"Pagi ma, pagi yah!"
Sapa Bunga tersenyum cerah entah apa yang membuat Bunga bisa se-semangat itu.
"Pagi sayang!"
Jelita dan Aldi hanya saling tatap satu sama lain, putrinya memang ajaib. Baru semalam merajuk kini kembali bersikap biasa seolah tak terjadi apa-apa tadi malam.
Bahkan sarapannya juga sangat lahap dengan penampilan yang sudah sangat rapi tidak seperti kemarin.
"Bunga berangkat dulu ya!"
Bunga seperti biasa mencium punggung tangan Aldi dan Jelita sebelum berangkat sekolah.
Mang Sup sudah siap membukakan pintu untuk Bunga.
"Terimakasih mang Sup!"
Mang Supri hanya tersenyum saja terkadang mang Supri kesal juga dengan panggilan Bunga pasalnya Bunga memanggil seperti nama sayuran saja.
Tapi mang Supri hanya bisa apa nona muda mah bebas.
Bunga tersenyum-senyum sendiri sambil menikmati suasana pagi. Entah ada apa dengannya terlihat Bunga seperti gemas sekali.
Mang Supri hanya bisa diam saja membiarkan apapun yang di lakukan Bunga.
Senyuman Bunga seketika hilang ketika mobil yang membawanya sudah masuk kawasan sekolah.
Bunga turun tak lupa mengucapkan kata terimakasih pada mang Supri.
"Hay!"
Ucap Bunga melambaikan tangan pada Amira yang baru keluar dari mobilnya.
Amira memang selalu membawa mobil sendiri tidak seperti dirinya yang selalu di antar jemput atau Bunga pulang sendiri.
Bunga berlari kecil menghampiri Amira namun anehnya kenapa langkahnya tak maju-maju malah seolah diam di tempat.
Bagaimana Bunga bisa lari sedang tasnya Fatih pegang.
"Loe, selalu berlindung pada Amira sekarang loe tak akan lolos dari gue!"
Bisik Fatih membuat Bunga bergidik ngeri, Amira melotot melihat Fatih menyeret Bunga, sungguh Fatih benar-benar.
"Fatih lepaskan Bunga!"
Teriak Amira mengejar Bunga namun di hadang oleh dua teman Fatih yaitu Rangga dan Moreo.
"Minggir!"
"Sorry, jangan ikut campur!"
Bugh ...
Amira mendorong kuat Rangga hingga terjungkal. Amira menatap tajam Moreo yang sama-sama berwajah datar. Moreo memilih menyingkir saja dari pada kena amuk Amira.
Amira mengejar Fatih yang membawa Bunga, Fatih benar-benar keterlaluan.
"Kau selalu bersembunyi di balik Amira, kali ini kau tak akan lolos!"
Bunga ketakutan mendengar suara berat penuh ancaman dari Fatih. Mimpi apa semalam kenapa harus bertemu Fatih dalam keadaan seperti ini.
Brak ...
Amira menendang pintu ruang kelas mereka dengan kencang. Amira menatap Fatih tajam dengan tangan mengepal erat.
Srett ...
Amira menarik Bunga yang sedang berjongkok mengelap sepatu Fatih dengan tubuh gemetar. Pasalnya Bunga tak pernah sekalipun oleh keluarganya di perlakukan seperti itu.
Bunga anak yang selalu di sayang dan di manja. Walau kelakuannya bar-bar namun jika di perlakukan seperti itu membuat Bunga ketakutan.
"Kau keterlaluan, lihat saja akan ku pastikan Tante menghukum mu!"
Kesal Amira mendorong Fatih kencang sampai menubruk meja.
Fatih menatap tajam Amira kenapa selalu saja ikut campur urusannya.
"Kau ini kenapa tak melawan, cuci tangan mu!"
Gerutu Amira menarik Bunga ke toilet guna membersihkan tangannya.
"Mana bisa aku melawan, tatapannya saja membuatku takut!"
Ketus Bunga cemberut sambil mencuci kedua tangannya. Namun, Bunga merasa heran dengan ucapan Amira tadi.
Tante, maksudnya apa! apa Fatih dan Amira sedekat itu.
"Tadi kamu bilang Tante, maksudnya apa?"
Tanya Bunga penasaran membuat Amira terdiam dia keceplosan. Jika sudah begini maka Amira harus menceritakannya karena kalau tidak, Bunga sangat kepo sekali.
"Fatih adalah adik sepupu ku!"
"What!!"
