Michel akhirnya sampai di kelas nya. Dia masuk ke kelas IPA 3 dan langsung menuju ke arah kursi nya.
Disana sudah ada teman nya yang sedang mengobrol. Kedua nya menoleh saat menyadari kedatangan Michel dengan wajah yang tertekuk seperti biasa.
"Udah gak usah ditanggepin apa yang mereka bilang, kita gak bisa membuat orang menyukai kita dan tak usah pikirkan pemikiran mereka tentang mu. Tanggapan mereka sangat lah tidak penting," ucap Delima pada Michel.
Ayu mengangguk," betul, tidak usah dengarkan. Anggap saja mereka hanya nyamuk," kekeh Ayu yang membuat Michel menjadi tersenyum.
"Terimakasih, kalian yang terbaik," ucap Michel.
"Yaelah, kayak sama siapa aja," ucap Ayu.
Tak lama guru yang akan mengajar di kelas mereka pun akhirnya masuk.
Guru fisika yang selalu memberikan banyak tugas di setiap pertemuan nya, membuat banyak siswa yang kurang menyukai nya namun ada juga siswa yang menyukai hal tersebut.
Michel merogoh tas nya untuk mengambil buku tugas nya, merasa bersyukur karena semalam dia sudah mengerjakan semua tugas nya disaat dia sedang malas berat semalam. Untung saja dia memaksakan diri nya. Jika tidak maka habislah dia sekarang.
Namun tidak sesuai yang diharapkan, buku yang dicari nya sama sekali tidak ada dalam tas nya. Berulang kali Michel mengobrak abrik isi tas nya namun nihil, buku nya tidak ada disana.
"Aaa, masa ketinggalan sih, aku udah capek-capek negerjain nya," ucap Michel yang ingin rasanya menangis.
"Mana Chel, kamu ngerjain kan?" tanya Ayu sembari menengadah kan tangan nya, karena kebetulan dari barisan mereka, Ayu lah yang mengumpulkan.
Michel menggeleng lesu, "aku gak bawa buku nya, kayaknya ketinggalan," balas Michel yang kini sudah pasrah.
"Yah kok bisa sih Chel, aduh gimana dong," ucap Ayu yang tidak tahu harus berbuat apa.
"Ayu, cepat bawakan kemari. Mengapa kau malah berdiri di sana," ucap Nadia asa murid nya itu.
"Ah iya maaf Bu," ucap Ayu yang kini meninggal kan meja milik Michel dan segera menyerah kan tugas mereka.
"Yah Chel, kayaknya kamu bakalan di hukum nih," bisik Delima sembari menatap Michel kasian.
"Yaudah lah mau gimana lagi," Michel tidak mungkin pulang ke rumah nya sekarang bukan.
Terlihat Bu Nadia menghitung jumlah buku di depan sana.
"Seperti nya ini kurang, ada yang tidak mengerjakan tugas?" tanya nya dengan tegas.
Michel menaikkan tangan nya, hanya dia saja yang tidak mengumpulkan tugas hari ini.
"Michel? tumben sekali kamu?" tanya Nadia.
"Maaf Bu, buku saya ketinggalan," ucap Michel.
"Bilang aja males ngerjain, atau gak ngerti, modal tampang doang sih," ketus salah satu gadis di sekitar Michel.
Delima melotot tidak terima saat teman nya dikatai seperti itu." Eh jangan asal ngomong dong, kalo gak tau apa-apa mending diem deh," sahut Delima.
"Suka-suka aku dong," balas nya dengan menyebalkan.
"Sudah-sudah, mengapa menjadi ribut seperti ini. Michel kamu sekarang ke lapangan dan berdiri di sana sampai jam pelajaran saya selesai mengerti! nanti saya akan memeriksa kesana," ucap Nadia.
"Tapi kan lagi panas banget Bu, kalo sampe pelajaran nya habis, kasian Michel Bu, beri keringanan aja Bu kan Michel baru kali ini gak negerjain tugas" tawar Ayu yang membuat Michel terharu.
