Chapter 4 - Susu Untuk Amena

Sang perawat tertunduk sendu. Dia lantas tidak punya pilihan lain selain memberitahu Meyra.

"Maaf, Mbak. Tapi bayi Mbak tidak selamat. Dia sekarang ada--"

"Tidak! Kau pasti bohong!" potong Meyra tak percaya. Dia buru-buru mencabut infus dari tangan. Lalu turun dari hospital bed.

Karena keadaan yang belum sepenuhnya pulih, Meyra langsung terjatuh. Fisiknya yang masih sakit tak mampu untuk menopang.

Si perawat wanita bergegas membantu. Dia juga segera memanggil bantuan teman-temannya.

Kini yang dilakukan Meyra hanya menangis. Sungguh, dia merasa perjuangannya untuk mempertahankan bayinya terasa sia-sia. Dari mulai caci maki, kehilangan keluarga, dan reputasi baik sudah dirinya terima. Meyra bahkan rela jatuh miskin hanya demi sang bayi yang sudah diberinya nama Elita.

"Katakan kepadaku kalau kalian berbohong..." isak Meyra. Bertanya pada tiga perawat yang berdiri di dekatnya. Namun ketiga perawat tersebut hanya bisa diam dan tertunduk. Pertanda bahwa bayi Meyra benar-benar sudah pergi.

"Kenapa ini terjadi kepadaku? Kenapa?!!" keluh Meyra sambil memegangi dadanya yang terasa sesak. Dalam sekejap wajah cantik dan lelahnya itu dibanjiri air mata.

Setelah puas menangis, Meyra meminta perawat untuk membawanya melihat bayinya. Dia ingin melihat bukti dengan mata kepalanya sendiri.

"Apa Mbak yakin ingin melakukan ini?" tanya salah satu perawat.

"Ya, aku mohon bawalah aku," ujar Meyra dengan tatapan penuh harap.

Perawat itu mengangguk. Dia dan rekannya segera membantu Meyra pindah ke kursi roda. Kemudian mereka pergi ke ruangan dimana jasad bayi Meyra berada.

Ketika melihat keadaan bayinya dengan mata kepala sendiri, Meyra semakin sedih. Terlebih keadaan sang bayi dalam keadaan tubuh yang agak membiru.

"Anakku! Kenapa kau tinggalkan Ibu?! Kenapa bukan aku saja yang pergi?!" pekik Meyra histeris. Dua perawat yang datang bersamanya sigap menenangkan.

Di lokasi tidak begitu jauh, ada Adnan yang baru saja keluar dari ruang mayat. Dia terlihat melangkah bersama Azam. Langkah mereka terhenti saat mendengar keributan yang dibuat Meyra.

Adnan tentu mengenal Meyra. Mengingat dialah yang sudah membantu perempuan itu pergi ke rumah sakit. Namun karena sedang berduka, dia tidak terlalu tertarik memikirkan masalah orang.

"Ayo kita pergi! Kita lihat keadaan Amena," ajak Adnan. Akan tetapi Azam bergeming. Perhatiannya masih tertuju pada Meyra. Terlebih perempuan itu sekarang jatuh pingsan.

"Ternyata hari ini tidak kita saja yang merasa kehilangan," gumam Azam. Tidak seperti Adnan, dia merasakan empati terhadap Meyra. Merasa memiliki nasib yang sama, Azam jadi peduli pada perempuan tersebut.

"Ya, itu pasti. Sekarang ayo kita pergi." Adnan menarik tangan Azam. Anak itu tak bisa mengelak dan menuruti saja apa kata Adnan.

Sesampainya di ruang tempat Amena, Adnan langsung mendapat keluhan dari perawat bernama Ririn. Katanya dia kesulitan mengurus Amena karena bayi itu tidak mau meminum susu instan.

"Awalnya Amena baik-baik saja. Namun lama-kelamaan dia menangis terus. Itu terjadi selama berjam-jam. Aku dan perawat lain sampai kewalahan karena bingung harus bagaimana. Jadi kami terpaksa memberi suntik tidur padanya," jelas Ririn panjang lebar.

"Lalu? Apa urusannya denganku? Kau pikir aku tahu segala hal tentang bayi?" sahut Adnan sambil mengusap kasar wajahnya. Jujur saja, kematian Ehsan sudah membuatnya frustasi. Itu menjadi bertambah tatkala Adnan juga harus dihadapkan dengan seorang bayi.

Kebetulan Adnan memang satu-satunya orang yang bertanggung jawab dengan kedua anak Ehsan. Sahabat karib Adnan itu memang memiliki hubungan renggang dengan keluarganya. Hal tersebut karena keputusan Ehsan yang memilih pindah agama mengikuti istrinya.

"Aku sarankan untuk mencari ibu susu untuk Amena. Aku rasa Amena akan mau meminum ASI," usul Ririn pelan.

