Bab 2 Menjengkelkan

Bunga dengan santainya makan tanpa memperdulikan tatapan sang mama.

Bunga terus saja melahap makanannya dengan rakus seolah sedang kelaparan.

"Nak, pelan-pelan makannya!"

Tegur Aldi membuat Bunga mengangguk saja dengan mulut penuh nasi.

Aldi mengelus punggung sang istri agar tenang jangan marah-marah mulu.

Huh ...

Jelita menghela nafas berat lalu memulai makan bersama sang suami.

Bunga memang sangat banyak sekali makan namun anehnya perutnya tak pernah membuncit. Perutnya tetap langsing dan seksi saja.

Terkadang Jelita dan Aldi takut dengan cara makan sang anak membuat Bunga menjadi jumbo tapi nyatanya sebanyak apapun Bunga makan tak pernah menjadikan Bunga menjadi jumbo.

"Aissttt, mama menyuapi ayah mulu tapi Bunga gak di suapin!"

Protes Bunga sangat kesal mama dan ayah nya selalu saja terlihat romantis di depan dia.

"Makannya cari suami, biar bisa kaya mama,"

Pancing Jelita menggoda Bunga, Jelita tahu putrinya sangat sensitif jika membahas kata suami.

"Ya .. Ya nanti Bunga beli di swalayan!"

Para pelayan yang mendengar ucapan nona muda membekam mulutnya agar tawa mereka tak keluar. Sungguh Bunga memang ajaib, memangnya ada suami di jual di swalayan.

Jelita dan Aldi lagi-lagi menahan nafas mendengar ucapan putrinya. Ingin tertawa namun kesal dengan ucapan absurd sang putri.

"Lihat saja besok, Bunga akan cari suami. Bahkan lebih dari ayah!"

"Sudah ah, Bunga kenyang Bunga duluan ma, yah!"

Bunga pergi begitu saja menyisakan kedua orang tuanya yang di buat bengong. Sungguh entah sipat siapa yang turun pada Bunga perasaan Jelita dan Aldi tidak seperti itu.

Bunga mengunci pintu kamarnya lalu membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Tak lama Bunga bangun dan menatap ke sekeliling kamarnya yang nampak rapih.

"Aisst, kenapa mama suka sekali beres-beres padahal kan nanti berantakan lagi!"

Gumam Bunga kembali merebahkan tubuhnya sambil menatap langit-langit kamarnya.

Bunga terdiam seolah sedang memikirkan sesuatu entah apa yang sedang Bunga pikirkan.

Tak lama Bunga tertidur dengan lasak bahkan yang tadinya tidur menyamping kini berputar seperti jarum jam saja.

Sungguh itu tidur anak laki atau anak perempuan kenapa sangat mengerikan sekali.

Bahkan Bunga sempat terjatuh namun bangkit dengan mata masih merem.

Bruk ...

Bunga menendang guling hingga guling yang asalnya Bunga peluk tergeletak tak berdaya di lantai.

Entah bagaimana jadinya jika Bunga besok benar-benar mendapatkan suami. Mungkin suaminya akan kabur atau pingsan melihat kelakuan Bunga.

.

Semilir angin sejuk masuk dari celah-celah jendela makar Bunga. Bunga menggeliat merasakan dingin pada kulitnya.

Emmz ...

Perlahan Bunga membuka kedua matanya lucu.

Akhh ...

Bunga menggeram merasakan sakit pada sekujur tubuhnya.

Bagaimana tak sakit jika Bunga tidur lasak bahkan sampai jatuh ke lantai dan sekarang Bunga bangun dalam posisi tidur di lantai.

"Oh my good!!"

Pekik Bunga membulatkan kedua matanya ketika melihat jam. Dengan cepat Bunga bangun beranjak ke dalam kamar mandi guna membersihkan tubuhnya.

Begitulah Bunga setiap paginya selalu rusuh dan tergesa-gesa bahkan sampai mem berantakan lemarinya ketika mengambil baju olahraga karena memang hari ini jadwal olahraga.

Bunga berlari menuruni anak tangga membuat Aldi dan Jelita melongo melihat penampilan putrinya.

"Ma, ayah. Bunga berangkat dulu, ini sudah telat!"

Ucap Bunga mencium punggung tangan Jelita dan Aldi yang masih bengong.

Bagaimana tidak bengong jika Bunga belum mengikat rambutnya, kaus kaki baru di pakai sebelah dan tas masih terbuka.

