Malam Pertama?

"Tuan Ethan!" pekik Liliana saat pria paruh baya itu semakin mendekatinya.

Ethan menyeringai. "Gadis kecil, aku tidak tahu, apa kau sudah pantas untuk bisa melayaniku di atas ranjang, tetapi ku harap kau bisa belajar dari sekarang," ucapnya.

Wajah Liliana merah padam. Ia melangkah mundur dengan perasaan takut yang teramat sangat. Ia masih belum siap untuk kehilangan keperawanannya saat ini. Tidak! Setidaknya bukan dengan orang yang tidak ia cintai, meskipun itu adalah suaminya.

"Kenapa menjauh? Takut?"

Liliana terpaksa mendorong tubuh Ethan karena pria itu sudah menempel padanya. Ada sedikit rasa jengah dan jijik dalam hatinya, mengetahui tubuh pria itu beraroma keringat. Perutnya yang sedikit tambun, menambah poin utama, kenapa dirinya harus menghindar, terlebih pria itu saat ini hanya mengenakan ****** ***** saja. Liliana benar-benar risih.

"Kau jijik padaku, hm?" tanya Ethan sembari menatap nanar Liliana. "Ingat, aku ini suamimu."

Liliana tetap bungkam. Ia terus saja menghindari Ethan sembari mencari alasan untuk bisa keluar dari kamar itu. Namun ternyata pria itu seolah paham dengan isi hati Liliana. Ia terus mengikis jarak dan semakin menempel pada tubuh Liliana.

"Tuan, tolong beri saya waktu untuk mempersiapkan diri dulu, sebelum Anda menikmati tubuh saya," ucap Liliana memohon.

Ethan tertawa. Ia lalu menepuk dahinya dengan keras. "Aku lupa kalau yang ku nikahi ini gadis bodoh!" keluhnya. "Tapi, saat ini lebih terlihat betapa bodohnya dirimu, karena kau telah menolak aku di malam pertama pernikahan kita," imbuhnya yang lalu tertawa sumbang.

Ethan melangkah pelan menuju nakas untuk mengambil minuman keras yang sudah disiapkan oleh Sam saat Liliana keluar dari kamarnya tadi. Ethan membuka satu botol lalu meneguk isinya seolah sedang kehausan.

Melihat kesempatan yang ada, Liliana bergegas masuk ke kamar mandi setelah menyambar pakaian ganti miliknya.

Ethan membuka galeri ponselnya, mencari foto Alexia. Ia lalu tersenyum saat menemukan foto dirinya yang sedang berpelukan di atas ranjang sebuah hotel, bersama Alexia. Saat itu mereka menghabiskan waktu dua hari dua malam hanya untuk melampiaskan hasrat yang sudah sama-sama menggebu. Waktu itu .... Waktu mereka masih bersama dan saling mencintai. Setidaknya itulah yang ada dalam benak Ethan saat ini.

"Kau tidak akan bisa bersenang-senang dengan kekasihmu itu, Alexia. Tidak semudah itu!" desisnya gusar. "Setidaknya sampai aku melakukannya bersamamu, untuk yang terakhir kalinya, sebelum kau menikah."

Ethan melempar botol minuman itu dengan keras hingga membentur pintu. Liliana terkejut mendengarnya. Ia lalu mencoba mengintip dari sela pintu kamar mandi, melihat apa yang terjadi.

Sementara itu di luar kamar, Ansel yang sengaja berdiri di sana seketika terkejut mendengar suara pecahan botol yang membentur pintu. Ia lalu semakin menajamkan pendengarannya sembari menduga-duga, apakah ayahnya begitu liar saat berhadapan dengan wanita muda?

"Alexia! Hidupmu tidak akan tenang!" teriak Ethan yang lalu kembali membuka satu botol minuman dan menenggaknya hingga tandas dalam satu tegukan. Liliana semakin cemas. Ethan sedang dalam kondisi mabuk saat ini, dan ia takut pria itu justru nekat memaksanya untuk melakukan malam pertama.

"Hey, kau! Kenapa lama sekali kau di sana?" teriak Ethan sembari menatap kamar mandi dengan gusar. "Keluarlah!"

Tubuh Liliana gemetar. Ia begitu takut kali ini. Takut jika Ethan nekat memperkosanya ataupun memaksanya untuk melakukan hal lain yang tidak ia inginkan.

"Gadis bodoh, keluarlah!" teriak Ethan sekali lagi. "Aku akan mendobrak pintunya kalau kau tidak segera keluar dari tempat bau itu!" ancamnya.

Liliana mengusap kasar wajahnya. Ia lalu menarik napas panjang dan menghembuskan nya berkali-kali sebelum akhirnya ia memutuskan untuk keluar sembari menguatkan hati.

"Ada apa teriak-teriak?" tanya Liliana dengan suara bergetar.

Ethan menepuk tempat kosong di sisinya. Saat ini ia sedang berbaring di atas ranjang king size yang sudah ada di rumah sewa itu. "Berbaringlah, aku ingin menelusuri wajah dan seluruh tubuhmu."

"Untuk apa, Tuan?" tanya Liliana lugu.

"Untuk membuktikan bahwa kau ini benar-benar manusia atau manekin!" jawab Ethan asal saja.

Liliana berdiri kaku di hadapan Ethan. Ia melirik ke sekitarnya, mencari celah yang bisa memungkinkan untuk ia bisa melarikan diri dari rumah itu.

"Kau tidak akan bisa lari dariku," ucap Ethan yang lagi-lagi seperti sudah membaca jalan pikiran Liliana.

"Tuan, please ..., jangan dulu."

Ethan tertawa. Ia lalu melempar botol minumannya dan meraih tangan Liliana, menariknya hingga jatuh terlentang di sebelahnya. Liliana menjerit ngeri. Ia lalu berusaha bangkit namun tenaga Ethan lebih besar. Pria itu kini berada di atas tubuhnya, mengungkung dirinya hingga terasa sesak.

Ethan meraup bibir merah Liliana dengan rakus. Bibirnya bermain di sana begitu lama hingga gadis itu terengah-engah saat ia melepas pagutannya. Ethan tertawa. Liliana terlihat semakin bodoh dan lugu saat ini.

"Kenapa menangis?" Ethan sedikit terperanjat saat kedua mata Liliana berair. Gadis itu memalingkan wajahnya saat mulut Ethan berada tepat di depan hidungnya. Sekuat tenaga ia menahan agar tidak muntah, karena mulut Ethan yang beraroma alkohol.

Liliana menggelengkan kepalanya pelan. Ia lalu memejamkan matanya, pasrah untuk menerima hal buruk yang akan terjadi selanjutnya.

"Hei, bocah ingusan. Apa kau tidak pernah disentuh laki-laki lain sebelum menikah?" tanya Ethan.

Liliana menggeleng. "Tidak pernah," tegasnya.

Ethan tertawa keras. "Benarkah? Jangan bohong, mana ada gadis yang masih perawan di jaman seperti sekarang ini?" sinisnya.

"Terserah Anda mau percaya atau tidak, yang jelas aku tidak sama dengan wanita lain, Tuan," jawab Liliana membela diri. Dadanya semakin sesak karena kini Ethan menghimpitnya dengan kuat.

"Kalau begitu kita buktikan saat ini juga ucapanmu itu, gadis bodoh!" ucap Ethan yang lantas melucuti semua pakaian Liliana dan langsung menerkamnya dengan buas. Tidak sedikitpun tempat yang terlewati oleh lidah Ethan yang bermain di tubuh indah Liliana. Gadis itu mengejang, menggelinjang dan sesekali mendorong dada Ethan dengan keras karena merasakan sakit yang luar biasa saat pria itu menyesap puncak bukit miliknya.

"Sepertinya kau tidak menyukai gaya kasar, Nyonya Ethan, maka bersiaplah dengan caraku yang lebih lembut," cicit Ethan yang kini mulai melakukan semuanya dengan penuh kelembutan, membuat Liliana kini memejamkan matanya, menikmati sedikit sensasi yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Ethan menyeringai, mengetahui caranya berhasil. Maka dengan satu kali hentakan, ia pun telah melepas satu-satunya kain penutup inti tubuhnya dan lalu menindih tubuh Liliana dengan kuat. Liliana memekik.

"Jangan, Tuan!"

"Tenanglah, ini hanya akan terasa sakit di awal," ceracau Ethan yang sudah tidak sanggup lagi menahan hasratnya setelah melihat keindahan tubuh Liliana.

Liliana menggelengkan kepalanya kuat-kuat. Untuk satu hal ini ia tidak bisa melakukannya sekarang tetapi rupanya Ethan sudah mulai kesetanan. Pria itu semakin menekan tubuhnya, hendak menembus dinding pertahanan Liliana.

"Stop! Jangan lakukan itu!" dengan amarah yang menggelegak, Liliana mendorong tubuh Ethan kuat-kuat, hingga pria itu terjungkal ke samping ranjang lalu diam seketika. Liliana cemas. Ia lalu beranjak dari tidurnya dan mengintip keberadaan Ethan dengan perasaan was-was. "Tuan, Anda sedang apa, kenapa diam saja?"

Terpopuler

Comments

Richie

Richie

gadir

2023-07-05

0

BINTANG ARINAA

BINTANG ARINAA

beneran mati nih Ethan?

2023-07-01

0

Sery

Sery

Tendang burung cucak Rowo nya Liliana 😀

2023-06-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!