2

Ayumi masih terjaga dalam tidurnya, setelah mimpi buruk semalam sempat membuatnya takut dan tidak bisa tidur kembali.

Hordeng dikamar di sibakkan dan dibukalah jendela kamar tidurnya. Hawa pagi yang begitu segar dengan aroma wangi embun pagi yang khas menusuk rongga hidung untuk terus menarik napas dalam.

Terlihat Nenek Arsy yang sedang menyapu halaman rumah. Peluhnya sudah memenuhi seluruh wajah tua Nenek Arsy.

Ayumi keluar kamarnya dan menghampiri Nenek Arsy.

"Nek, Ayah dan Bunda kemana?" tanya Ayumi pelan dengan mengambil alih sapu dari tangan Nenek Arsy.

Nenek Arsy tersentak cukup keras mendengar pertanyaan Ayumi yang terlontar dengan begitu polosnya.

"Ayah dan Bunda sedang mengadu nasib Ayumi. Mungkin selama beberapa waktu, Ayumi bersama Nenek disini dan melanjutkan sekolah disini," jawab Nenek Arsy pelan.

"Nek Arsy!! Nenek!!" teriakan seorang pemuda memanggil Nenek Arsy.

Seorang laki-laki muda berlari menuju halaman rumah Nenek Arsy dan berlari mendekati Nenek Arsy dan Ayumi yang berdiri tepat disebelahnya.

"Ada apa Nak Kahfi?" ucap Nenek Arsy pelan kepada pemuda itu.

"Anu .. Itu .. Pak Bayu, Nek. Pak Bayu kecelakaan!" ucap pemuda itu dengan panik dan tergagap.

"Pelan-pelan Nak Kahfu. Coba katakan dengan perlahan, apa maksudmu?" ucap Nenek Arsy pelan sambil mengusap punggung pemuda itu dengan lembut.

Tampak sekali kelelahan karena berlari. Pemuda itu bernama Kahfi. Putra bungsu dari salah seorang Kyai ternama di desanya.

"Nek Arsy. Bapak baru saja mendapatkan kabar kalau Pak Bayu dan Bu Alisha mengalami kecelakaan, saat berada di kapal yang akan menyeberang tujuan pulau Bali," ucap Kahfi pelan dengan terbata-bata.

"Ayah!! Bunda!!" teriak Ayumi dengan sangat keras.

Sekilas bayangan mimpi tadi malam seakan menari-nari kembali dalam benaknya. Ayumi melempar sapu yang masih dipegangnya. Air matanya sudah luruh begitu saja membasahi pipinya.

Ayumi berlari menuju rumah dan masuk ke dalam kamarnya, pintu kamar ditutup dengan terbanting. Teriakan histeris menyelimuti ruangan kamar kecil itu.

"Kenapa!! Kenapa harus Ayumi yang mengalami hal ini. Kenapa bukan yang lain, Ya Allah. Bolehkah Ayumi berteriak dan marah padamu, Ya Allah?" teriak Ayumi yang semakin histeris.

Nenek Arsy dan Kahfi berlari mengikuti Ayumi ke kamar. Pintu kamar sengaja dibuka dengan keras oleh Kahfi. Nenek langsung berlari memeluk Ayumi dengan sangat erat.

Ayumi membalas pelukan Sang Nenek mencari kenyamanan di ceruk leher Sang Nenek.

Kahfi melihat keduanya sungguh merasa iba. Perasaannya tergerak untuk menolong kedua wanita ini hingga bisa tersenyum kembali.

"Nenek, Kahfi pulang dulu. Nanti biar Bapak yang mengurus semuanya," ucap Kahfi dengan sopan.

Nenek Arsy hanya melirik sekilas dan menganggukkan kepalanya tanda setuju.

Kahfi kembali ke rumahnya dengan pikiran yang terus tertuju pada Ayumi. Ayumi gadis yang lemah lembut, ayu dan terlihat sholehah itu kini telah mengganggu pikirannya.

