4

Ayumi sudah duduk di kursinya setelah perkenalan dengan seluruh teman baru sekelasnya. Ayumi duduk di barisan kedua, tepat di sebelahnya ada Rara, Si Gadis pendiam.

"Hai, aku Ayumi. Siapa namamu?" tanya Ayumi kepada teman di sebelahnya.

Merasa dirinya diajak bicara, Rara menoleh ke arah Ayumi dan menjawab pertanyaan Ayumi.

"Aku Rara," jawabnya singkat tanpa basa basi.

Ayumi mengulurkan tangan kanannya untuk berjabat tangan dengan Rara.

"Kita bisa bersahabat kan?" tanya Ayumi pelan dengan sedikit ragu.

Lagi-lagi Rara menoleh sekilas ke arah Ayumi dan menganggukkan kepalanya tanpa senyum.

Rara adalah gadis pendiam. Wajahnya cantik, rambutnya terurai panjang sebahu berwarna hitam pekat.

Hari ini terasa begitu cepat, ditambah materi pelajaran yang cukup padat karena sudah akan mendekati ujian nasional. Bel pulang berbunyi sangat kencang. Semua siswa dan siswi merapikan semua peralatan sekolahnya ke dalam tas dan berebut untuk pulang.

"Rara pulang ke arah mana?" tanya Ayumi disela-sela merapikan buku-buku ke dalam tas sekolahnya.

"Aku dijemput oleh Kakakku," jawabnya singkat.

"Ohh iya," ucap Ayumi sedikit keki.

"Mau pulang sekarang?" tanya Rara tiba-tiba kepada Ayumi.

"Eh, ayo," jawab Ayumi sedikit terkejut, tiba-tiba Rara mengajaknya untuk berjalan bersama sampai depan gerbang sekolah.

Ayumi dan Rara berjalan bersama disepanjang koridor menuju pintu gerbang sekolah. Mereka berdua bercerita satu sama lain seperti sudah akrab dan dekat.

"Itu Kakakku. Namanya Kak Zura. Rumahku agak jauh dari sini, kalau mau main silahkan Ayumi," ucap Rara pelan kepada Ayumi.

"Iya Ra. Nanti kapan-kapan aku main ke rumahmu. Aku harus ijin pada Nenek," ucap Ayumi pelan.

Tin ... Tin ... Suara motor besar yang sudah tidak asing lagi dengan klakson yang khas.

"Ayumi, ayo pulang. Kasihan Nenek Arsy." teriak Kahfi dari balik helm full facenya.

Ayumi menoleh ke arah suara yang memanggilnya. Rara juga menoleh dan tersenyum manis ke arah Kahfi.

Ayumi melihat senyum Rara yang mengembang dan terlihat manis saat menatap Kahfi, seperti ada yang beda.

"Itu Kak Kahfi kan? Dia siapa kamu Ayumi?" tanya Rara sedikit menyelidik.

"Kak Kahfi hanya tetangga rumah. Kebetulan kami satu arah jadi sekalian ikut membonceng di motornya," jawab Ayumi pelan sekenanya.

"Salam untuk Kak Kahfi," ucap Rara pelan sambil mengedipkan satu matanya kepada Ayumi.

"Rara!!" panggil Kak Zura setengah berteriak kepada adiknya.

"Iya Kak," jawab Rara sambil berlari ke arah Kak Zura dan mengacungkan jempolnya ke arah Ayumi.

Ayumi naik ke atas motor besar milik Kahfi. Kahfi melajukan motornya dengan kencang. Tak ada pembicaraan apapun hingga motor besar itu berhenti di pinggir sungai.

"Kok berhenti Kak?" tanya Ayumi pelan kepada Kahfi.

"Kita makan batagor dulu ya? Kamu lapar kan?" tanya Kahfi pelan dan meninggalkan Ayumi yang masih berdiri di samping motor untuk memesan batagor.