Terpopuler

Comments

yelmi

yelmi

suka sama karyamu tor... kisah2nya bagus sangat berbeda... semoga semakin banyak pembacanya
semangat berkarya terus y👍😊

2024-08-14

0

zelindra

zelindra

semangat KK ...😁😁

2023-05-20

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 - Kontraksi
2 Chapter 2 - Menolong Wanita Asing
3 Chapter 3 - Kehilangan
4 Chapter 4 - Susu Untuk Amena
5 Chapter 5 - Ketegaran Azam
6 Chapter 6 - Pertemuan Meyra & Azam
7 Chapter 7 - Tawaran Kesepakatan
8 Chapter 8 - Pindah
9 Chapter 9 - Tinggal Satu Atap
10 Chapter 10 - Teh Panas
11 Chapter 11 - Terpaku
12 Chapter 12 - Tatapan Menilai
13 Chapter 13 - Rencana Menemani
14 Chapter 14 - Kopi Lagi
15 Chapter 15 - Bersiap
16 Chapter 16 - Pasangan Pura-Pura
17 Chapter 17 - Sandiwara Adnan & Meyra
18 Chapter 18 - Bayaran Untuk Meyra
19 Chapter 19 - Hujan Deras
20 Chapter 20 - Jatuh
21 Chapter 21 - Menggendong
22 Chapter 22 - Peringatan Azam
23 Chapter 23 - Sarapan Spesial
24 Chapter 24 - Kebohongan Berbuntut Panjang
25 Chapter 25 - Kedatangan Keluarga Adnan
26 Chapter 26 - Teman Atau Teman?
27 Chapter 27 - Kebebasan Hidup Adnan
28 Chapter 28 - Tawaran Adnan
29 Chapter 29 - Pertemuan Tak Terduga
30 Chapter 30 - Saling Setuju
31 Chapter 31 - Nikah Kontrak Selamanya?
32 Chapter 32 - Lantunan Suara Azam
33 Chapter 33 - Pernikahan
34 Chapter 34 - Tidur Sekamar [1]
35 Chapter 35 - Tidur Sekamar [2]
36 Chapter 36 - Tertidur Bersama
37 Chapter 37 - Trauma Meyra
38 Chapter 38 - Ciuman Di Kening
39 Chapter 39 - Berdandan
40 Chapter 40 - Penyembuh
41 Chapter 41 - Membicarakan Saran Dokter
42 Chapter 42 - Meyra Sakit
43 Chapter 43 - Ajakan Azam
44 Chapter 44 - Belum Siap
45 Chapter 45 - Fakta Tersembunyi Masa Lalu Meyra
46 Chapter 46 - Perubahan Adnan
47 Chapter 47 - Pertama Kali
48 Chapter 48 - Pengakuan Adnan
49 Chapter 49 - Lantunan Suara Azam
50 Chapter 50 - Musibah
51 Chapter 51 - Niat Belajar Bersama
52 Chapter 52 - Panggilan Sayang
53 Chapter 53 - Akhir Cerita
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Chapter 1 - Kontraksi
2
Chapter 2 - Menolong Wanita Asing
3
Chapter 3 - Kehilangan
4
Chapter 4 - Susu Untuk Amena
5
Chapter 5 - Ketegaran Azam
6
Chapter 6 - Pertemuan Meyra & Azam
7
Chapter 7 - Tawaran Kesepakatan
8
Chapter 8 - Pindah
9
Chapter 9 - Tinggal Satu Atap
10
Chapter 10 - Teh Panas
11
Chapter 11 - Terpaku
12
Chapter 12 - Tatapan Menilai
13
Chapter 13 - Rencana Menemani
14
Chapter 14 - Kopi Lagi
15
Chapter 15 - Bersiap
16
Chapter 16 - Pasangan Pura-Pura
17
Chapter 17 - Sandiwara Adnan & Meyra
18
Chapter 18 - Bayaran Untuk Meyra
19
Chapter 19 - Hujan Deras
20
Chapter 20 - Jatuh
21
Chapter 21 - Menggendong
22
Chapter 22 - Peringatan Azam
23
Chapter 23 - Sarapan Spesial
24
Chapter 24 - Kebohongan Berbuntut Panjang
25
Chapter 25 - Kedatangan Keluarga Adnan
26
Chapter 26 - Teman Atau Teman?
27
Chapter 27 - Kebebasan Hidup Adnan
28
Chapter 28 - Tawaran Adnan
29
Chapter 29 - Pertemuan Tak Terduga
30
Chapter 30 - Saling Setuju
31
Chapter 31 - Nikah Kontrak Selamanya?
32
Chapter 32 - Lantunan Suara Azam
33
Chapter 33 - Pernikahan
34
Chapter 34 - Tidur Sekamar [1]
35
Chapter 35 - Tidur Sekamar [2]
36
Chapter 36 - Tertidur Bersama
37
Chapter 37 - Trauma Meyra
38
Chapter 38 - Ciuman Di Kening
39
Chapter 39 - Berdandan
40
Chapter 40 - Penyembuh
41
Chapter 41 - Membicarakan Saran Dokter
42
Chapter 42 - Meyra Sakit
43
Chapter 43 - Ajakan Azam
44
Chapter 44 - Belum Siap
45
Chapter 45 - Fakta Tersembunyi Masa Lalu Meyra
46
Chapter 46 - Perubahan Adnan
47
Chapter 47 - Pertama Kali
48
Chapter 48 - Pengakuan Adnan
49
Chapter 49 - Lantunan Suara Azam
50
Chapter 50 - Musibah
51
Chapter 51 - Niat Belajar Bersama
52
Chapter 52 - Panggilan Sayang
53
Chapter 53 - Akhir Cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!