lemah hanya diperlakukan seperti ini saja dia melayang.

Hal ini masih teramat baru untuk diri nya. Michel masih terkejut dengan smua yang terjadi dengan cepat.

Michel hanya mencoba mengikuti alur nya saja sekarang, dia tidak tahu pasti bagaimana kedepan nya.

Katakan juga dia egois, ingin menikmati setiap detail perhatian yang di berikan oleh Adelio kepada nya. Karena Michel tak pernah mendapatkan nya sebelum nya baik dari orang tua nya juga.

Dia seperti gadis yang haus akan kehangatan dan juga kasih sayang.

Setelah selesai memasang sealbet, Adelio kembali ke posisi duduk nya dan mulai menjalankan mobil nya secara perlahan.

"Rumah kamu dimana?" tanya Adelio yang membuat Michel terdiam sejenak.

"HM?" tanya Adelio kembali saat tak mendengar jawaban dari Michel.

TBC

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!