"El, elang..". Seruan Deri dari teras memanggil El.
Dari dalam terdengar suara bayi yang menangis dengan keras, El bahkan tidak dengar kalau Deri datang karena sibuk menenangkan Baby Jojo.
Deri pun langsung masuk karena pintu rumahnya tidak dikunci.
Rumah El merupakan rumah yang biasa Deri dan Doni datangi karena dekat dengan kampus, sedangkan Deri dan Doni adalah mahasiswa rantauan yang ngekos sehingga sering datang ke rumah El untuk main.
Mereka bebas nongkrong dirumah El karena El yatim piatu dan El tinggal sendirian di rumah warisan itu. Rumahnya juga asri dan cukup besar, walaupun kesuliatan finansial El bahkan tidak mau menjual rumah itu untuk menghargai peninggalan mendiang orangtuanya.
"El, kenapa kok dia nangis?". Tanya Deri.
"Eh, lu dah dateng Der?". El nampak sibuk menggendong Jojo sambil menenangkannya.
"Iya lu gak denger tadi makanya gue langsung masuk" Ucap Deri.
"Jojo kok nangis terus ya der? Lu paham gak dunia per-bayi-an?". Tanya El.
"Kagak faham gua El, lu udah coba kasih Asi? Katanya kakak lu ninggalin Asi di kulkas?". Tanya Deri.
"Belum, gue masih nunggu itu Asi cair, soalnya kayak es batu keras banget. Ga tega gue ngasih es ke Jojo". Ucap El.
Mendengar keluh kesah El, Deri langsung membuka hpnya.
"Ok google, bagaimana cara mencairkan asi beku?". Ucap Deri.
"Ini hasil yang saya temukan". Suara dari go*gle.
"El ternyata ada caranya nih di google". Ucap Deri.
"Tapi kita kan mahasiswa Universitas Nasional no. 1, kata dosen gak boleh percaya sama sumber tidak meyakinkan". Ucap El.
"Halah gapapa, ini kayanya bisa dipercaya soalnya di situs kesehatan". Jawab Deri.
"Yaudah Der, Lu bisa bantu nyairin asinya gak? Asinya gue taruh di meja makan tadi". Ucap El.
"Oke". Deri langsung menuju dapur.
"Buset udah disemutin banyak banget, ini gapapa dipake?". Tanya Deri.
"Yaudah pake baru aja di kulkas". Ucap El.
"Gilakk banyak banget, kapan kakak lu nyetok ini?". Deri melihat kantong-kantong Asi memenuhi kulkas El.
"Baru 2 hari yang lalu, dia bilang kulkas dirumahnya gak dingin makanya dia nitip. Sayang-sayang jangan nangis terus". Ucap El sambil menenangkan Jojo yang nenangis makin keras.
Akhirnya bayi itu berhenti menangis setelah diberi ASI dan tidur. El dan Deri pun langsung tepar setelah mengurus Jojo.
"Lu kenapa ikutan tepar Der, lu kan baru dateng?". Tanya El.
"Asdfghjkl@#$! Lu gak tau tadi gue kena marah ama Pak Sambo gara-gara ga bisa jawab. Ah energi gue langsung abis kalo berhadapan ama Pak Sambo". Ucap Deri sambil mengumpat seperti biasanya.
"Ngomong-ngomong Doni mana? Katanya tadi mau langsung kesini?". Tanya El.
"EL..ELAAANGGG". Doni memanggil dari luar rumah setelah di gibahi.
Bayi itu nampak terganggu oleh suara Doni, El langsung berlari keluar rumah mencegah Doni berteriak dan Deri langsung menenangkan Jojo.
"Don jangan berisik, bayinya nangis lagi entar!". Bisik El.
"Oh.. maap hehe". Bisik Doni sambil tertawa menyesal.
Setelah gangguan suara Doni selesai muncul lagi gangguan lainnya yang jauh lebih parah.
"TAHU BULAT DIGORENG DADAKAN LIMA RATUSAN ENAKKK POLLLL". Bunyi suara dari megafon itu.
El dan Doni membelalakkan matanya karena takut suara tahu bulat itu membangunkan Jojo.
"Engeeeeeeeeeeekkkkkkkk". Bayi itu tiba-tiba menangis dengan keras.
El yang sudah kesal dan emosi langsung keluar mengejar kang tahu bulat.
"PAKKKKKKK!!!!!". El berteriak.
"Gimana Nden mau beli?". Tanya bapak penjual tahu bulat dengan logat sundanya yang khas.
El bernafas dalam-dalam untuk menenangkan dirinya agar tidak terlalu anarkis.
