Chapter 5 - Ketegaran Azam

Adnan mendengus kasar. Bagaimana bisa dia menemukan ibu susu untuk Amena sekarang?

"Aku tidak tahu harus mencari kemana. Bisakah kau membantuku mencari ibu susu itu? Sepertinya sekarang aku tidak bisa mengurus semuanya sendiri," ujar Adnan dengan raut wajah gelisah. Dia benar-benar putus asa.

"Baiklah, Tuan. Aku akan carikan ibu susu untuk Amena. Kebetulan di sini juga ada pasien yang baru melahirkan dan kehilangan anaknya. Aku bisa bicara--"

"Tunggu, maksudmu wanita itu bisa melakukannya?" potong Adnan tak percaya.

"Tentu saja. ASI yang tidak disusukan juga bisa berdampak tidak baik bagi seorang wanita," ungkap Ririn.

Pupil mata Adnan membesar. Dia lantas setuju. Lagi pula dirinya juga merasa sudah banyak membantu Meyra. Adnan pun membiarkan Ririn untuk membicarakan semuanya pada Meyra.

Ririn segera beranjak. Dia harus bicara pada Meyra saat Amena masih tertidur. Dirinya yakin anak itu pasti merasa haus kala bangun nanti.

Dengan pelan Ririn membuka pintu kamar Meyra. Lalu mendekati perempuan itu.

Meyra sudah tersadar dari pingsan. Dia tampak termangu. Meyra menatap kosong ke arah jendela. Mengetahui bayinya tidak selamat, dirinya benar-benar merasa kehilangan arah.

"Mbak Meyra?" sapa Ririn.

Meyra tidak menanggapi. Dia bahkan tak menoleh ke arah Ririn.

"Aku boleh bicara kan?" kata Ririn sembari duduk ke dekat Meyra. Perempuan tersebut masih saja bungkam.

"Selain menemukan seorang ibu yang kehilangan bayinya, hari ini kami juga menemukan pasien seorang bayi yang kehilangan orang tuanya," tutur Ririn. Ucapannya kali ini sukses menarik perhatian Merya. Perempuan itu langsung menoleh. Seakan menuntut penjelasan lebih lanjut.

Ririn tersenyum lembut. "Dia membutuhkan ASI. Maka dari itu aku bicara kepadamu. Mungkin saja kau bersedia membantu," jelasnya.

Mata Meyra mengerjap pelan. Ia hanya berpikir sebentar dan berucap, "Ya, kau bisa membawanya kepadaku. Aku akan mencoba membantu."

Ririn tersenyum senang. "Terima kasih, Mbak. Ini bantuan yang sangat berarti. Aku akan segera membawa Amena ke sini saat dia bangun dari tidur," ujarnya. Lalu pamit pergi meninggalkan ruangan.

Ririn pergi memberitahu Adnan. Dia mengatakan kalau Meyra setuju untuk membantu Amena.

"Baguslah kalau begitu. Sekarang aku bisa sedikit lebih tenang. Untuk sementara aku titipkan Amena dan Azam di sini. Aku harus pergi sebentar untuk mengurus sesuatu," ucap Adnan.

"Tapi, Tuan... Kami tidak bisa--"

"Sebentar saja. Kalau kau sibuk, tinggalkan saja mereka bersama perempuan yang akan jadi ibu susu Amena itu," potong Adnan. Tanpa persetujuan Ririn, dia pergi begitu saja. Adnan memang harus mengurus pemakaman Ehsan dan istrinya secepatnya.

Sebelum pergi, Adnan tak lupa bicara pada Azam terlebih dahulu. Ia menyuruh anak itu untuk beristirahat.

Azam mengangguk sambil memancarkan binar mata polosnya. "Pergilah, Om. Aku akan menjaga Amena di sini. Terima kasih sudah banyak membantuku," katanya bersungguh-sungguh. Dia terlihat sedih namun masih mencoba menunjukkan kalau dirinya baik-baik saja.

Adnan menatap Azam penuh kekaguman. Bagaimana bisa anak sekecil Azam bisa memiliki pikiran sedewasa itu? Andai hal serupa juga menimpa dirinya, Adnan mungkin tidak akan bisa berpikir jernih dan terus menangis. Di usia tujuh tahun, Azam begitu tegar menghadapi masalah besar dalam hidupnya.

"Aku akan secepatnya kembali untuk menjemputmu dan Amena," ujar Adnan. Dia saling berpelukan dengan Azam sejenak.

Usai Adnan pergi, Azam pergi untuk melihat adiknya. Amena tampak masih asyik tertidur lelap. Perlahan air mata Azam luruh. Ia juga memegang salah satu tangan Amena.

"Amena, aku tidak tahu bagaimana nasib kita selanjutnya. Tapi sebagai kakak, aku akan berjanji menjagamu agar selalu sehat," isak Azam.

Tanpa diduga, Amena terbangun. Bayi itu langsung menangis histeris. Azam sontak panik dan langsung memanggil perawat.

Terpopuler

Comments

Naftali Hanania

Naftali Hanania

sedih bgt ceritanya /Sob/

2025-04-17

0

yelmi

yelmi

dewasa sekali kamu Azam😭😭

2024-08-14

0

zelindra

zelindra

kok q ikutan nangis ya ..😢 q gk bsa byangi klok itu menimpa anak" q😔

2023-05-22

2

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Kontraksi
2 Chapter 2 - Menolong Wanita Asing
3 Chapter 3 - Kehilangan
4 Chapter 4 - Susu Untuk Amena
5 Chapter 5 - Ketegaran Azam
6 Chapter 6 - Pertemuan Meyra & Azam
7 Chapter 7 - Tawaran Kesepakatan
8 Chapter 8 - Pindah
9 Chapter 9 - Tinggal Satu Atap
10 Chapter 10 - Teh Panas
11 Chapter 11 - Terpaku
12 Chapter 12 - Tatapan Menilai
13 Chapter 13 - Rencana Menemani
14 Chapter 14 - Kopi Lagi
15 Chapter 15 - Bersiap
16 Chapter 16 - Pasangan Pura-Pura
17 Chapter 17 - Sandiwara Adnan & Meyra
18 Chapter 18 - Bayaran Untuk Meyra
19 Chapter 19 - Hujan Deras
20 Chapter 20 - Jatuh
21 Chapter 21 - Menggendong
22 Chapter 22 - Peringatan Azam
23 Chapter 23 - Sarapan Spesial
24 Chapter 24 - Kebohongan Berbuntut Panjang
25 Chapter 25 - Kedatangan Keluarga Adnan
26 Chapter 26 - Teman Atau Teman?
27 Chapter 27 - Kebebasan Hidup Adnan
28 Chapter 28 - Tawaran Adnan
29 Chapter 29 - Pertemuan Tak Terduga
30 Chapter 30 - Saling Setuju
31 Chapter 31 - Nikah Kontrak Selamanya?
32 Chapter 32 - Lantunan Suara Azam
33 Chapter 33 - Pernikahan
34 Chapter 34 - Tidur Sekamar [1]
35 Chapter 35 - Tidur Sekamar [2]
36 Chapter 36 - Tertidur Bersama
37 Chapter 37 - Trauma Meyra
38 Chapter 38 - Ciuman Di Kening
39 Chapter 39 - Berdandan
40 Chapter 40 - Penyembuh
41 Chapter 41 - Membicarakan Saran Dokter
42 Chapter 42 - Meyra Sakit
43 Chapter 43 - Ajakan Azam
44 Chapter 44 - Belum Siap
45 Chapter 45 - Fakta Tersembunyi Masa Lalu Meyra
46 Chapter 46 - Perubahan Adnan
47 Chapter 47 - Pertama Kali
48 Chapter 48 - Pengakuan Adnan
49 Chapter 49 - Lantunan Suara Azam
50 Chapter 50 - Musibah
51 Chapter 51 - Niat Belajar Bersama
52 Chapter 52 - Panggilan Sayang
53 Chapter 53 - Akhir Cerita
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Chapter 1 - Kontraksi
2
Chapter 2 - Menolong Wanita Asing
3
Chapter 3 - Kehilangan
4
Chapter 4 - Susu Untuk Amena
5
Chapter 5 - Ketegaran Azam
6
Chapter 6 - Pertemuan Meyra & Azam
7
Chapter 7 - Tawaran Kesepakatan
8
Chapter 8 - Pindah
9
Chapter 9 - Tinggal Satu Atap
10
Chapter 10 - Teh Panas
11
Chapter 11 - Terpaku
12
Chapter 12 - Tatapan Menilai
13
Chapter 13 - Rencana Menemani
14
Chapter 14 - Kopi Lagi
15
Chapter 15 - Bersiap
16
Chapter 16 - Pasangan Pura-Pura
17
Chapter 17 - Sandiwara Adnan & Meyra
18
Chapter 18 - Bayaran Untuk Meyra
19
Chapter 19 - Hujan Deras
20
Chapter 20 - Jatuh
21
Chapter 21 - Menggendong
22
Chapter 22 - Peringatan Azam
23
Chapter 23 - Sarapan Spesial
24
Chapter 24 - Kebohongan Berbuntut Panjang
25
Chapter 25 - Kedatangan Keluarga Adnan
26
Chapter 26 - Teman Atau Teman?
27
Chapter 27 - Kebebasan Hidup Adnan
28
Chapter 28 - Tawaran Adnan
29
Chapter 29 - Pertemuan Tak Terduga
30
Chapter 30 - Saling Setuju
31
Chapter 31 - Nikah Kontrak Selamanya?
32
Chapter 32 - Lantunan Suara Azam
33
Chapter 33 - Pernikahan
34
Chapter 34 - Tidur Sekamar [1]
35
Chapter 35 - Tidur Sekamar [2]
36
Chapter 36 - Tertidur Bersama
37
Chapter 37 - Trauma Meyra
38
Chapter 38 - Ciuman Di Kening
39
Chapter 39 - Berdandan
40
Chapter 40 - Penyembuh
41
Chapter 41 - Membicarakan Saran Dokter
42
Chapter 42 - Meyra Sakit
43
Chapter 43 - Ajakan Azam
44
Chapter 44 - Belum Siap
45
Chapter 45 - Fakta Tersembunyi Masa Lalu Meyra
46
Chapter 46 - Perubahan Adnan
47
Chapter 47 - Pertama Kali
48
Chapter 48 - Pengakuan Adnan
49
Chapter 49 - Lantunan Suara Azam
50
Chapter 50 - Musibah
51
Chapter 51 - Niat Belajar Bersama
52
Chapter 52 - Panggilan Sayang
53
Chapter 53 - Akhir Cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!