Teman-teman nya itu sangat baik padanya, disaat seperti ini mereka selalu membantu dirinya.
"Gak bisa gitu dong, hukuman ya tetap hukuman, siapa suruh ninggalin buku," ucap siswi lain nya.
"Michel, kelapangan sekarang!" suruh Nadia yang pada akhirnya dilakukan oleh Michel.
Michel akhirnya pasrah saja dan mengikuti apa yang diperintahkan oleh guru nya tersebut daripada dia membantah dan malah mendapat hukuman tambahan.
Michel berjalan dengan lesu ke luar kelas nya, meruntuki dirinya sendiri karena dengan ceroboh meninggalkan buku nya, padahal dia sudah ingin Sampai menangis mengerjakan tugas nya semalam.
Michel merasa kesal karena dengan begitu, sia-sia sudah dirinya sampai garuk-garuk kepala kemarin.
"Aduh panas banget lagi cuaca nya," keluh Michel saat merasakan udara yang amat begitu panas hari ini.
Pemerintah juga sudah memperingatkan kepada warga bahwa cuaca akan agak ekstrim.
Michel baru berdiri beberapa menit di tengah lapangan tapi sudah merasa kepanasan dan bahkan sekarang keringat nya bercucuran hanya dalam beberapa menit itu saja.
Michel merogoh saku baju nya mencari tisu namun ternyata tidak ada.
"Aish seperti nya ketinggalan di kelas deh," gumam Michel.
Michel tidak yakin jika dirinya akan bisa bertahan untuk berjemur disini selama pelajaran fisika selesai, semoga saja dia tidak pingsan di sini.
"Bro liatin apa sih, serius amat," ucap Bian sembari menghirup nikotin yang sama dengan yang sedang dihirup oleh Adelio sekarang.
Adelio menoleh ke arah Bian yang baru saja datang dan menghampiri nya.
Adelio kembali mengarah kan pandangan nya ke tempat semula.
Pria itu menunjuk seseorang yang tengah berada di lapangan menggunakan dagu nya.
Bian menyipitkan mata nya dan menatap ke arah yang sedang di perhatikan oleh teman nya itu.
Kedua nya tengah membolos karena sedang tidak ingin mengikuti pelajaran kali ini.
"Oh itu mah si Michel," ucap Bian setelah melihat gadis yang tengah ditatap intens oleh Adelio.
"Michel, namanya bagus sama seperti orang nya yang juga cantik, kenal dari mana Lo? ucap Adelio.
Bian mengernyit kan kening nya saat melihat ada ketertarikan di mata Adelio.
"Tumben amat lu liat cewek sampe begitu nya," ucap Bian.
Baru kali ini dia melihat Adelio melihat tatapan itu, Bian tau sekali karena dia juga seorang lelaki .
"Hmm," dehem Adelio sembari tersenyum miring .
"Bro, kata gue jangan dia deh, dia tuh anak beasiswa dan dia sering banget di bully di sekolah ini. Kasian dia, hidup nya entar makin susah karena Lo," ucap Bian yang merasa kasihan jika gadis itu menjadi permainan untuk Adelio.
Melihat gadis itu seperti nya adalah gid baik-baik membuat Bian tidak tega karena dia mengingat Adik perempuan nya.
Dan wajar saja jika Adelio tidak tahu menahu tentang gadis itu, karena Adelio tidak terlalu suka ikut campur dengan urusan lain dan tidak memperhatikan sekitar.
Adelio menekan puntung rokok nya hingga mati lalu merapikan baju nya yang berantakan.
"Gue duluan," ucap Adelio.
"Mau kemana Lo?" teriak Bian yang tak dibalas oleh Adelio sama sekali.
"Ck dasar anak itu, kok bisa gue punya teman begitu," ucap Bian.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments