Dua Minggu berlalu dengan baik-baik saja, dan normal-normal saja. Gian menjalani rutinitas selama dua Minggu ini dengan baik-baik saja. Sampai di suatu hari, tepatnya di hari Jum'at.
Gian tengah dalam perjalanan pulang dari sekolah tengah sore hari. Tugas-tugas di sekolah nya sebagai ketua kesehatan PMR yang harus mewajibkan untuk ikut semua kegiatan. Tidak terkecuali dengan kegiatan Pramuka adik kelasnya di hari ini. Membuat Gian benar-benar sangat sibuk karena harus merawat beberapa anak perempuan yang pingsan.
"Sial!Emang kita babu mereka apa. Sudah tahu sakit tidak mau bilang nunggu pingsan duluan. CK merepotkan",ngedumel kesal Gita sahabat akrab dekat Gian.
Gian yang sangat-sangat lelah hanya mengangguk-angguk saja. Ia sudah terlalu lelah untuk mengungkapkan kelelahan nya.
Menghentikan langkah kakinya sembaring melambaikan tangan pada seorang pengendara motor yang masih jauh dari jaraknya,"Itu Abang ku!Uhh leypyou mamak ku".
"Wew Git",Gian yang ikut menghentikan langkah kakinya."Yang jemput itu Abang mu bukan mamak mu",
"iya tau, karena Abang ku mustahil mau jemput aku kalau bukan mamak ku yang paksa dia".
"Oh!!Baru tau aku. Kasihan bang Arya",Ucap Gian yang di susul menepuk bahu Gita."Aku duluan Git. Soalnya harus pergi ke tempat kerja".
"Serius tidak pulang dulu nebeng sama aku, makan-makan dulu gitu di rumah, masak iya langsung berangkat kerja".
"Sudah telat, lagian hari ini shift ku cuma bersih-bersih dua tempat saja jadi cepat pulang",Gian yang buru-buru menyebrang jalan saat jalan raya depan sudah sepi.
'Apa tidak lelah?'pikir Gita memperhatikan kepergian sahabat nya.
+++++
"Sore kak Dewi",sapa Gian pada senior nya.
"Kenapa tidak pulang dulu? Apa tidak lelah maksa buat langsung kerja?",tanya Dewi yang sudah akrab dengan Gian. Remaja perempuan yang sudah dua tahun ini berkerja part time sebagai cleaning service di pusat perbelanjaan terbesar di Kota M.
Gian yang sibuk mengambil pakaian seragam cleaning service yang akan ia kenakan sebelum memulai pekerjaan nya.
"Nanggung kak. Sekolah juga butuh uang",Gian berlalu masuk ke dalam ruang ganti yang tersedia di dalam ruangan khusus karyawan cleaning service perempuan ini.
Singkat cerita acara bersih-bersih Gian telah selesai. Ia berkemas-kemas untuk segera pulang. Di tengah-tengah sibuknya Gian berkemas-kemas. Gian sempat kan untuk menghidupkan layar ponsel.
Terdapat beberapa notifikasi chat di sana. Dari Gita juga Kak Dewi.
Chat Gita\=>"Woy!!! tugas-tugas pr matematika sudah selesai aku kerjakan. Jangan lupa di salin sambil makan".
"Hati-hati di jalan besti. Kalau sudah sampai rumah chat aku. Aku tidak bisa tidur aku khawatir sama kau",di tambah dengan emoji hormat.
Gian membalas keduanya dengan emoji hormat yang sama. Sama juga dengan notifikasi chat dari mbak Dewi.
Chat kak Dewi\=>"Hati-hati di jalan, kalau kemalaman jangan jalan kaki pulang nya, pesan gojek saja".
Gian seharusnya menurut keinginan kak Dewi yang berpesan agar ia pulang dengan menaiki gojek. Namun sudah setengah perjalanan berjalan kaki jauh dari tempat kerjanya. Memang masih lumayan jauh dari rumah. 'Tapi nanggung lah kalau pesan gojek harus nunggu juga buang-buang waktu, juga buang-buang uang',pikir Gian yang akhirnya memilih melanjutkan perjalanan berjalan kaki.
"Kenapa sepi?Tidak seperti biasanya?",gumam Gian merogoh kantong celana untuk mengambil ponsel nya.
Gian nyalakan layar ponsel nya hanya menampilkan pukul jam hari ini berapa sekarang. 22.30 malam,'Pantas sepi',pikir Gian segera melanjutkan perjalanan nya. Melewati jalanan setapak panjang yang sunyi senyap di depan.
Zaka tengah dalam pelariannya. Bukan menghindar dari kejaran polisi. Melainkan berusaha lari dari kejaran para anak-anak gangster yang mengejar dirinya.
Ia memiliki kesempatan besar menghajar mereka semua yang mengejarnya. Tapi karena kejadian tempo hari. Zaka enggan membuat masalah lagi, atau dirinya akan di kurung lagi oleh ayahnya.
Tempo hari kemarin. Selama satu Minggu Zaka di kurung di dalam kamar oleh ayah nya. Karena ia kedapatan pulang dalam keadaan terluka dan membawa katana yang berlumuran darah manusia. Sungguh ayah nya sangat marah sekali, sehingga cukup di hari itu mencari masalah dengan ayahnya. Zaka memilih menghindar dari pada harus di kurung seperti hewan di rumah.
Sttt.....berbelok di tikungan gang yang tajam membuat Zaka hampir terpeleset. Karena terlalu terburu-buru ia lekas lanjut berlari tanpa melihat kedepan. Perhatian Zaka yang terlalu fokus melihat ke belakang.
BRAKK.....
