Gawat Darurat

"Tuan Ethan!" teriak Liliana memanggil, tetapi sama sekali tidak ada sahutan dari suaminya itu. Perlahan ia pun beranjak dari tempat tidur sembari memakai pakaiannya lalu melihat kondisi Ethan.

"Apa Anda tertidur?" tanya Liliana cemas. Ia sangat panik ketika ia membangunkan Ethan, pria itu tetap terpejam dan diam.

"Tolong!" teriak Liliana yang tidak kuat mengangkat tubuh suaminya. Pelan ia kembalikan Ethan ke posisi semula lalu berlari ke pintu. Ia bermaksud untuk mencari bantuan.

"Ada apa?" tanya seseorang yang ternyata berdiri tepat di depan kamarnya.

"Ah, An--, ehm, Tuan Ethan pingsan. Bisakah kau membantuku mengangkatnya ke atas tempat tidur?" ucap Liliana gugup saat melihat Ansel menatapnya tajam.

"Apa yang terjadi?"

"Entahlah, dia terjatuh lalu pingsan," jawab Liliana dengan wajah merona merah. Pasalnya ia baru ingat kalau saat ini Ethan pingsan dalam kondisi polos dan tidak tertutup sehelai benang pun.

"Apa yang sudah kau lakukan padanya?" desak Ansel curiga.

"Bisakah kita bahas penyebabnya nanti? Aku khawatir dia terluka," ucap Liliana dengan wajah pias.

"Kau menyuruhku? Jangan mentang-mentang kau istri ayahku maka kau seenaknya saja menyuruhku!" geram Ansel.

"Ini tentang keselamatan ayahmu, Tuan Ansel yang terhormat. Jika dia baik-baik saja aku tidak akan meminta tolong padamu," tegas Liliana dengan kedua tangan genetar. Baru kali ini ia membentak orang lain, padahal biasanya dia sangat penakut.

Ansel mendecak kesal lalu berlari masuk. Kedua matanya melotot lebar ketika melihat kondisi ayahnya. "What the ...."

Liliana tersipu saat Ansel menatapnya penuh tanya. Pria itu lalu mengambil ponselnya dan mencoba menghubungi Sam, asisten Ethan, namun setelah lama ia menunggu, panggilannya tak kunjung dijawab.

"****! Bantu aku, cepat!" teriak Ansel putus asa. Ia sudah menghubungi Sam dan beberapa orang yang lain tidak ada yang menjawab, maka terpaksa dirinya dan Liliana lah yang harus bergerak sendiri.

"Kau, panggil lah ambulans, aku akan menghubungi pihak hotel untuk meminta tolong membawa Papa turun," titah Ansel.

Liliana segera menghubungi rumah sakit terdekat. Setelah selesai, ia membantu Ansel merapikan pakaian Ethan lalu menyiapkan segala sesuatunya untuk keperluan nanti saat di rumah sakit, termasuk dompet yang berisi identitas Ethan.

Tak lama dua orang dari pihak hotel datang untuk membantu Ansel, membawa Ethan ke bawah sembari menunggu ambulans datang.

"Tutup dan kunci pintunya!" teriak Ansel pada Liliana. Ia lalu kembali menghubungi Sam namun masih tetap tidak mendapatkan respon. Ia mengumpat berkali-kali. Rupanya semua orang masih sibuk dengan acara pesta pernikahan yang sudah ditinggalkan oleh kedua mempelai itu.

"Kau ikut denganku, ke rumah sakit!" ketus Ansel sembari menatap tajam Liliana. "Merepotkan saja!" gerutunya.

***

Liliana berkali-kali menatap pintu ruang UGD dengan cemas. Meskipun ia tidak mencintai Ethan, tetapi nyatanya ia begitu khawatir jika terjadi hal buruk terhadap Ethan karena dialah yang menyebabkan pria itu pingsan.

"Katakan padaku, apa yang sudah kau lakukan pada Papa!" tegur Ansel yang kini berdiri tegak di hadapan Liliana.

"Bisakah kau duduk saja? Leherku lelah jika harus mendongak saat bicara denganmu," ucap Liliana.

"Jangan banyak protes! Cepat ceritakan semuanya," desak Ansel.

"Jika kau berdiri, otomatis aku harus sedikit lebih keras berbicara, dan itu akan didengar oleh banyak orang. Apa kau ingin mempermalukan ayahmu?"

Ansel mendecak kesal. Tak urung ia pun kini duduk di sebelah Liliana. "Jangan ada yang kau sembunyikan dariku," ucapnya memperingatkan. "Katakan semuanya dengan jujur agar aku bisa menjelaskan pada dokter nantinya, kalau ditanya."

Liliana menceritakan semua yang terjadi, saat Ethan mabuk dan melempar botol minuman sampai akhirnya memaksanya untuk mau melayani hasrat Ethan. Dengan sedikit malu, ia menceritakan semua sampai pada akhirnya ia terpaksa menendang ayah Ansel. Pemuda itu tercengang. Ia tidak menyangka jika kejadiannya seperti itu. Sangat jauh dari bayangannya.

"Lalu, setelah kau tendang ayah jatuh dan langsung tidak sadarkan diri?" tanya Ansel memastikan.

"Begitulah," jawab Liliana. "Maaf, aku hanya refleks dan membela diri."

"Membela diri dari apa? Ayahku tidak mungkin akan mencelakai mu, dia hanya meminta haknya sebagai seorang suami, dan itu wajar."

Liliana tertunduk takut. Ia tidak mampu menjawab apapun kali ini. Meskipun ia membela diri, Ansel tidak akan mungkin mau percaya begitu saja padanya. Sudah pasti nantinya dirinyalah yang akan disalahkan.

Ansel menatap Liliana tak mengerti. Masih semuda itu mau saja menikah dengan ayahnya yang usianya terpaut jauh. Bahkan ia tahu, Liliana dua tahun lebih muda darinya. Ia sengaja menyelidiki tentang Liliana sesaat sebelum pernikahan itu berlangsung, dan mendapatkan informasi bahwa sebenarnya gadis itu adalah karyawati di perusahaan ayahnya. Ansel menilai, mungkin Liliana sengaja menggoda ayahnya demi mendapatkan hartanya.

"Jangan sok sedih, kau yang sudah membuatnya begini. Atau, kau takut kami tuntut dan mendekam di penjara?" gertak Ansel. Ia merasa Liliana sedang memainkan aktingnya kali ini.

Liliana terduduk lemas. Ia ingin menangis tapi enggan, karena Ansel pasti akan mengoloknya atau mengatainya sedang berpura-pura dan mencari simpati Ansel. Pada akhirnya ia hanya tertunduk diam dan pasrah, membiarkan Ansel dengan segala ucapan dan pemikiran tentangnya.

Hingga pintu ruang UGD tiba-tiba terbuka, seorang dokter keluar dengan peluh yang membasahi dahinya. "Keluarga Tuan Ethan?"

"Saya di sini, Dokter Emil," jawab Ansel. Kebetulan malam itu dokter pribadi mereka sedang bertugas, maka secara otomatis ia yang langsung menangani Ethan kali ini.

"Tuan Ansel, syukurlah Ayah Anda hanya mengalami serangan jantung ringan, mungkin karena kelelahan atau terkejut dengan sesuatu," jelas Dokter Emil.

Sontak Ansel menatap beringas pada Liliana yang kini berdiri, menatap penasaran pada sang dokter, tetapi dari tempat yang agak jauh, Liliana tidak berani dekat-dekat dengan Ansel.

"Nanti setelah Tuan Ethan kami pindahkan ke ruang perawatan, Anda berdua bisa masuk menjenguk beliau," ucap Dokter Emil.

"Baik, Dokter, terima kasih," ucap Ansel. Dokter Emil mengangguk lalu beranjak pergi bersama dua perawat yang mendampinginya.

Liliana mengembuskan napas lega. Ia lalu duduk dengan tenang sembari tersenyum tipis. Itu berarti ia terbebas dari segala tuduhan yang akan menimpanya, jika hal yang buruk sampai terjadi pada Ethan.

"Jangan lega dulu," ketus Ansel. "Bagaimana pun juga semua ini salahmu. Papa pingsan di kamarmu saat dia ada bersamamu."

"Tapi, aku tidak--"

"Cukup! Percuma kau bicara banyak hal untuk membela diri, aku tidak akan percaya," sinis Ansel. "Sekali penjahat tetaplah penjahat. Kau penipu ulung yang mungkin ingin membuat Papa tidak berdaya, lalu merampas semua hartanya!"

"Kau salah, Ansel! Aku tidak seperti itu, aku--"

"Jangan sebut namaku secara sembarangan!" potong Ansel. "Aku tidak sudi mendengar namaku keluar dari mulut berbisa milikmu itu!" hardiknya.

Liliana menggelengkan kepalanya berkali-kali. Ada banyak hal yang mengganjal dalam hatinya namun ia tidak bisa bebas mengungkapkan, karena Ansel selalu mencegahnya bicara.

"Tuan Ansel, Tuan Ethan sudah dipindah ke ruang perawatan, VVIP Dahlia 1," ucap seorang perawat, memberikan informasi dan sekaligus memutus perdebatan Ansel dan Liliana. "Tuan Ethan memanggil Anda berdua untuk datang," imbuh perawat itu yang lalu mengangguk sopan dan segera berlalu pergi.

"Kau pergilah, kami tidak membutuhkanmu!" usir Ansel sembari menunjuk wajah Liliana.

"Tapi aku ingin bicara dengannya," ucap Liliana berkeras.

"Pergilah pelacur!" desis Ansel. "Atau aku akan ...."

Terpopuler

Comments

BINTANG ARINAA

BINTANG ARINAA

kayaknya lebih cocok sama Ansel deh

2023-07-01

0

Sery

Sery

biarkan saja tadi

2023-06-22

0

Ratu Wr

Ratu Wr

woa, apa-apa an ini dituduh

2023-06-03

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!