"Kahfi, berita duka itu sudah kamu sampaikan pada Nenek Arsy?" tanya Kyai Toha kepada Kahfi anak bungsunya.

"Sudah Pak. Mereka berdua menangis, dan Kahfi bingung harus berbuat apa? Tidak tega melihat kesedihan yang mereka alami seperti itu," ucap Kahfi menjelaskan kepada Bapaknya.

Bayangan Ayumi terus saja menari-nari dalam pikiran Kahfi sejak tadi.

'Perasaan apa ini sebenarnya, seperti tidak biasanya. Melihat perempuan cantik itu hal biasa bagi Kahfi, namun gadis ini seperti berbeda,' ucapnya dalam hati.

"Afnan ... " panggil Sang Ayah kepada Afnan anak sulungnya.

"Iya Pak. Ada apa?" tanya Afnan pelan dan sopan.

"Pergilah ke rumah Nenek Arsy. Bantu jika ada sesuatu yang harus kamu lakukan disana dan hibur Nenek Arsy serta cucunya yang baru saja kehilangan anak, menantu sekaligus orang tua," titah Kyai Toha kepada Afnan.

"Baiklah Pak. Afnan pamit untuk menemani Nenek Arsy disana," ucap Afnan pelan.

Kahfi hanya terdiam dan menatap ke arah Sang Ayah, berharap dirinya juga dititah untuk menemani keluarga Nenek Arsy.

"Kahfi, bagaimana sekolahmu?" tanya Kyai Toha dengan tegas.

"Baik Pak." jawab Kahfi dengan sangat pelan.

Kedua tangannya mengepal cukup erat. Sekolah dan tinggal di Pesantren adalah impian Kahfi sejak dahulu. Kahfi memiliki cita-cita yang cukup mulia, ingin menjadi Kyai seperti Ayahnya.

"Jangan lupa pada hapalanmu Kahfi. Kamu pasti bisa menjadi seorang Hafidz Qur'an," ucap Kyai Toha dengan sangat antusias.

"Doakan Kahfi Pak. Pak, ada yang ingin Kahfi bicarakan," ucap Kahfi pelan dengan sedikit gugup.

"Apa itu? Katakanlah anakku," ucap Kyai Toha dengan pelan.

Sementara waktu di lain tempat. Di kediaman Nenek Arsy, banyak orang datang untuk berbela sungkawa atas meninggalnya Bayu dan Alisha dalam kecelakaan kapal.

Jenazahnya belum ditemukan, tapi sudah dipastikan semua awak kapal dan penumpang meninggal.

Ayumi masih saja bersedekap pada kedua kakinya yang di tekuk. Sesekali wajahnya di benamkan di dekat kedua kakinya. Tangisannya masih terdengar walaupun hanya sesegukan.

"Gadis cantik, makan dulu ya?" ucap Afnan yang sudah membawa semangkok bubur dan teh hangat manis untuk Ayumi.

Ayumi tidak menjawab pertanyaan Afnan. Melirik juga tidak, bahkan malah membuang muka ke arah luar jendela kamar.

Afnan mencoba mendekat dan meletakkan mangkuk bubur dan segelas teh hangat di atas nakas. Lalu duduk di atas kasur dekat dengan Ayumi yang masih saja menangis.

"Bagaimana kedua orang tuamu bisa bahagia jika anak gadisnya menangis terus seperti ini, ucap Afnan pelan lalu mengambil boneka bebek yang ada di sekitar Ayumi.

Ayumi tetap diam dan tidak menggubris sama sekali ucapan Afnan.

"Ayumi, makan yuk? Kakak suapin, mau ya?" ucap Afnan dengan suara yang mirip dengan bebek dan mendekatkan boneka bebek itu pada Ayumi.

"Tolong pergi, biarkan Ayumi sendiri!" jawab Ayumi dengan sangat lirih. Tenaganya sudah habis untuk menangis. Perutnya juga mulai berdemo meminta untuk diisi dengan bubur yang tercium sangat enak dari mangkuk yang dibawa Afnan.

