LDR

Dua bulan sudah berllu sejak kepulangan sang Kakak tercinta Beni Setiawan. Sudah dua bulan juga Ayu tinggal bersama dengan Dimitri, tidak bukan tinggal bersama lebih tepatnya Ayu tinggal sendiri di apartement mewah milik sang suami dan hanya ada seorang ART paruh baya yang menemani yu setiap harinya. Dimitri hanya pulang sesuka hatinya dan itupun juga tidak pernah lama.

Dari kabar yang didengar melalui Bibi yang bekerja dikediaman Dimitri dan Ayu, diketahui Dimitri tengah teramat sibuk karena mengurus sikap mengerikan yang diperbuat oleh sang Ayah. Sudah menjadi rahasia umum Osborn Corp tengah mengalami permasalahan yang sangat serius. Tersebar kabar yang membuat orang-orang kian bertanya-tanya adalah Osborn Corp dikabarkan tidak lagi beroperasi bahkan kabar terakhir sang pemilik berusaha melelang perusahaan yang bahkan tanpa masa depan itu agar bisa menutupi hutang.

"Non, diminum dulu Non." kata Bi Ijah yang menghampiri Ayu yang tengah duduk menghadap kekolam ikan yang lumayan besar menghiasi ruang tengah apartement yang dibeli oleh sang suami.

"Bi, apa aku tidak bisa menghubungi Mas Dimitri? Aku ingin menanyakan kemana dia mengapa tidak kunjung pulang bukankah ini sudah jalan  dua bulan sejak kami menikah?" tanya Ayu menatap Bi Ijah dengan pandangan serius.

"Aduh Non, kalau itu Bibi juga tidak bisa memberikan keputusan. Non tahu sendiri, Tuan Muda Dimitri adalah orang yang sulit disentung dan sangat mudah tersinggung. Bibi ingin menanyakannya pada Tuan Muda, hanya saja Bibi juga tidak berdaya Non," kata Bi Ijah.

Bi Ijah berlalu kebelakang meninggalkan Ayu yang masih betah melamun, kenapa hidupnya malah kerlap-kerlip layaknya pemandangan lampu malam ditengah kota dari atas perbukitan. Indah dan banyak cahaya yang membuatnya menawan, bagaimana munggkin seseorang yang selalu kekurangan sekarang bisa hidup dengan semua fasilitas mewah yang menemani? Meski bahagia bisa menikah dengan pria setampan Dimitri tapi jika hanya sebagai istri pajangan tentu saja Ayu tidak akan mampu.

"Sebenarnya apa yang mau kamu lakukan dengan pernikahan kita Mas? Jika memang kamu hanya ingin menyelamatkan aku saja dari cengkraman Ayahmu tidak seharusnya kamu mengurungku dalam sangkar emasmu ini," lirih Ayu memandang teh hangat yang disajikan Bi Ijah diatas meja.

Ditempat berbeda Dimitri sedang sibuk berpacaran dengan benda persegi yang memiliki tombol dan layar mengkilau diatasnya. Anggka-angka yang memiliki banyak digit sebagai sumber keuangannya menjadi foks utama Dimitri ketika berada diruangan kerjanya. Ya pria usia 30 tahun itu sekarang sangat sibuk karena harus mengambil alih perusahaan Osborn Corp yang sudah tinggal maut berkat tangan cantik sang Ayah. Bukan itu saja Dimitri ingin menjobloskan si tua bangka Dovid ke jeruji besi bersama antek-anteknya. Bagaimanapun Dimitri akan membuang jauh-jauh perasaannya sebagai seorang anak begitu menyaksikan perselingkuhan dan penyalahgunaan kekukuasaan yang dilakukan oleh Dovid jadi-jadian.

Bukan itu saja, Dimitri akan meminta orang kepercayaannya untuk membawa sang Ibunda tercinta untuk berobat ke Jerman. Ya Dimitri sekarang sudah di rumah, tidak akan dia biarkan siapapun menindas sang Ibunda selagi nafasnya masih berhembus.

Terasa matanyanya sudah letih dan hari rupanya sudah sangat larut, Dimitri segera berdiri dan membawa laptop dan notebooknya ke kamarnya dan meninggalkan ruangan kerjanya. Saat keluar dari ruangan itu, Dimitri berjalan ke kaar sang Mama. Mama Rosline tampak sedang terlelap. Wajah wanita yang melahirkannya dan menjadi cinta pertama setiap anak laki-laki adalah seorang Ibu, wajah yang dulu selalu menyambutnya penuh senyum sekarang tampak kuyu dan tidak berdaya.

Mata Dimitri memerah, tapi Dimitri segera berlalu  kamar sang Ibunda setelah menutup pintu secara perlahan. Setibanya di kamarnya, Dimitri menatap menerawang ke langit-langit kamarnya. Pikirannya berkelana pada sang Istri yang hanya dia titipkan pada Bi Ijah. Tidak, Dimitri tidak ingin mempermainkan pernikahannya bersama Ayu. Namun, semuanya juga tidak bisa dilepaskan begitu saja. Dimitri punya tanggung jawab yang besar dan cukup memusingkannya dua bulan terakhir. Dia harus bisa menuntaskan setiap misinya.

"Maafka aku Ayu. Aku harap dirimu mampu mengerti dengan apa yang aku lakukan kali ini. Semuanya memang tidak adil bagimu. Tapi aku tidak ingin mengambil resiko Papa mengetahui keberadaanmu sebelum si Tua itu pindah rumah kedalam rutan." gumam Dimitri.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!