Pertemuan ke tiga

"Anjing lu",umpat salah seorang laki-laki yang duduk di atas jok motor."Lu dari mana anjing? Kebiasaan kalau janjian tidak pernah datang tepat waktu",omel nya pada Zaka yang baru saja ikut bergabung.

"Sorry gue di kejar-kejar lagi",jelas Zaka tentang apa yang baru saja dirinya alami sebelum sampai di tempat nongkrong nya pada kedua temannya. Alan dan Haikal.

"Heran gue sama mereka. Ngefans kali sama lu. Dari kita bertiga yang paling sering di cari iya lu",Alan melihat heran Zaka.

"Lu lupa Zaka punya apa?".

"Apa? Dia hanya berandalan baji**ngan yang menyandang gelar buaya darat kelas VIP",Alan terang-terangan menghina Zaka yang sudah setya memperhatikan dirinya dengan sorot mata tajam.

Berpaling melihat Zaka,"Cari mati Zak",ucap Haikal."Sikat sekarang atau besok?",

Mengangkat kedua tangan sebatas dada,"Jangan gitu atuhh, mending tenang yok ngopi gue traktir".

Mendorong kepala Alan,"Ngopi di mana jam segini bang**sat",ujar Haikal."Mana ada warung buka jam segini.....Yang banyak tuh warung ciu".

"Jaga ucapan lu",tegur Zaka pada Haikal."Jangan sampai lu coba-coba. Saat gue tau lu bagian dari mereka, habis lu",tersorot tajam terfokus pada Haikal yang seketika itu juga langsung ciut nyali.

"Sorry Zak gue cuma asal bicara, cuma bercanda tidak mungkin tidak",jelas Haikal agar tidak mendapatkan tatapan mengerikan itu.

"Tidak ada info tawuran?",Wajah yang mengerikan itu berubah 180° jadi summering saat mengemukakan jalan hidup yang selalu membuat kehidupan nya berwarna.

Mendorong kasar tubuh Zaka sampai terjungkal dari tempat nya berjongkok ,"Aduh Zak! Lu tidak kapok apa ribut muluk sama bokap lu",semprot Alan yang paling sering menyaksikan adegan berbahaya antara ayah dan anak di depannya ini.

Dengan gelagat santai,"Seperti nya tidak",Zaka bangkit dari tempat nya jatuh.

Haikal,"Astagfirullah",mengelus dada melapangkan kesabaran nya.

"Kayaknya harus segera di bunuh anak ini. Hobby di luar nalar manusia normal, sukanya buat rusuh saja. Sudah saat merukiyah anak ini",ucap Alan terang-terangan kepada Haikal dan Zaka.

"Gue akan tobat sebentar lagi",ucap Zaka membuat kedua manusia yang sangat dekat dengan Zaka ini tercengang tidak percaya.

Menyadari tatapan ketidak percayaan oleh dua sahabat nya,"Yok ngopi, di bayarin yang mengajak gue ngopi",Zaka beranjak dari ke atas boncengan motor Alan."Kunci Lan",minta Zaka pada Alan.

Di sini Haikal sudah melambai-lambai kedua tangan agar Alan tidak memberikan kunci motor pada Zaka. Akan tetapi setengah sadar ataupun tidak Alan sudah terlanjur memberikan kunci motor kepada Zaka.

Hingga di sini titik lah Alan pintu untuk segera bertemu dengan tuhan terbuka sangat lebar untuk Alan. Yang sangat di dukung oleh Zaka yang mengajaknya.

Zaka mengendarai motor Alan dengan kecepatan sangat tinggi meninggalkan Haikal yang naik motor seorang diri di belakang. Sementara Zaka tetep semakin menambah kecepatan. Tanpa ia memperdulikan jika saat ini dirinya tengah membawa anak orang di bonceng belakang.

Oleh karena itulah Alan pikir Zaka adalah manusia yang sangat mencintai Tuhan nya hingga Zaka sampai sangat ingin membawanya ikut bersamanya bertemu dengan Tuhan.

Di posisi duduk menyabuk,"Ibu Ayah maafkan Alan kalau ada salah, dan untuk bidadari ku yang entah ada di mana. Maafkan mas Alan tidak bisa datang melamar.....",Ucap Alan sedikit berteriak sembaring mengencangkan rangkulan pada lingkar pinggang Zaka.

brummmmmm.........

Dari jarak yang cukup jauh,"Gila Zaka. Lu bawa anak orang Zaka",kata Haikal tidak habis pikir.