Mang Supri, sang supir menutup mulutnya melihat kelakuan nona muda yang setiap pagi pasti ada saja tingkahnya.

Bahkan kali ini ingin sekali tertawa melihat penampilan Bunga namun mang Supri tak seberani itu.

"Mah Sup cepetan dong, Bunga sudah telat nih!"

Teriak Bunga membuat mang Supri langsung tersadar dan bergegas masuk kedalam mobil.

Di dalam mobil Bunga membenarkan penampilannya agar terlihat rapi.

"Oh sial!"

Gerutu Bunga ketika melihat kaus kaki yang dia pakai dan dia pegang ternyata berbeda warna.

Tapi bukan Bunga namanya jika kelakuan dia tidak absurd. Dengan cepat Bunga memakai sepatunya tak peduli dengan kaus kaki dia yang berbeda sebelah. Untung hari ini olah raga jadi kaus kaki Bunga terhalang celana olah raga.

Bunga tak bisa membayangkan jika hari ini bukan olah raga yang ada dia akan menjadi bahan tertawaan.

"Mang Sup, nanti jangan jemput ya soalnya Bunga mau pulang sama teman Bunga!"

"Siap non!"

Bunga langsung melesat keluar dan menutup pintu dengan kencang membuat mang Supri terkejut sambil mengusap dadanya.

"Untung anak majikan, jika bukan sudah aku bejek-bejek!"

Gerutu mang Supri karena terkejut Bunga selalu saja seperti itu.

Bunga berlari menuju kelas untung saja belum masuk ada sisa waktu beberapa menit lagi.

"Tumben telat?"

"Biasa nonton horor jadi gini!"

Ucap Bunga terkekeh sendiri membuat Amira mendengus sebal.

"Hey, bar-bar sini loe!"

Teriak Fatih menatap tajam pada Bunga membuat Bunga menelan Slavina nya kasar.

Pasalnya siapa yang tak tahu seorang Fatih Al-biru si tukang buli.

"Fatih, apaan sih loe!"

Sentak Amira menatap tajam pada Fatih membuat Bunga terasa terlindungi. Andai saja Bunga tak berteman dengan Amira mungkin Bunga akan menjadi korban buli Fatih selanjutnya.

"Jangan ikut campur, Ra!"

"Berani sama Bunga lihat saja nanti!"

Fatih mendengus kesal menatap Amira karena Amira satu-satunya anak yang berani melawannya dan anehnya Fatih tak bisa menang jika berdebat dengan Amira.

Bunga menghela nafas lega karena Fatih selalu kalah dengan Amira membuat Bunga merasa terlindungi.

"Thank, Ra!"

"Hm,"

Bunga mengerucutkan bibirnya sahabat selalu saja bicara irit. Walau begitu hanya Amira yang mau berteman dengan dia.

"Ra, katanya ada murid baru kamu tahu gak?"

"Gak!"

"Aisstt, dia anak mana ya laki-laki atau perempuan!"

"Jangan sampai anak baru itu perempuan aku gak kebayang bagaimana nasibnya di buli sama Fatih!"

"Aku saja kesal sebel banget sama dia!"

Bunga terus saja ngedumel sambil bisik-bisik agar tak terdengar Fatih bisa mampus jika dia terus membicarakan Fatih.

"Kabarnya hari ini masuk, tapi kok belum datang juga!"

Amira menghela nafas berat karena Bunga selalu saja mengoceh. Bibirnya itu tak bisa diam sama sekali.

Entah terbuat dari apa orang tua Bunga mencetaknya kenapa bawelnya minta ampun.

"Semua kelas XI ngumpul di lapangan!"

Teriak salah satu murid anak kelas XI membuat Bunga mengerucutkan bibirnya. Artinya kelas olahraga akan segera di mulai.

Bunga paling malas jika olahraga yang harus panas-panas.

"Kenapa gak di kelas sih olahraga!"

"Kan panas, mana cape lagi bagaimana kulitku jika hitam!"

"Oh ya ampun Bunga!"

Geram Amira kesal karena dari tadi Bunga terus saja mengoceh tak jelas membuat kepala Amira mau pecah saja.

"Bisa diam tidak, mau aku bilangin Fatih agar kau jadi korban seperti dia!"

Geram Amira sambil menunjuk salah satu adik kelas yang sedang Fatih palak bahkan menyuruhnya push up.

"Jangan dong Ra, tapi ini bibir gak bisa diam sulit tahu!"