"Yakin pergi, itu perutnya berbunyi. Gak mau makan?" tanya Afnan pelan menggodanya Ayumi yang sudah jelas terlihat lapar.

Ayumi melirik ke arah mangkuk bubur di atas nakas. Hanya bisa menelan air liurnya.

"Makan ya?" ucap Afnan sambil mengambil mangkuk bubur dari atas nakas.

Afnan mengaduk bubur didalam mangkuk lalu menyendokkan bubur tersebut untuk disuapkan kepada Ayumi.

"Makan ya?" ucap Afnan mengulang ucapannya dan mendekatkan sendok tersebut ke bibir Ayumi.

Tanpa rasa malu-malu Ayumi sudah membuka mulutnya untuk menerima suapan bubur dari Afnan. Perutnya sudah benar-benar lapar, kepalanya juga sedikit pening karena lelah menangis.

Setiap suapan demi suapan, Afnan memberikan nasihat dan motivasi untuk Ayumi agar tetap semangat menjalani kehidupannya nanti.

"Namamu Ayumi? Nama yang cantik seperti orangnya," ucap Afnan pelan dan menatap kedua bola mata Ayumi yang masih bengkak karena sepanjang hari menangis.

"Kakak siapa?" tanya Ayumi pelan membalas tatapan Afnan. Suapan terakhir itu menutup pembicaraan mereka yang membuat Ayumi penasaran tentang Afnan.

"Ingat pesan Kakak. Jangan meratapi apa yang sudah menjadi takdir Allah," ucap Afnan singkat dan memberikan segelas teh manis hangat kepada Ayumi.

Ayumi menerima gelas tersebut dan meneguk teh manis hangat itu. Senyuman Ayumi mengembang saat Afnan menatap Ayumi tanpa berkedip.

Terpopuler

Comments

Mamah Dara

Mamah Dara

duh yg suka ma Ayumi Kahfi tp yg pasti Deket ma Ayumi kafnan

2023-07-06

1

lihat semua
Episodes
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 37
37 37
38 38
39 39
40 40
41 41
42 42
43 43
44 44
45 45
46 46
47 47
48 48
49 49
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 67
68 68
69 69
70 70
71 71
72 72
73 73
74 74
75 75
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
87 87
88 88
89 89
90 90
91 91
92 92
93 93
94 94
95 95
96 96
97 97
98 98
99 99
100 100
101 101
102 102
103 103
104 104
105 105
106 106
107 107
108 108
109 109
110 110
111 111
112 112
113 113
114 114
115 115
116 116
117 117
118 118
119 119
120 120
121 121
122 122
123 123
124 124
125 125
126 126
127 127
128 128
129 129
130 130
131 131
132 132
133 133
134 134
135 135
136 136
137 137
138 138
139 139
140 140
141 141
142 142
143 143
144 144
145 145
146 146
147 147
148 148
149 149
150 150
151 151
152 152
153 153
154 154
155 155
156 156
157 142
158 143
159 144
160 145
161 146
162 147
163 148
164 149
165 150
166 151
167 152
Episodes

Updated 167 Episodes

1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
37
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
72
73
73
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87
88
88
89
89
90
90
91
91
92
92
93
93
94
94
95
95
96
96
97
97
98
98
99
99
100
100
101
101
102
102
103
103
104
104
105
105
106
106
107
107
108
108
109
109
110
110
111
111
112
112
113
113
114
114
115
115
116
116
117
117
118
118
119
119
120
120
121
121
122
122
123
123
124
124
125
125
126
126
127
127
128
128
129
129
130
130
131
131
132
132
133
133
134
134
135
135
136
136
137
137
138
138
139
139
140
140
141
141
142
142
143
143
144
144
145
145
146
146
147
147
148
148
149
149
150
150
151
151
152
152
153
153
154
154
155
155
156
156
157
142
158
143
159
144
160
145
161
146
162
147
163
148
164
149
165
150
166
151
167
152

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!