"Pak jangan keras-keras dirumah saya ada bayi". Ucap El.
Bapak itu untungnya baik dan langsung mengecilkan suara megafonnya.
"Makasih pak". Ucap El lalu kembali kerumah, El baru sadar kalau ia menyeker dan berlari sambil berjinjit kepanasan karena aspalnya.
"Aw..aw..aw..". Ucap El yang kakinya kepanasan.
Sampai didalam rumah nampak Doni dan Deri kebingungan karena Jojo menangis dan tidak mau minum ASI.
"El ini gimana? Jojo rewel enggak mau minum Asinya". Tanya Deri.
"Duh gimana ya? aku bingung". Ucap El panik dan menggendong Jojo berusaha menenangkannya.
Tak lama terdengar suara Bell Pintu.
"DING DONG"
"ASDFGHHJKL@#$&!! Siapa lagi sih yang ganggu?". Ucap Deri sambil mengumpat kasar.
"Der tengok Der". El meminta tolong pada Deri untuk menengok siapa yang datang.
Deri keluar dan membuka pintunya.
"Siapa?" Deri tiba-tiba terkejut melihat polisi cantik berdiri di depan pintu.
"Siapa der??". Teriak El.
"Bi.. bidadari". Ucap Deri tergagap.
"Apa gak denger??". Tanya El, kemudian El dan Doni yang penasaran ikut keluar.
El dan Doni juga terkejut melihat polisi cantik di depan rumahnya.
"Selamat siang?". Ucap Polisi tersebut dengan nada lembut.
"Si-siang". Mereka bertiga tergagap.
"Permisi saya Laura polisi dari Unit pencarian orang hilang, sebelumnya ini benar dengan saudara Elang Satwa Botanica?". Tanya Laura.
"Ya..ya.. Benar itu saya". El nampak antusias.
"Oke, saya mendengar ada laporan yang tertunda mengenai bayi yang ditelantarkan di sini apakah benar?". Tanya Laura.
"Be..benar— eh tapi tidak jadi saya laporkan soalnya ternyata bayi ini keluarga saya sendiri". Ucap El.
"Baik kak karena ini untuk keamanan saya perlu memverifikasi terlebih dahulu karena saat ini kasus perdangangan manusia sedang marak terjadi, mas Elang boleh menunjukkan bukti dokumennya?". Tanya Laura.
"Sa-saya bukan oknum perdangangan manusia mbak. Saya cuma mahasiswa biasa, ini benar dari kakak saya! Don ambilkan surat dari kakakku don!". El meminta tolong.
"Dimana?". Tanya Doni.
"Di— dimana ya? buset gue lupa dimana!". El panik dan langsung kedalam mencarinya namun tidak ada dimana-mana.
El baru ingat kalau tadi terduduk di teras setelah membaca surat kakaknya lalu keluar mengecek teras rumahnya. Namun di teras tidak ada kertas itu, ia pun melihat tempat sampahnya ternyata bersih karena sudah diambil tukang sampah.
"Mbak polisi kayaknya suratnya udah dibawa tukang sampah deh". El mulai takut karena tidak bisa membuktikan ucapannya.
Mereka bertiga yang awalnya luluh oleh kecantikannya sekarang nampak ketakutan karena tidak ingin ditangkap dan dituduh oknum perdagangan manusia.
"Baik kalau begitu bisa ikut dulu ke kantor polisi?". Tanya laura.
"Mbak polisi ampun mbak saya gak bersalah!! Tolong jangan tangkap saya.. saya masih semester 3". Ucap El ketakutan.
"Mbak jangan tangkap saya, saya gak kenal dia". Ucap Deri mengkhianati El.
"Saya juga gak ikut campur mbak". Ucap Doni.
"Oh, kalian gitu tega banget ama gue??". El tidak terima mendengar pengkhianatan teman-temannya.
"Eh? Sudah-sudah jangan berlebihan, saya gak nangkep kalian. Saya cuman ingin kalian ikut ke kantor untuk mengisi formulir saja untuk memastikan keamanan bayi ini". Ucap Laura menenangkan mereka.
"O..OOHHH BEGITU". Ucap mereka bertiga serentak.
"Ngomong dong mbak dari tadi, saya udah mau nangis ini. Tapi ini bayinya nangis mbak, saya tenangin Jojo dulu ya". Ucap El.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Riana
penasaran kenapa kakak ek ninggalin bayinya🤔
2023-10-10
0
Rikarico
dosennya Sambo krna udh bosan jadi polisi😁
2023-06-14
1