Bab 5

Aaron menghela nafas panjang saat merasa dia sudah mencapai ujung. Dia tersenyum saat melihat darah mengalir deras dari milik wanita itu.

"Tuan.. Sa-sakit Tuan, sakit.. Hiks.. Hiks.. " Wanita itu semakin menangis keras saat merasa miliknya semakin berdenyut linu.

Tanpa mau menunggu lama-lama lagi, Pria itu memulai permainannya walaupun dia tau wanita itu masih merasakan sakit yang amat karena ulahnya. Tapi dia sudah tak tahan ingin memacu hasratnya yang semakin tak terkendali.

Marun meringis kesakitan saat miliknya mulai di mainkan padahal rasanya masih begitu sakit.

"Tu-Tuan, tolong berhenti.. Sa-sakit Tuan.. " Pria itu tak peduli dan malah semakin mempercepat pacuannya.

"Hiks.. Tuan, tolong lepaskan.. " Sia-sia Marun memohon, karena pria itu tetap tak mendengarkannya dan malah semakin mempermainkan tubuhnya.

"Aahhh, tubuhmu sangat nikmat! " Desah pria itu saat baru merasakan kenikmatan yang tak pernah dia dapatkan dari wanita nama pun.

Marun sama sekali tak merasa bergairah. Yang dia rasakan sekarang hanya rasa sakit apalagi sakit hatinya. Bisa-bisa nya pria brengsek ini memintanya begitu terang-terangan. Bahkan tak memperdulikan permohonan wanita itu.

1 jam berlalu, pria itu akhirnya melakukan pelepasan kedua kalinya. Untuk pertama kali di dalam hidupnya Seorang Aaron melakukan 2 kali pelepasan saat bermain dengan wanita. Karena selama ini, mau dia bermain selama dan sebanyak apa dengan wanita, dia tetap hanya akan melakukan pelepasan 1 kali.

Dia menatap wajah Marun yang memerah dengan kedua mata sembab dan hidung memerah. Dia terlihat sangat kelelahan karena permainan kasar dan brutal pria itu. Ini juga pertama kalinya seorang Aaron di tolak oleh seorang wanita yang dia anggap hanya sebagai mainan saja.

Kini dia pun tau, kalau tak semua wanita ingin di perlakukan seperti ini oleh para pria. Dia mendekati telinga wanita itu lalu berbisik.

"Kau milikku sekarang. Kau adalah Wanita milik Aaron Edbert Edison. " Bisik nya dengan tajam.

Marun kembali meneteskan air matanya. Dia memejamkan matanya dan tanpa sadar dia pun pingsan karena rasa sakit di tubuh dan batinnya.

Melihat itu, Aaron memperbaiki posisi mereka. Dia pun memeluk tubuh Marun dari belakang dan menduselkan wajahnya pada leher wanita itu dengan manja.

Baru kali ini aku menandai seorang wanita menjadi milikku. Sepertinya kau wanita yang beruntung, wanita. " Gumam Aaron semakin mengeratkan pelukannya.

Dia pun akhirnya ikut tertidur masih memeluk tubuh Marun dengan erat.

*

*

*

Marun membuka matanya perlahan-lahan dan mulai mengedarkan pandangannya ke segala arah dengan pandangan yang masih buram.

Dia memijat pelipisnya yang terasa pusing. Dia mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi. Matanya pun seketika memanas dikala mengingat apa yang sudah terjadi padanya. Marun semakin menelisik ke setiap ruangan karena dia sudah tak menemukan pria bajingan yang sudah merenggut kesuciannya.

Marun bangkit dari tidurnya dengan cepat, namun sesuatu yang begitu menusuk membuat dia kembali meringis dan menangis.

"Sakit sekali, Hiks..Hiks.. " Ucapnya lirih sembari menatap selangkangannya yang terdapat noda merah.