"Bahkan mama saja selalu pusing dengar suara aku!"

"Ayah juga dan mba-mba di rumah, tapi mereka sudah biasa!"

Amira menahan nafas mendengar ocehan Bunga sungguh sangat-sangat menjengkelkan sekali.

Karena saking kesalnya Amira berjalan mendahului Bunga karena jika terus di samping Bunga rasanya kepala Amira mau pecah saja.

"Ra, Amira tunggu!"

Bersambung ...

Jangan lupa Like, Hadiah, komen, dan Vote Terimakasih ...

Episodes
1 Bab 1 Si bar-bar Bunga
2 Bab 2 Menjengkelkan
3 Bab 3 Terpesona
4 Bab 4 Berencana
5 Bab 5 Merajuk
6 Bab 6 Sisi lain Bunga
7 Bab 7 Ketakutan Bunga
8 Bab 8 Mimpi buruk!
9 Bab 9 Mang Supri!!!
10 Bab 10 Perdebatan
11 Bab 11 Di buat kesal
12 Bab 12 Gadis sembrono
13 Bab 13 Ketakutan seorang Ayah
14 Bab 14 Mulai tumbuh
15 Bab 15 Sial!
16 Bab 16 Keputusan Raja
17 Bab 17 Diam atau ku cium!
18 Bab 18 Kenapa wajahku di lipat!
19 Bab 19 Sial, kenapa dia sangat tampan!
20 Bab 20 Kabur
21 Bab 21 Shok!
22 Bab 22 Menerima
23 Bab 23 Saling menjaga
24 Bab 24 Memulai hidup baru
25 Bab 25 Ingin menjaga kamu!
26 Bab 26 Takdir macam apa ini!
27 Bab 27 Sekarang kau istriku!
28 Bab 28 Menguji kesabaran
29 Bab 29 Mencoba menyangkal
30 Bab 30 Ungkapan
31 Bab 31 Gelisah
32 Bab 32 Mulai berubah
33 Bab 33 Melongo
34 Bab 34 Jalan-jalan
35 Bab 35 Canda berujung sakit
36 Bab 36 Ka-kamu menyakiti ku!
37 Bab 37 Jangan berubah
38 Bab 38 Kepolosan Bunga
39 Bab 39 Sepolos itu
40 Bab 40 Pingsan
41 Bab 41 Aku akan mengajarimu!
42 Bab 42 Awas saja!
43 Bab 43 Merajuk
44 Bab 44 Aku mencintaimu!
45 Bab 45 Terpengaruh
46 Bab 46 Manja
47 Bab 47 Terbalaskan
48 Bab 48 unboxing
49 Bab 49 Tahanan hatiku!
50 Bab 50 Benar-benar polos
51 Bab 51 Buah jatuh tak jauh dari pohonnya
52 Bab 52 Ketahuan
53 Bab 53 Berubah karakter
54 Bab 54 Hati seorang ayah
55 Bab 55 I love you, very, very much
56 Bab 56 Nyaman
57 Bab 57 Gagal
58 Bab 58 Kejadian tak terduga
59 Bab 59 Curiga
60 Bab 60 Ingin seperti Shofi
61 Bab 61 Kita berteman
62 Bab 62 Dasar pedofil
63 Bab 63 Tentang Amelia
64 Bab 64 Kesakitan Amelia
65 Bab 65 Masih takut
66 Bab 66 Kehancuran Amelia
67 Bab 67 I love you!
68 Bab 68 Sama-sama siap
69 Bab 69 Menghabiskan malam indah
70 Bab 70 Merasa nyaman
71 Bab 71 Perpisahan
72 Bab 72 Diner
73 Bab 73 Kamu sungguh sempurna
74 Bab 74 Resepsi pernikahan
75 Bab 75 Gagal
76 Bab 76 Meneguk kenikmatan
77 Bab 77 Dewa Yunani
78 Bab 78 Tiba-tiba mual
79 Bab 79 Hamil
80 Bab 80 Antusias nya para orang tua
81 Bab 81 Pikiran yang bijak
82 Bab 82 Kau selingkuh!
83 Bab 83 Marah berujung romantis
84 Bab 84 Sakit tak berdarah
85 Bab 85 Kenapa tak mengerti!
86 Bab 86 Aku sudah menikah!
87 Bab 87 Maaf!
88 Bab 88 Awas kau!
89 Bab 89 Melahirkan
90 Bab 90 Cantik nya calon istri ku
