"Menjadi Populer itu merepotkan." ucap Sofie, dia kini memegang baju Sebastian dengan erat seolah takut dengan sesuatu.
Sebastian menyadari bahwa Sofie sedikit ketakutan, dia berhenti menganggap ini candaan dan mulai menatap serius ke arah Sofie.
"Kenapa kamu berpikir seperti itu?"
Sofie masih terdiam seolah takut akan sesuatu, dia mencengkram baju milik Sebastian dengan erat, seolah berharap rasa takut itu menghilang.
Setelah beberapa menit, Sofie menghirup napas dan menatap Sebastian, tapi tatapan itu bukan wajah ceria seperti sebelumnya.
Dengan cepat Sofie sekali lagi berubah ke mode dinginnya.
"Jawabannya sederhana, apa kamu tahu perasaan terlalu di idolakan?"
"Tidak, pada dasarnya orang-orang bahkan tak tahu namaku."
"Huh," Sofie menghala napas kasar dan melepaskan tangannya dari baju Sebastian.
Sofie menatap Sebastian, dia mulai menceritakan beberapa cerita masa lalunya.
...-------------...
Auliana Sofie, sejak kecil dia telah diberkahi dengan wajah bak model. Dia sudah cantik, putih, dan dengan mudah memikat orang-orang.
Tapi apakah, dia menikmati kehidupannya sebagai orang yang dikelilingi oleh rasa kagum?
Jawabannya adalah tidak. Kecantikan Auliana Sofie terlalu terang, semua orang selalu memujinya dan menginginkan dia.
Pada saat sekolah Dasar Auliana Sofie pernah diundang oleh beberapa orang untuk menjadi idol, atau semacamnya. Namun Sofie menolak itu dengan keras.
"Aku tak ingin jadi populer, aku hanya ingin hidup normal." Seperti itulah yang dia katakan sebagai alasan.
Bukan berarti Sofie benci anugrah dari Tuhan dan tak bersyukur, Auliana Sofie hanya menganggap bahwa ini adalah pembawa mala petaka.
Karena wajah ini, dia mendapatkan banyak rasa cemburu dari para warga, meskipun banyak yang mengidolakan Sofie, namun tentu saja banyak juga yang membencinya. Itulah kenyataan sosial, mau sebaik apapun seseorang, pasti tetap ada yang membencinya.
Dan Sofie tahu fakta itu saat dia masih SMP, lebih tepatnya saat dia masih kelas 8.
Saat itu kehidupan Sofie yang tentram dan menyenangkan perlahan berubah. Dirinya yang telah bertambah dewasa tentu saja membuat beberapa orang jahat melirik kearahnya banyak tindakan kejahatan yang menanti.
Sofie juga pernah dituduh oleh temannya dengan sebutan pelac*r hanya karena, pacar dari temannya menyukai dia.
Sofie sebenarnya telah berusaha menolak cinta dan menjauhi pacar itu, tapi pacar dari temannya sangat keras kepala.
Dia terus membuntuti dan mengejarnya, hal ini sedikit membuat Sofie ketakutan. Untuk pertama kalinya Sofie takut dengan wajah cantik itu sendiri.
Itu pertama kalinya Sofie diikuti oleh seseorang, banyak mata genit menatap ke arahnya, banyak orang menembaknya, banyak orang yang berusaha mendekati hanya untuk memanfaatkan paras dari Sofie, mereka memanfaatkan Sofie agar bisa mengenal cowok yang lebih keren.
Pada usia itu Sofie menyadari tenang fake people.
Dia juga kehilangan teman dekat karena sebagian temannya iri karena dia punya banyak lelaki yang menyukainya, para pacar dari temannya juga perlahan selingkuh. Dan setelah itu Sofie akhirnya sadar bahwa temannya perlahan berjalan menjauh dan hilang.
Beruntungnya Sofie masih punya teman setia di sisi dia. Teman Sofie yang setia itu bernama Zila Yahla putri. Atau sering disebut Zila.
Zila masih mau dekat dengan Sofie walaupun Setelah peristiwa itu Sofie sudah mulai tak seperti biasa.
Dia sudah tak tertawa dan menjadi orang yang dingin, namun Zila sadar apapun itu Sofie tetaplah Sofie. Tak akan berubah.
Hingga akhirnya Sofie telah menginjakan kaki di SMA, dan itu sama saja tak berubah. Banyak lelaki yang mendekatinya banyak perempuan munafik yang mencoba dekat dengannya hanya agar bisa mempunyai lelaki yang lebih baik.