"Dasar pria brengsek! Benar-benar pria tak tau malu dan Bejad! Bisa-bisanya dia memintaku secara terang-terangan hanya agar bisa memuaskan nafsu liar nya saja! " Marun mengepalkan tangannya kuat-kuat mengingat semua perlakukan yang pria itu lakukan padanya.

Dia beringsut dari atas ranjang ingin turun. Karena rasa sakit di selangkangannya membuat dia tak bisa berdiri. Dia pun turun pelan-pelan dari atas kasur ingin mengambil bajunya yang sudah robek dan tergeletak di atas lantai.

Tap... Tap.. Tap..

Suara sepatu pantofel terdengar nyaring setelah beradu dengan lantai di kamar tersebut dan semakin mendekat. Marun mengalihkan pandangannya pada suara langkah kaki itu dan kembali membulatkan matanya saat melihat pria brengsek yang sudah merenggut kesuciannya.

Wanita itu beringsut mundur dari sana semakin mengeratkan cengkraman nya pada selimut yang menutupi tubuhnya yang tel*njang.

Aaron menatap heran wanita itu saat melihatnya duduk di atas lantai. "Jangan duduk di atas lantai, itu dingin. " Ucap pria itu kembali mendekat dan mencoba untuk menggendong Marun agar dia bisa mandi di kamar mandi.

Namun Marun malah semakin memundurkan dirinya ke belakang dan berteriak sangat kencang.

"Jangan mendekat!!! " Pekik wanita itu hingga sukses membuat Aaron menutup kedua telinganya.

"Jangan sentuh aku Brengsek! " Maki nya dengan sangat kencang kembali.

Aaron tak menanggapi makian wanita itu dan semakin mendekat ke arahnya lalu menggendongnya ke arah kamar mandi.

Marun terus memberontak di dalam pangkuan laki-laki itu menyuruhnya untuk di turunkan. Pria itu sama sekali tak peduli dengan semua teriakan dan makian yang keluar dari mulut wanita yang begitu manis di lidahnya itu.

Akhirnya Aaron menurunkan tubuh wanita itu ke dalam Bathtub yang sudah di isi dengan air hangat.

"Airnya sudah hangat, mandilah. " Ucapnya lembut seraya ingin menyentuh pipi Marun.

Namun dengan cepat wanita itu menepis nya dengan kasar dan menatap tajam wajah pria itu.

Laki-laki itu tertawa sumbang saat lengannya begitu saja di tepis oleh Marun. Wah, wanita itu semakin menarik saja. Dia membuatnya semakin ingin memilikinya.

"Keluarkan aku dari sini! Apa kau belum puas setelah mengambil kesucian ku, hah?! " Marun bertanya dengan nada tinggi hingga membuat Aaron menggigit bibir bawahnya saat melihat begitu indahnya bibir berwarna delima itu saat bergerak.

Tanpa aba-aba pria itu pun menarik tengkuk leher wanita itu dan mencium nya dengan sangat brutal hingga membuat Marun tak bisa bernafas. Tenaga pria itu juga begitu kuat hingga dia tak mampu hanya untuk sekedar mendorong tubuh pria itu.

Setelah cukup lama berciuman, Aaron pun melepaskan tautannya dari bibir Marun dan menatap wajah wanita itu dengan tatapan penuh Hasrat dan gairah yang kembali datang menghampirinya.

Plak!!

Satu tamparan mendarat dengan sempurna di pipi kiri pria itu. Marun menatap nyalang pria di hadapannya bercampur tatapan jijik.

Namun pria itu hanya mengusap ujung bibirnya dan tersenyum miring.

"Wah, aku terkejut dan tersanjung. Karena baru pertama kali nya tangan wanita mendarat keras di pipiku. " Ucapnya menatap penuh tantangan pada wajah Wanita itu.

Terpopuler

Comments

Benny Citra Lestari

Benny Citra Lestari

😁😁😁😁😁😁😁

2023-05-24

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!