91 Bab 91 Kebahagiaan
92 Bab 92 Merajuk
93 Bab 93 Siapa yang paling tampan
94 Bab 94 Kebahagiaan Raja dan kesakitan Moreo
95 Bab 95 Dewasanya si Bunga
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Bab 1 Si bar-bar Bunga
2
Bab 2 Menjengkelkan
3
Bab 3 Terpesona
4
Bab 4 Berencana
5
Bab 5 Merajuk
6
Bab 6 Sisi lain Bunga
7
Bab 7 Ketakutan Bunga
8
Bab 8 Mimpi buruk!
9
Bab 9 Mang Supri!!!
10
Bab 10 Perdebatan
11
Bab 11 Di buat kesal
12
Bab 12 Gadis sembrono
13
Bab 13 Ketakutan seorang Ayah
14
Bab 14 Mulai tumbuh
15
Bab 15 Sial!
16
Bab 16 Keputusan Raja
17
Bab 17 Diam atau ku cium!
18
Bab 18 Kenapa wajahku di lipat!
19
Bab 19 Sial, kenapa dia sangat tampan!
20
Bab 20 Kabur
21
Bab 21 Shok!
22
Bab 22 Menerima
23
Bab 23 Saling menjaga
24
Bab 24 Memulai hidup baru
25
Bab 25 Ingin menjaga kamu!
26
Bab 26 Takdir macam apa ini!
27
Bab 27 Sekarang kau istriku!
28
Bab 28 Menguji kesabaran
29
Bab 29 Mencoba menyangkal
30
Bab 30 Ungkapan
31
Bab 31 Gelisah
32
Bab 32 Mulai berubah
33
Bab 33 Melongo
34
Bab 34 Jalan-jalan
35
Bab 35 Canda berujung sakit
36
Bab 36 Ka-kamu menyakiti ku!
37
Bab 37 Jangan berubah
38
Bab 38 Kepolosan Bunga
39
Bab 39 Sepolos itu
40
Bab 40 Pingsan
41
Bab 41 Aku akan mengajarimu!
42
Bab 42 Awas saja!
43
Bab 43 Merajuk
44
Bab 44 Aku mencintaimu!
45
Bab 45 Terpengaruh
46
Bab 46 Manja
47
Bab 47 Terbalaskan
48
Bab 48 unboxing
49
Bab 49 Tahanan hatiku!
50
Bab 50 Benar-benar polos
51
Bab 51 Buah jatuh tak jauh dari pohonnya
52
Bab 52 Ketahuan
53
Bab 53 Berubah karakter
54
Bab 54 Hati seorang ayah
55
Bab 55 I love you, very, very much
56
Bab 56 Nyaman
57
Bab 57 Gagal
58
Bab 58 Kejadian tak terduga
59
Bab 59 Curiga
60
Bab 60 Ingin seperti Shofi
61
Bab 61 Kita berteman
62
Bab 62 Dasar pedofil
63
Bab 63 Tentang Amelia
64
Bab 64 Kesakitan Amelia
65
Bab 65 Masih takut
66
Bab 66 Kehancuran Amelia
67
Bab 67 I love you!
68
Bab 68 Sama-sama siap
69
Bab 69 Menghabiskan malam indah
70
Bab 70 Merasa nyaman
71
Bab 71 Perpisahan
72
Bab 72 Diner
73
Bab 73 Kamu sungguh sempurna
74
Bab 74 Resepsi pernikahan
75
Bab 75 Gagal
76
Bab 76 Meneguk kenikmatan
77
Bab 77 Dewa Yunani
78
Bab 78 Tiba-tiba mual
79
Bab 79 Hamil
80
Bab 80 Antusias nya para orang tua
81
Bab 81 Pikiran yang bijak
82
Bab 82 Kau selingkuh!
83
Bab 83 Marah berujung romantis
84
Bab 84 Sakit tak berdarah
85
Bab 85 Kenapa tak mengerti!
86
Bab 86 Aku sudah menikah!
87
Bab 87 Maaf!
88
Bab 88 Awas kau!
89
Bab 89 Melahirkan
90
Bab 90 Cantik nya calon istri ku
91
Bab 91 Kebahagiaan
92
Bab 92 Merajuk
93
Bab 93 Siapa yang paling tampan
94
Bab 94 Kebahagiaan Raja dan kesakitan Moreo
95
Bab 95 Dewasanya si Bunga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!