Beberapa menit Gian kehilangan kesadaran karena bertabrakan sangat keras dengan entah apa. Gian belum sempat melihat orang atau motor yang menabrak nya. Dirinya sudah terlanjur terdorong ke belakang sampai tertidur telentang di atas aspal cukup kuat.
"Hey!Hey! bangun jangan pingsan dulu. Ayo cepat bangun",suara samar-samar seorang laki-laki yang belum dapat Gian lihat dengan jelas wajahnya.
Entah kenapa wajah laki-laki ini sangat blur di penglihatan Gian yang masih berkunang-kunang.
Laki-laki ini buru-buru membantu Gian bangkit. Dan tanpa Gian mau laki-laki ini membopong tubuh Gian dalam gendongan bahunya.
"TUNGGU! TUNGGU! MAU DI BAWA KEMANA AKU?TUNGGU!! TOLONG TURUN KAN AKU",Langsung seutuhnya tersadar. Gian yang teriak-teriak di barengi meronta-ronta melepaskan diri. Agar bisa turun dari gendongan laki-laki tidak di kenal nya yang membawa dirinya ikut berlari bersama.
Gian bahkan sudah mulai menangis sesenggukan karena tak kunjung membuahkan hasil usahanya untuk melawan laki-laki ini yang memiliki tenaga lebih besar dari dirinya.
Sampai akhir Gian mengumpulkan tenaga sekuat mungkin, dengan tangan yang mengepal kuat Gian memukul kan tangan nya tepat di belakang kepala dia.
"Aa...damn it...****",umpat Zaka langsung menghentikan langkah kakinya.
Zaka akhirnya menurunkan Gian. Ia terlalu fokus memegangi bekas luka pukulan kuat yang Gian lakukan.
Zaka mengangkat perhatian menatap tajam Gian,"BERANI LU MUKUL GUE??",
"A..aku tidak akan pukul kau kalau kau tidak kurang aja",marah Gian walaupun sudah bergetar ketakutan. Ia bahkan sampai tidak berani menatap langsung manik mata laki-laki di depannya.
"Lebih baik gue tinggalkan saja lu di sana",ucap Zaka bernada sura berat."Biar gue bisa lihat bagaimana mereka menyiksa lu sebelum membunuh bunuh lu",lanjutnya membuat manik mata Vlora membelalakkan kaget,'menyiksa! membunuh ku!',pikirnya.
Zaka berlalu pergi begitu saja lewat di samping Gian yang terdiam mematung syok karena ucapan nya.
"Tunggu",panggil Gian yang sudah melihat punggung laki-laki ini.
"Lebih baik cepat pulang. Cewek macam apa di jam segini masih saja berkeliaran, jaga kehormatan bokap nyokap lu",kata Zaka melanjutkan perjalanan nya.
Akan tetapi walaupun terdengar samar Zaka masih dapat mendengar jelas jika perempuan di belakang nya berkata.
"Aku habis pulang kerja part time. Aku yatim-piatu",kalimat singkat yang terucap membuat Zaka benar-benar menghentikan langkah kakinya dan berbalik badan menghadap Gian.
"Nama lu siapa?",pertanyaan yang membuat perhatian Gian mendongak melihat lawan bicara.
Zaka mengulangi pertanyaan yang tidak mendapat respon dari perempuan di depannya,"Siapa nama lu?",
"Gian".
"Gue Zaka".
"Rumah lu di mana?Biar gue antar",baru sedetik tadi laki-laki ini sangat mengabaikan ku. Tapi kenapa sekarang jadi berbeda. Tanda tanya Gian dalam pikiran nya.
"Kalau lu lewat sana lu akan bertemu mereka. Biar gue antar sampai rumah lu",
"Tap....".
"Cepat sebelum gue berubah pikiran dan mereka menemukan lu, menyiksa, membunuh lu",Zaka sedikit meninggikan nada bicara nya. Membuat Gian sedikit melonjak kaget menatap nya membulat.
"Apa lu hanya akan diam saja melototi gue?",
Membuat Gian menurunkan perhatian menghindar dari kotak mata langsung dengan Zaka.
"Sudah tunjukkan jalannya sembaring jalan",Zaka menarik pergelangan tangan Gian agar lekas mengikuti langkah kaki nya. Karena menunggu gadis ini mengatakan nya sangat merepotkan.
++++++++++
"Itu siapa duduk di depan rumah lu?",tanya Zaka Gian yang berjalan beriringan dengan nya.
"Kakek ku".
Tepat setibanya di depan teras rumah. Kakek Gian langsung beranjak dari tempat duduknya menghampiri Gian.
"Kamu dari mana saja Gia? Kakek sangat khawatir, seharusnya kamu pulang dulu",beliau yang menunjukkan ekspresi wajah benar-benar sangat mengkhawatirkan pada Gian. Apa lagi saat melihat seorang pria bersama nya.
Dengan sopan Zaka mengulurkan tangannya dan mencium punggung kakek Gian.
Sebelum akhirnya di susul dengan,"Saya Zaka Opa, temannya Gian. Tadi kebetulan ketemu di jalan saya inisiatif mengantar Gian pulang karena sudah larut malam".
"Dan maaf Opa tidak bisa lama-lama saya juga harus segera pulang",Zaka kembali mencium punggung kakek Gian untuk berpamitan pulang.
"Hati-hati di jalan nak",
"Siyap Opa, permisi selamat malam",di susul senyum ramahnya sebelum akhirnya berlalu pergi meninggalkan kediaman rumah Gian.
'Laki-laki aneh',pikir Gian setelah memperhatikan sifat berbeda-beda Zaka yang berubah-ubah di setiap tempat yang berbeda dengan sangat cepat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Vlora? Vlora itu siapa lg?? Bukan Gian ya namanya??🤔🤔
2025-01-01
0