Pekik Bunga terkejut bahkan matanya membulat sempurna.
Amira mengorek kupingnya karena gatal mendengar suara cempreng Bunga.
Bagaimana bisa Amira menyembunyikan semuanya dari dia. Padahal mereka sudah bersahabat cukup lama bahkan dari SMP dan sekarang Amira baru memberi tahunya. Pantas saja Fatih tak berani macam-macam dengan Amira nyatanya Amira kakak sepupu Fatih.
Sungguh, Amira benar-benar tega tak memberi tahunya.
"Empat tahun Ra, kita bersama kau baru memberi tahuku. Oh my good!!!"
"Sahabat macam apa kamu, tega benar!"
Gerutu Bunga membuat Amira hanya diam saja dengan wajah datarnya.
"Tahu gitu dari dulu aku tak akan jauh-jauh dari kamu. Ngeselin banget sih!"
"Berisik!!!"
Bentak seseorang membuat Bunga terdiam sedang Amira terlihat datar.
"Hey loe, punya mulut kaya beo saja bisa di jaga gak sih!"
Kesal Amelia salah satu murid terpopuler yang banyak di gilai laki-laki. Bukan hanya parasnya yang cantik, body nya juga seksi terutama anak dari pengusaha sukses.
"Hey, ini mulut-mulut gue apa masalahnya dengan loe!"
"Kau!"
Amira langsung melindungi Bunga dari serangan Amelia. Amelia hanya bisa menahan tangannya di udara karena tak berani melawan Amira.
Siapa yang tidak tahu Amira, gadis kaku dan dingin, cuek dengan keadaan tapi akan jadi singa jika mengusik dirinya atau Bunga.
Terutama Amelia gak bisa berbuat lebih karena Amira orang yang sangat di lindungi oleh Fatih orang yang Amelia suka.
"Kalian! awas ya!"
Geram Amelia berlalu begitu saja dengan teman-teman meninggalkan Bunga dan Amira.
"Gue gak takut, sini kalau loe berani!"
Tantang Bunga sok berani sambil memperagakan jurus silat membuat Amira hanya menggelengkan kepala saja.
Tingkah bar-bar kumat lagi, padahal Bunga sendiri merasa takut.
"Emang loe berani melawan ulat bulu itu!"
"Gak!"
He .. he ...
Bunga hanya bisa nyengir kuda sambil memperlihatkan deretan gigi putihnya yang di hiasi gigi gingsul membuat senyuman Bunga terlihat manis.
Huh ...
Amira menghela nafas kasar melihat tingkah Bunga.
Dengan kesal Amira meninggalkan Bunga begitu saja menuju kelasnya. Bunga berlari kecil mengejar Amira dengan tingkah absurd nya.
"Ra, tunggu dong woy!"
Teriak Bunga membuat Amira tersenyum jahil. Amira berlari membuat Bunga semakin kencang berlari mengejar Amira.
"Ra tungguin napa, tega benar!"
Hingga mereka berdua terlibat kejar mengejar sampai mereka masuk kedalam kelas.
Bunga menundukkan kepala karena takut melihat tatapan tajam Fatih.
Nafas Bunga dan Amira memburu dengan bahu naik turun.
"Kau ini larinya kenceng banget,"
"Kamu kaya keong!"
"Ra,"
"Hm,"
"Nanti anterin lagi ke swalayan ya?"
"No!"
"Please!"
"No!"
"Jahat banget sih, cuma sebentar!"
"Malas ah, telepon saja mang Sup-sup kamu sekalian makan!"
"Aisst, kau ini. Sama mang Sup gak asik!"
"Aku bilang gak mau ya gak mau titik!"
Bunga mengerucutkan bibirnya lucu sedang merajuk seperti itu terlihat menggemaskan sekali.
Padahal Bunga ingin mencari sesuatu berharap apa yang ia cari kali ini ketemu.
"Ra,"
"Berisik, pak Anwar sedang menjelaskan!"
Bisik Amira penuh tekanan karena sendari tadi Bunga terus saja menggangunya.
Bunga membuang muka benar-benar merajuk seperti anak pada ibunya. Sikap manja Bunga akan keluar jika apa yang ia inginkan tak tercapai.
Amira masa bodo saja tak peduli dengan rengekan Bunga. Amira sudah tahu tabiat Bunga seperti apa.
Kadang Amira heran kenapa punya teman seperti Bunga aneh bin ajaib.
Bersambung ...
Jangan lupa, Like, Hadiah, komen dan Vote Terimakasih ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments