Chapter 2 - Menolong Wanita Asing

"Aaaarkhhh!"

Suara teriakan Meyra menggema. Keringat membasahi nyaris seluruh badannya. Dia hanya bisa berpegang pada seprei yang membalut kasur. Sakit, lelah, dan takut, itulah yang dirasakan perempuan itu sekarang.

Sungguh malang nasib Meyra. Tidak ada satu pun keluarga yang menemaninya saat melahirkan.

Untung saja saat terjadi kontraksi, Meyra sedang berada di tempat umum. Jadi ada orang baik yang membantu dan membawanya ke rumah sakit.

Orang yang menolong Meyra adalah seorang lelaki bernama Adnan. Dia terpaksa harus menunggu karena Meyra tidak memiliki keluarga yang bisa dihubungi. Parahnya Adnan sempat dikira sebagai suami Meyra. Dia tentu tak terima dan langsung membantah.

"Harusnya tadi aku suruh taksi saja yang mengantarnya ke sini!" keluh Adnan sambil melonggarkan dasinya. Kebetulan dia baru saja pulang dari bekerja.

Keinginan Adnan untuk singgah ke mini market, membuat takdir mengharuskannya menjadi penolong Meyra. Memang perempuan itu juga ada di mini market sebelum kontraksi terjadi.

Setengah jam sudah berlalu, Adnan bisa mendengar suara teriakan Meyra sedang berjuang di dalam ruangan. Sebagai manusia yang memiliki hati nurani, tentu ada perasaan empati. Adnan berharap persalinan Meyra berjalan lancar.

Waktu semakin larut. Sudah satu jam lebih proses persalinan Meyra belum selesai. Sampai akhirnya dokter yang menangani keluar dari ruangan.

Adnan bergegas berdiri. Lalu bertanya mengenai keadaan Meyra.

"Tunggu sebentar. Kau siapanya pasien?" tanya Dokter bernama Reza itu.

"Aku orang yang menolong dan membawanya ke sini," jawab Adnan.

"Oh, pantas saja. Kalau begitu aku akan beritahu keadaan pasien padamu," ujar Reza. Ia segera memberitahu bagaimana hasil persalinan Meyra.

Adnan dibuat kaget saat mendengar bahwa bayi Meyra tidak berhasil selamat. Sementara keadaan perempuan itu dalam keadaan tak sadarkan diri sekarang.

"Tunggu, Dok!" panggil Adnan saat melihat Reza nyaris beranjak.

"Ya?" Reza lantas berhenti dan menoleh.

"Apa pasien benar-benar tidak memiliki satu pun keluarga untuk dihubungi?" tanya Adnan memastikan. Sebenarnya saat membawa Meyra ke rumah sakit, dia sudah bertanya tentang seseorang untuk dihubungi. Tetapi Meyra bilang tidak mempunyai orang yang bisa dihubungi.

"Kita bisa memastikan itu saat pasien sadar," tanggap Reza. Kemudian lanjut beranjak.

Adnan menghela nafas panjang. Dia mengusap kasar wajahnya berulang kali. Sampai Adnan terpikirkan untuk membayar seluruh biaya rumah sakit Meyra.

"Oke, aku akan melakukannya. Dari pada terus-terusan terjebak di sini," gumam Adnan. Ia segera mengurus pembayaran rumah sakit Meyra.

"Maaf, Tuan. Untuk sekarang anda hanya bisa membayar biaya operasi pasien. Ini belum termasuk obat dan juga rawat inap yang dilakukannya," sahut gadis yang bertugas mengurus masalah pembayaran.

"Ya sudah. Aku akan membayar biaya operasinya saja," ucap Adnan seraya memberikan kartu debitnya. "Oh iya, hubungi saja aku kalau sudah bisa membayar sisanya," tambahnya yang tak lupa memberikan kartu nama.

Usai melakukan pembayaran, Adnan berniat ingin secepatnya meninggalkan rumah sakit. Dia merasa sudah membantu semaksimal mungkin.

Ketika baru masuk ke mobil, ponsel mendadak berdering. Adnan segera memeriksa. Ia menemukan sahabat dekatnya menelepon.

"Tumben sekali dia menelepon malam-malam begini," komentar Adnan. Dia langsung mengangkat panggilan sahabatnya tersebut.

"Kenapa, San! Tumben malam-malam begini kau--"

"Halo? Ini dengan Mas Adnan?" potong seorang pria asing dari seberang telepon. Adnan yang sangat kenal bagaimana suara sahabat karibnya, tentu tahu kalau orang itu bukan Ehsan.

"Pemilik ponsel ini mengalami kecelakaan. Mobilnya menabrak sebuah truk. Sekarang sedang dilakukan evakuasi. Para korban sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit!" jelas pria dari seberang telepon.

Adnan merasa sangat syok. Dia sampai tak bisa berkata-kata lagi. Ehsan memang merupakan sahabat yang sangat dekat dengannya. Bahkan sudah seperti keluarga sendiri.

"Aku menghubungi nomormu karena melihat ini adalah satu-satunya kontak yang sering dihubungi," ungkap si pria asing lagi.

Adnan masih terdiam. Tubuhnya mematung sambil memasang tatapan getir. Sungguh, berita yang dia dapat sekarang benar-benar tak terduga. Padahal baru saja kemarin dia olahraga bersama Ehsan di tempat gym. Dirinya berharap Ehsan dan keluarganya selamat.

Episodes
1 Chapter 1 - Kontraksi
2 Chapter 2 - Menolong Wanita Asing
3 Chapter 3 - Kehilangan
4 Chapter 4 - Susu Untuk Amena
5 Chapter 5 - Ketegaran Azam
6 Chapter 6 - Pertemuan Meyra & Azam
7 Chapter 7 - Tawaran Kesepakatan
8 Chapter 8 - Pindah
9 Chapter 9 - Tinggal Satu Atap
10 Chapter 10 - Teh Panas
11 Chapter 11 - Terpaku
12 Chapter 12 - Tatapan Menilai
13 Chapter 13 - Rencana Menemani
14 Chapter 14 - Kopi Lagi
15 Chapter 15 - Bersiap
16 Chapter 16 - Pasangan Pura-Pura
17 Chapter 17 - Sandiwara Adnan & Meyra
18 Chapter 18 - Bayaran Untuk Meyra
19 Chapter 19 - Hujan Deras
20 Chapter 20 - Jatuh
21 Chapter 21 - Menggendong
22 Chapter 22 - Peringatan Azam
23 Chapter 23 - Sarapan Spesial
24 Chapter 24 - Kebohongan Berbuntut Panjang
25 Chapter 25 - Kedatangan Keluarga Adnan
26 Chapter 26 - Teman Atau Teman?
27 Chapter 27 - Kebebasan Hidup Adnan
28 Chapter 28 - Tawaran Adnan
29 Chapter 29 - Pertemuan Tak Terduga
30 Chapter 30 - Saling Setuju
31 Chapter 31 - Nikah Kontrak Selamanya?
32 Chapter 32 - Lantunan Suara Azam
33 Chapter 33 - Pernikahan
34 Chapter 34 - Tidur Sekamar [1]
35 Chapter 35 - Tidur Sekamar [2]
36 Chapter 36 - Tertidur Bersama
37 Chapter 37 - Trauma Meyra
38 Chapter 38 - Ciuman Di Kening
39 Chapter 39 - Berdandan
40 Chapter 40 - Penyembuh
41 Chapter 41 - Membicarakan Saran Dokter
42 Chapter 42 - Meyra Sakit
43 Chapter 43 - Ajakan Azam
44 Chapter 44 - Belum Siap
45 Chapter 45 - Fakta Tersembunyi Masa Lalu Meyra
46 Chapter 46 - Perubahan Adnan
47 Chapter 47 - Pertama Kali
48 Chapter 48 - Pengakuan Adnan
49 Chapter 49 - Lantunan Suara Azam
50 Chapter 50 - Musibah
51 Chapter 51 - Niat Belajar Bersama
52 Chapter 52 - Panggilan Sayang
53 Chapter 53 - Akhir Cerita
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Chapter 1 - Kontraksi
2
Chapter 2 - Menolong Wanita Asing
3
Chapter 3 - Kehilangan
4
Chapter 4 - Susu Untuk Amena
5
Chapter 5 - Ketegaran Azam
6
Chapter 6 - Pertemuan Meyra & Azam
7
Chapter 7 - Tawaran Kesepakatan
8
Chapter 8 - Pindah
9
Chapter 9 - Tinggal Satu Atap
10
Chapter 10 - Teh Panas
11
Chapter 11 - Terpaku
12
Chapter 12 - Tatapan Menilai
13
Chapter 13 - Rencana Menemani
14
Chapter 14 - Kopi Lagi
15
Chapter 15 - Bersiap
16
Chapter 16 - Pasangan Pura-Pura
17
Chapter 17 - Sandiwara Adnan & Meyra
18
Chapter 18 - Bayaran Untuk Meyra
19
Chapter 19 - Hujan Deras
20
Chapter 20 - Jatuh
21
Chapter 21 - Menggendong
22
Chapter 22 - Peringatan Azam
23
Chapter 23 - Sarapan Spesial
24
Chapter 24 - Kebohongan Berbuntut Panjang
25
Chapter 25 - Kedatangan Keluarga Adnan
26
Chapter 26 - Teman Atau Teman?
27
Chapter 27 - Kebebasan Hidup Adnan
28
Chapter 28 - Tawaran Adnan
29
Chapter 29 - Pertemuan Tak Terduga
30
Chapter 30 - Saling Setuju
31
Chapter 31 - Nikah Kontrak Selamanya?
32
Chapter 32 - Lantunan Suara Azam
33
Chapter 33 - Pernikahan
34
Chapter 34 - Tidur Sekamar [1]
35
Chapter 35 - Tidur Sekamar [2]
36
Chapter 36 - Tertidur Bersama
37
Chapter 37 - Trauma Meyra
38
Chapter 38 - Ciuman Di Kening
39
Chapter 39 - Berdandan
40
Chapter 40 - Penyembuh
41
Chapter 41 - Membicarakan Saran Dokter
42
Chapter 42 - Meyra Sakit
43
Chapter 43 - Ajakan Azam
44
Chapter 44 - Belum Siap
45
Chapter 45 - Fakta Tersembunyi Masa Lalu Meyra
46
Chapter 46 - Perubahan Adnan
47
Chapter 47 - Pertama Kali
48
Chapter 48 - Pengakuan Adnan
49
Chapter 49 - Lantunan Suara Azam
50
Chapter 50 - Musibah
51
Chapter 51 - Niat Belajar Bersama
52
Chapter 52 - Panggilan Sayang
53
Chapter 53 - Akhir Cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!