Sifat Sofie perlahan menjadi berubah dingin, pendiam, dan tenang. Disamping itu Sofie memang pemalu itu tak akan berubah, tapi dia sudah bosan dengan semuanya.Sofie sudah menyerah dengan hubungan masyarakat.
Selama dua tahun dia di SMA tak ada perubahan, Sofie justru menjadi makin buruk, Sofie menjadi takut akan mata orang. Mata yang menghakimi dan menjauhinya, mata yang melihat dengan nafsu bejad itu semua ada di otak Sofie.
Di kelas ketiga hampir sama, Sofie sudah menerima berbagai penyataan cinta bahkan sudah tak terhitung berapa jumlahnya, Sofie juga sadar bahwa orang-orang hanya ingin bersama dengannya karena paras yang cantik dia yakin kalau dia tak terlahir cantik mungkin semua orang menjauhinya.
Hingga akhirnya dia mengenal Sebastian, tidak lebih tepatnya bertemu dengannya lagi. Meskipun Sebastian lupa akan pertemuan pertama kali dengan Sofie, namun gadis ini tak mungkin lupa dengannya.
Mungkin Sebastian agak sedikit berbeda, tapi Sofie sangat kenal dengan Sebastian.
Sebastian sangat berbeda dengan pria lain, dia tak pernah berusaha menembaknya, dan mendekatinya dia bahkan tampak tak terlalu mengidolakan dirinya.
Hal ini menunjukkan bahwa Sebastian tak pernah melihat Sofie dari parasnya. Itulah yang dia pikirkan.
Sofie makin tertarik dengan Sebastian, tak ada hari yang terlewat ketika tak memikirkannya, dia sangat ingin mendekati Sebastian bahkan dia menghabiskan banyak uang agar tampak menarik di depan Sebastian walaupun Sebastian masih tak menatapnya, namun fakta itu makin membuat Sofie senang, artinya Sebastian memang tak melihat dia dari parasnya.
Tapi bagaimana bila dia tak menerimanya seperti orang lain? Bagaimana kalau Sebastian sama saja? Pemikiran itulah yang membuat Sofie berhenti melangkah untuk mendekat.
Waktu telah berlalu berbulan-bulan, dia mulai menyerah untuk mengejar Sebastian, dia takut bila Sebastian sendiri membencinya
Hingga hari ini Sofie akhirnya menemukan buku milik Sebastian, di lacinya.
"Bukankah ini milik Sebastian?" Dia bertanya sendiri di kelas.
Karena penasaran Sofie membuka buku itu dan membaca, hingga selesai. Dia dibuat tersipu malu, dia tak menyangka Sebastian tahu banyak hal tentangnya.
"Tunggu dari mana dia tahu hal tentangku sebanyak ini?" Pipi Sofie makin memerah jantung terus berdetak.
Ini mungkin menakutkan bila dilihat dari sudut pandang orang lain, tapi Sofie justru senang. Setidaknya Sebastian orang yang dia anggap berbeda tahu tentangnya.
Harapan muncul sedikit demi sedikit, dia percaya bahwa Sebastian dan dia bisa dekat.
Tap!
Tap!
Seseorang menaiki tangga, Sofie sedikit gugup karena menyadari seseorang datang.
'Apa ada orang yang mau datang?'
'Duh apa yang harus kulakukan? Aku takut.'
Sekarang Sofie jadi sangat takut, dia lebih tepatnya takut dengan mata pria. Banyak sekali para pria yang menatap genit kearahnya, menggoda dia, menembaknya, Sofie sedikit demi sedikit mulai marah dan jengkel. Bahkan pernah ada yang hampir menyentuh aset pentingnya.
Semua itu membuat Sofie hampir gila, siapapun akan takut setelah mengalami peristiwa itu.
Sekarang Sofie takut, dia gemeteran. Di sore hari yang sepi, dia bisa saja bertemu pria yang memiliki niat buruk seperti hari itu.
Tapi pikiran hanyalah pikiran negatif, dia bertemu dengan Sebastian dan bertatap muka untuk beberapa detik.
Sofie tersenyum manis, walaupun pria mendekatinya, tapi dia tak mengalami rasa takut satupun terhadap Sebastian, dia merasa bahwa Sebastian adalah orang spesial yang memang datang untuk merubah hidup menyedihkannya.
Dia tersenyum dan melangkah mendekati Sebastian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Tanata✨
gak peka🤣
2023-05-29
0
Tanata✨
"megangap" -> "menganggap"
2023-05-29
0
Tanata✨
"special" -> "spesial" aja kak😅
2023-05-24
0