Sedikit Perhatian

"Kamu berdiri saja dulu di sana,tunggu sampai ada yang selesai makan,baru setelah itu kamu bisa makan." Ujar nyonya Amara melihat ke arah Tiara yang masih berdiri mematung di tempatnya.

"Mama pasti lupa kalau anggota keluarga kita sudah nambah satu,makanya tidak ada kursi lain di sini," ucap Melisa,seperti sengaja memanas-manasi keadaan,yang lain hanya diam saja,mereka tampaknya sangat menikmati hidangan makan malam yang lezat itu,sudah dua puluh menit berlalu tapi tidak ada satupun yang selesai makan,mereka seperti sengaja memperlambat-lambatkannya.

Karena merasa dipermainkan,akhirnya Tiara memutuskan untuk pergi dari sana dan kembali ke kamarnya dengan langkah gontai,jelas terlihat diwajahnya kalau dia sangat kecewa dan sedih.

Tiara mengambil kopernya dan meletakkannya di bawah tempat tidur,dia mengurungkan niatnya yang ingin memasukkan bajunya ke dalam lemari pakaiannya Arya,tidak berani mengambil resiko kalau nanti hal itu malah membuat Arya marah kepadanya,karena Arya sudah pasti tidak setuju kalau baju murahan Tiara diletakkan dalam lemarinya.

Tiara langsung mengambil selimut dan kemudian tidur di atas karpet berbulu halus,yang sengaja diletakkan Arya sebagai pijakannya saat bangun tidur,tanpa pikir panjang Tiara langsung tidur di sana.

\*\*\*

Pagi harinya Tiara tidak langsung ke meja makan,dia terlebih dulu menghitung kursi dimeja makan,masih seperti semalam tidak bertambah,akhirnya dia memutuskan untuk ke dapur,memutar haluannya dan berbelok ke kiri.

Bu Amara segera menghentikan langkah Tiara.

"Mau kemana,Ra?" tanya si ibu mertua.

"Kedapur ma,mau makan," jawabnya jujur membuat mereka tercengang.

"Baguslah kalau kamu mengerti dengan posisi kamu." Ucap Melisa. Olivia hanya diam tidak ikut-ikutan,sedangkan Andika dan Ardian hanya melihatnya sekilas,dan Arya terlihat sangat cuek dia tidak perduli dengan istrinya sendiri,sebab mereka menikah bukan karena cinta.

Mira salah satu pelayan yang ada di rumah itu yang bertugas mencuci pakaian lewat di depan mereka,bu Amara kemudian memanggilnya.

"Mira,mulai sekarang semua pakaiannya Arya bukan lagi tugas kamu untuk mencucinya,biarkan saja semua menjadi urusan Tiara!" ucap wanita itu tegas.

"Baik nyonya," jawab Mira singkat diiringi dengan anggukan kepalanya.

\*\*\*

"Non Tia kenapa makan di sini,bukannya non seharusnya makan bersama dengan keluarga besar?" tanya Lia heran. Tiara hanya menggelengkan kepalanya dan sedikit tersenyum.

"Kamu lupa ya Lia,dia itu kan cuma anak pembantu di sini,statusnya juga akan tetap sama meskipun dia sudah menikah dengan anak konglomerat," ujar Tintin dengan nada menghina.

"Sekali anak pembantu ya tetap anak pembantu,ini kan bukan cerita dongeng,tentang cinderella yang bertemu dengan seorang pangeran," tambah Sella ikut menghina,mereka berdua sama-sama tertawa,merasa puas sudah menghina Tiara. Tiara sendiri masa bodoh dengan omongan mereka berdua,hinaan dari mereka juga tidak membuatnya jatuh ke dasar bumi.

Tintin dan Sella mulai terlihat kesal karena Tiara sama sekali tidak menggubris ejekan mereka,gadis itu terlihat acuh tak acuh,terlalu santai membuat mereka geram,dan segera menyudahi sarapannya.

"Non Tiara,kenapa tidak membalas omongan mereka tadi?" tanya Lia kesal.

"Memang harus dibalas ya,mbak?" tanya Tiara dengan polosnya,Tiara sebenarnya bukannya tidak peduli dengan omongan mereka dia hanya sedang cari aman saja,dia tidak ingin terlibat masalah dengan dua pelayan tadi.

"Ya enggak juga sih,tapi non harus hati-hati ya sama mereka berdua,mereka itu sangat licik dan satu lagi,Tintin dan Sella itu adalah pelayan yang bertugas mengurus semua keperluan nona Melisa." Ujar Lia memberitahu.

"Mbak tenang saja,aku pasti tidak akan mencari masalah dengan mereka berdua." Tiara meyakinkan.

\*\*\*\*

Malamnya,Tiara merasakan seluruh badannya pegal-pegal,gadis itu memijat sendiri kakinya,sekilas pandangannya tertuju ke arah Arya yang saat itu duduk di atas kasurnya dengan santai sambil menonton siaran Tv.

"Mas,aku lapar!" adu Tiara seperti anak kecil yang merengek pada ibunya.

"Kamu kan bisa ambil sendiri di dapur,kenapa harus mengadu sama aku?" ucap Arya dingin.

Bukan jawaban seperti itu yang diharapkan Tiara,dia tidak menyangka Arya benar-benar tidak perduli dengannya.

"Aku tidak berani,mbak Tintin dan mbak Sella masih ada di dapur mereka sama sekali tidak mengizinkan aku untuk mengambil makanan di sana." Ucap Tiara,sengaja membuat Arya semakin marah,dia tahu kalau Arya tidak suka dengan sikap sok berkuasa dua pelayan itu,jelas terlihat dari mata Arya setiap kali memandang mereka.

Tanpa bicara apa-apa Arya langsung keluar,tidak tahu apa yang akan di lakukannya. Beberapa menit kemudian dia kembali dengan sepiring nasi ditangannya dan membawa segelas air untuk Tiara. Ini diluar dugaan Tiara,Arya mengambilkan makanan untuk dirinya ini seperti mimpi saja.

"Nih dimakan!" ucap Arya menyodorkan makanan itu kepada Tiara. Tiara mengambilnya dengan perasaan bahagia.

"Mas Arya baik sekali,terimakasih!" ucap Tiara tersenyum manis. Arya hanya mengangguk masih tetap cuek,tapi cowok itu juga tidak bisa membohongi perasaannya sendiri, dia merasa ada yang aneh dengan perasaannya itu saat melihat senyuman Tiara tadi,baru sekarang dia menyadari kalau Tiara memiliki paras yang cantik dan dia sangat manis saat tersenyum.

"Jangan berpikir bahwa aku mulai peduli sama kamu,itu aku lakukan karena aku tidak mau kamu mati kelaparan di sini!" ucapnya kasar,dia sedang berusaha menepis perasaan aneh dihatinya.

"Aku mengerti," ujar Tiara masih tetap tersenyum,tapi Arya tidak bisa menebak arti dari senyumannya itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!