+++++++++

++++++++++++++++

Tapp.....tapp......

Zaka berlari menerabas dinginnya angin malam. Karena lagi-lagi untuk menghindar dari kejaran para komplotan preman yang hendak menangkap nya.

Sebelum ini Zaka sempat terlibat tawuran kecil dengan para rekan-rekan preman ini. Akan tetapi setelah Zaka berhasil memenangkan pertarungan seorang diri. Tiba-tiba saja para bala bantu datang jauh lebih banyak. Zaka yang menyadari dirinya sudah di ambang kelelahan memilih untuk melarikan diri. Akan tetapi karena keputusan itulah saat ini Zaka justru jadi kejar-kejar para komplotan preman.

Di tengah pelarian nya. Zaka masih menyempatkan untuk menyalahkan layar ponsel untuk menghubungi salah seorang nomer telpon yang tertera di kontaknya.

Tersambung.

*Lan.....jemput gue di bawah jembatan......gue akan segera sampai di sana beberapa menit lagi".

*lu kena.....".

Tututtt....tutu..,..

"Smprul!!",umpat Alan.

Belum sempat mendengarkan balasan Alan dari seberang sana. Zaka sudah lebih dulu buru-buru menutup panggilan telepon dari seberang sini.

Brugkk......

"Aahh.....",rintih seseorang yang tanpa sengaja Zaka tabrak sampai seseorang itu tersungkur terjatuh.

Zaka bergegas mengukur tangan, akan tetapi saat ia melihat wajah sesosok seseorang itu."Lu!".

"CK Sial!Lu kenapa selalu menemui gue setiap gue terlihat masalah",semprot Zaka kesal juga marah.

Tanpa bak bik buk lagi Zaka langsung menarik pergelangan tangan Gina agar segera kembali berdiri.

Namun setelah berdiri,"A...aku akan pulang, maaf".Gian merangkul tas ransel ketakutan hendak meninggalkan Zaka. Namun Zaka cekatan mencengkeram pergelangan tangan Gian.

"Ikut gue kalau lu masih pingin hidup",kata Zaka menatap tajam nan dingin Gian.

Gian sudah sangat ketakutan apalagi setelah Zaka tiba-tiba menariknya paksa dirinya masuk ke gang sepi nan sepit jalanan ini.

"Lepaskan jaket lu",suruh Zaka dengan tatapan tetap terfokus melihat ke arah belakang gang ini. Di saat melihat Gian masih terdiam,"Cepat",suruh Zaka sedikit membentak marah pada pada Gian.

Akan tetapi Gian tetap tidak berkutik. Gian tetap terdiam enggan menuruti apa yang Zaka perintahkan padanya.

Zaka yang mendengar suara langkah kaki banyak semakin mendekat ke arahnya. Lekas berbalik pandangan menatap kembali ke arah Gian.

Ia melepaskan jaket hitam yang ia kenakan dan melemparkannya asal ke arah sudut kegelapan malam gang ini. Sebelum akhirnya Zaka menghimpit mengunci pergerakan Gian, dengan mencium bibir Gian yang menolak.

Gian memberontak menolak, apalagi saat tangan Zaka ikut megerayai tubuhnya sampai membuka jaket yang Gian kenakan. Mantannya membulat Gian semakin mencengkeram surai rambut Zaka kuat. Dengan harapan Zaka segera melepaskan nya.

Namun seakan sudah mengetahui Zaka segera menarik menjauhkan tangan Gian dari sana. Menggenggam kuat tangan Gian menekan di dinding gang ini. Membuat pergerakan Gian benar-benar terkunci dengan Zaka yang terus memaksa ******* bibir nya.

Di tengah-tengah ketakutan nya akan laki-laki mesum di depannya. Gian tiba-tiba mendengar suara langkah kaki yang sangat banyak berjalan melewati gang ini. Sebagian sempat berhenti sebentar dan berkata,"Seperti tidak ada tempat lain".

"Ayo cabut",ajak lain segera pergi melanjutkan perjalanan.

Langkah kaki yang banyak itu masih dapat Gian dengan jelas begitu juga dengan suara tadi. Membuat Gian teringat dengan ucapan pertama kali Gian bertemu dengan Zaka,'CK Sial!Kenapa lu selalu menemui gue setiap gue terlihat masalah',di situ Gian baru menyadari jika laki-laki di depannya saat ini sedang terlibat masalah yang sama seperti pertama, dan ketiga kalinya ia bertemu dengan Gian.