Ayumi tidak menjawab. Namun langkah kakinya mengikuti Kahfi.

"Kita duduk disana ya. Lesehan gak masalah kan?" tanya Kahfi kemudian.

"Iya Kak," ucap Ayumi singkat dan berjalan menuju tikar plastik yang ada di dekat aliran sungai. Pemandangannya sangat bagus, udaranya juga sejuk sekali.

Kahfi datang membawa dua piring batagor dan air mineral di dalam kantong plastik.

"Ini makan dulu," ucap Kahfi sambil menyodorkan satu piring berisi batagor lengkap dengan saos dan sambalnya.

Ayumi menerima dengan wajah yang biasa saja. Setelah melihat begitu banyak sambal dan saus, wajahnya langsung berubah sedikit cemberut.

"Kenapa? Kok, cuma dilihat aja. Makan?" ucap Kahfi pelan.

"Aku gak suka pedes. Aku juga gak suka pare," ucap Ayumi pelan.

"Sini aku ambil saja. Ganti ya, kalau gak suka sesuatu itu bilang, gak diem aja," ucap Kahfi dengan sabar. Piring tersebut diambil dari tangan Ayumi. Kahfi beranjak berdiri dan kembali memesan sesuai keinginan Ayumi.

Kahfi kembali dengan satu piring batagor pesanan baru untuk Ayumi.

"Makan dan habiskan. Setelah itu kita pulang. Aku harus kembali ke pondok," ucap Kahfi pelan dan mulai makan makanan yang ada didepannya.

Ayumi menerima satu piring batagor tersebut dengan sumringah. Batagor adalah salah satu makanan favoritnya.

"Setelah lulus, kamu mau melanjutkan kemana?" tanya Kahfi pelan sambil menatap aliran sungai yang cukup deras.

"Entah Kak. Belum kepikiran," ucap Ayumi singkat dengan mulut yang penuh dengan makanan.

"Ini minum, nanti kamu tersedak. Pelan-pelan kalau makan," ucap Kahfi pelan dan menyodorkan satu botol air mineral untuk Ayumi. Ayumi menerima botol itu dan meneguk air mineral itu sedikit.

"Terima kasih Kak. Kakak kenal Rara?" tanya Ayumi pelan dan sedikit ragu.

Kahfi menoleh dan menatap ke arah Ayumi yang juga menatapnya meminta sebuah jawaban. Kahfi langsung memalingkan wajahnya saat kedua matanya bertemu dengan kedua mata Ayumi. Mata sendu itu yang selalu terbayang setiap saat.

"Kenapa Kak? Pertanyaan Ayumi gak dijawab?" tanya Ayumi kemudian.

"Suatu saat kamu akan tahu Ayumi. Kakak tidak perlu bercerita. Ini bukan waktu yang tepat," ucap Kahfi pelan dan menghabiskan batagor yang masih ada di piringnya.

Ayumi hanya terdiam mendengar jawaban Kahfi dan meneruskan makannya.

"Habiskan. Setelah ini kita pulang," ucap Kahfi singkat.

Pikirannya melayang beberapa tahun yang lalu. Saat itu Kahfi dan Afnan kakaknya pergi dengan motor besarnya. Melihat dua orang wanita yang tampak sedang diganggu oleh segerombolan pria hidung belang. Ya, mereka Zura dan Rara.

"Kenapa Kak?" tanya Ayumi pelan kepada Kahfi yang terlihat melamun.

"Sudah selesai? Yuk kita pulang?" ucap Kahfi pelan dan bangkit berdiri lalu berjalan menuju motor besarnya.

"Iya sudah Kak. Makasih atas traktirannya,' ucap Ayumi pelan.

"Iya sama-sama," ucap Kahfi pelan menjawab ucapan Ayumi.

Ayumi sudah berada di atas motor besar milik Kahfi. Motor melaju dengan sangat kencang. Beberapa menit kemudian, sampailah di rumah Nenek Arsy.

"Terima kasih Kak Kahfi," ucap Ayumi pelan. Hatinya sedikit luluh dengan perlakuan dan sikap baik Kahfi kepadanya.

"Iya. Aku pulang ya. Mau ke pondok," ucap Kahfi pelan kepada Ayumi

"Iya Kak. Hati-hati di jalan," ucap Ayumi menatap lekat pada kedua mata Kahfi.

Kahfi pun langsung melajukan kendaraan bermotornya menuju rumah.

Semua barang sudah dipersiapkan untuk kembali lagi ke Pondok Pesantren dekat sekolah.

"Adikku Kahfi. Sudah mau jalan sekarang?" tanya Afnan kepada adiknya itu.

"Iya Bang. Titip Ayumi ya Bang?" ucap Kahfi pelan kepada Afnan.

"Ayumi? Oh rupanya adikku ini sedang jatuh cinta?" ucap Afnan pelan sambil menggoda.

"Gak Bang, gak usah kayak gitu deh. Tadi Kahfi lihat Kak Zura, Bang," ucap Kahfi pelan kepada Afnan.

"Lalu?" ucap Afnan singkat dan cuek.

"Bukannya Abang sedang ta'aruf dengan Kak Zura?" tanya Kahfi kemudian.

"Gak. Kalau Zura cinta Abang. Abang bisa apa? Tapi hati Abang hanya menginginkan gadis kecil yang sudah merebut hati Abang sejak kecil," ucap Afnan pelan lalu terkekeh kecil.

"Sebenarnya siapa sih Bang? Gadis kecil itu, kok spesial banget," tanya Kahfi menyelidik.

"Anak kecil bau kencur gak perlu kepo," ucap Afnan singkat lalu masuk ke dalam kamarnya.

Terpopuler

Comments

Mamah Dara

Mamah Dara

jgn Ayumi Dong kak Afnan

2023-07-06

1

lihat semua
Episodes
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 37
37 37
38 38
39 39
40 40
41 41
42 42
43 43
44 44
45 45
46 46
47 47
48 48
49 49
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 67
68 68
69 69
70 70
71 71
72 72
73 73
74 74
75 75
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
87 87
88 88
89 89
90 90
91 91
92 92
93 93
94 94
95 95
96 96
97 97
98 98
99 99
100 100
101 101
102 102
103 103
104 104
105 105
106 106
107 107
108 108
109 109
110 110
111 111
112 112
113 113
114 114
115 115
116 116
117 117
118 118
119 119
120 120
121 121
122 122
123 123
124 124
125 125
126 126
127 127
128 128
129 129
130 130
131 131
132 132
133 133
134 134
135 135
136 136
137 137
138 138
139 139
140 140
141 141
142 142
143 143
144 144
145 145
146 146
147 147
148 148
149 149
150 150
151 151
152 152
153 153
154 154
155 155
156 156
157 142
158 143
159 144
160 145
161 146
162 147
163 148
164 149
165 150
166 151
167 152
Episodes

Updated 167 Episodes

1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
37
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
72
73
73
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87
88
88
89
89
90
90
91
91
92
92
93
93
94
94
95
95
96
96
97
97
98
98
99
99
100
100
101
101
102
102
103
103
104
104
105
105
106
106
107
107
108
108
109
109
110
110
111
111
112
112
113
113
114
114
115
115
116
116
117
117
118
118
119
119
120
120
121
121
122
122
123
123
124
124
125
125
126
126
127
127
128
128
129
129
130
130
131
131
132
132
133
133
134
134
135
135
136
136
137
137
138
138
139
139
140
140
141
141
142
142
143
143
144
144
145
145
146
146
147
147
148
148
149
149
150
150
151
151
152
152
153
153
154
154
155
155
156
156
157
142
158
143
159
144
160
145
161
146
162
147
163
148
164
149
165
150
166
151
167
152

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!