Zaka tiba-tiba menyudahi mencumbu Gian. Ia berbalik badan melihat sekeliling gang ini seakan sedang memantau situasi dari indera pendengarannya.

Di rasa sudah aman Zaka kembali berpaling melihat Gian yang sudah menangis ke takut merangkul tas ransel nya. Merasa sangat bersalah Zaka yang hendak bermaksud baik ingin memperbaiki jaket yang Gian kenakan justru langsung di tepis kasar oleh Gian sebelum benar-benar menyentuh Gian.

Zaka langsung menatap tajam Gian yang masih menangis sesenggukan,'Dia benar-benar ketakutan',pikir Zaka berlalu mengambil jaket milik nya yang ia lemparkan asal tadi.

Setelah mendapatkan jaketnya, ia kembali mendekati Gian untuk mengenakan jaket miliknya pada Gian. Membuat perhatian Gian terangkat menatap nya.

"Sorry soal tadi, karena tidak ada cara lain untuk menghindar dari mereka dengan kaki mu yang cidera. Sekali lagi sorry....aku akan mengantar mu pulang",kata Zaka bernada lembut penuh penyesalan.

Dengan nada bicara terbata-bata Gian berkata,"Ak..aku, aku akan pulang sendiri",tolak Gian hendak berlalu meninggalkan Zaka.

Baru saja selangkah di depan Zaka Gian sudah hilang keseimbangan hampir tersungkur jika saja Zaka tidak cekatan menangkap tubuh Gian.

"Gue benci penolakan, lu harus ikut bersama gue",tegas Zaka bukan bernada bicara bersahabat lagi.

Zaka mengambil alih membawa tas ransel Gian setelah membawa tas ransel Gian. Ia berjongkok di depan Gian mempersilahkan Gian untuk segera naik ke atas punggung nya.

"Cepat! Keburu mereka kembali...".

'mereka',pikir Gian yang belum selesai ketakutan malah di buat ketakutan kembali. Karena berarti sewaktu-waktu mereka yang tadi mengejar lelaki ini pasti akan kembali untuk menyusuri jalan awal mereka datang.

Namun setelah Zaka berhasil mengendong Gian. Zaka berlalu pergi melewati jalan lain, bukan arah jalan pulang ke rumah Gian.

Di posisi bukannya takut. Gian justru merasa lebih aman ikut dengan laki-laki yang beberapa waktu tadi hampir melecehkan dirinya.'Entah! Perasaan gila macam apa ini',pikir Gian.

+++++

Singkat cerita sampailah Zaka di tempat di mana Alan tengah menunggu kedatangan nya seorang diri di dalam mobil miliknya.

Zaka yang sudah ada di dekat kaca jendela mobil Alan, yang sengaja Alan biarkan terbuka,"Bangun, buka pintunya",suruh Zaka langsung membuat laki-laki yang tertidur pulas di kursi mobil ini langsung melonjak bangun.

Beranjak turun dari dalam mobil,"Baji***ngan! Katanya cuma nunggu beberapa menit tapi hampir sejam lebih gue di sini tol*"*ol",omel Alan pada Zaka.

Sampai Alan hendak memukul Zaka. Namun urung karena sepasang mata dalam gendongan belakang Zaka terfokus memperhatikan nya.

"Anak siapa itu Zak. Gue tau lu buaya breng**sek baji***ngan tapi iya jangan sampai nekat menculik anak orang",semprot omel Alan.

Sorot mata yang tetap tenang,"Sudah selesai?".

"Kalau sudah antar gue dan dia pulang sekarang. Gue capek, besok gue ganti uang bensin nya".Zaka berlalu pergi membuka pintu mobil tengah. Mempersilahkan Gian untuk masuk ke dalam mobil sebelum akhirnya di susul oleh dirinya.

Alan yang sudah duduk di kursi pengemudi kedua tangan yang memegang setir mobil, namun dengan sorot mata yang masih melihat ke kaca di atas nya.

"Sudah nebeng di perlakukan seperti supir",gumamnya tersenyum kecut menyalahkan mesin motor.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Heran aku di mana2 Alurnya novel selalu ada DRAMA ADEGAN BRAK MENABRAK,Sama ada tempatnya DI MALL,SEKOLAH, CAFE,RESTO,TOILET,DAN JUGA BANDARA..🤣🤣🤣

2025-01-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!