5

Sore ini Kahfi sudah berada di KOBONG Pondok Pesantren milik teman Ayahnya. Motor besarnya terpaksa ditinggal di garasi kesayangan. Afnan yang selalu bertugas mengantarkan adik kesayangannya itu kembali ke habitatnya menjadi seorang santriwan sejati.

"Abang bangga sama keinginan kamu, Fi," ucap Afnan singkat saat berjalan menuju arah Kobong Kahfi.

"Bangga untuk apa Bang? Seharusnya, Fi yang bangga sama Abang. Fans Abang banyak," ucap Kahfi pelan sambil terkekeh kecil melempar senyum nakal pada Afnan.

"Abang lebih memilih sekolah tinggi dan pekerjaan daripada menjadi seorang santri. Tapi kamu sanggup mewujudkan keinginan Bapak dengan baik, terlebih kamu saat ini menuju menjadi seorang Hafidz Qur'an," ucap Afnan dengan penuh semangat dan bangga.

"Tapi Abang lebih keren. Setelah magang ini Abang bekerja di Perusahaan besar," ucap Kahfi pelan mengingatkan kesuksesan Anda yang sudah terbuka lebar.

"Itu semua harus dibayar dengan cinta palsu," ucap Afnan pelan. Ada rasa sesak di dada saat mengungkapkan kata-kata jujur tersebut dari hati.

Kahfi menyimak apa yang diucapkan oleh Afnan Abangnya. Tidak ada respon dan komentar untuk Abangnya itu. Ternyata apa yang dijalani Abangnya itu tidak semudah yang ia lihat.

"Abang berat menerima itu semua," tanya Kahfi pelan dan sedikit takut.

"Sangat berat. Karena Abang tidak pernah mencintai Zura dan selamanya tidak bisa," ucap Afnan tegas.

"Kak Zura itu cantik, sholehah, pintar. Kurang apa Bang?" tanya Kahfi kemudian dengan rasa penasaran.

"Bukankah hati tidak bisa dibohongi. Hati tidak pernah salah memilih. Hati akan mencari yang terbaik diantara yang paling baik?" ucap Afnan singkat dengan senyum yang lebar.

"Kalau seperti itu aku setuju Bang. Jadi ingat senyum Ayumi," ucap Kahfi dengan polos.

"Ayumi? Kamu benar menyukainya, Fi?" tanya Afnan menyelidik.

"Suka iya. Cinta pada pandangan pertama. Tapi kayaknya gak bersambut Bang. Dari sorot matanya, ada seseorang yang Ayumi sukai." ucap Kahfi menebak.

"Kenapa Bang. Kok senyumnya begitu." tanya Kahfi pelan yang sejak tadi memang mengamati gerak gerik Afnan.

Afnan hanya memelototi adiknya itu yang penasaran dengan suasana hati Abangnya.

"Abang suka sama Ayumi?" tanya Kahfi sekenanya dan menatap tajam ke arah Afnan.

Afnan yang merasa sangat terusik dengan pertanyaan adiknya itu segera menepis dan berpura-pura marah.

"Masuk. Itu Pak Kyai sudah menunggu," ucap Afnan singkat sambil menunjuk ke arah Pak Kyai yang sejak tadi mengamati kedua kakak beradik itu.

Kahfi berjalan masuk menuju lorong Kobong dengan membawa tas ransel besar di punggungnya.

Beberapa hari mengenal Ayumi, Kahfi cukup bisa mengetahui tentang Ayumi. Ada beberapa hal yang Kahfi tanya langsung dengan Nenek Arsy tentang Ayumi.

Afnan hanya tersenyum kecut mendengar pengakuan Kahfi adiknya. Senyumnya hanya sedikit, ada perasaan sakit saat mendengar bila adiknya juga menyukai wanita yang sama dengannya.

Afnan membalikkan tubuhnya dan berjalan dengan pikiran berkecamuk. Sedangkan Kahfi menatap punggung Afnan dari kejauhan. Dalam batinnya hanya menebak pasti ada sesuatu yang disembunyikan oleh Sang Kakak.

"Kalaupun aku harus mundur dari saudaraku sendiri itu akan aku lakukan demi kebahagiaan orang yang aku cintai," batin Kahfi dengan senyum yang sedikit dipaksakan.

"Kak Afnan!!" panggil seorang gadis yang sudah tidak asing suaranya.

Ya, itu suara Zura. Zura yang sudah tiga tahun terakhir ini ingin berta'aruf dengannya. Tapi, cinta tidak pernah bisa dipaksakan. Lagi-lagi bayangan gadis kecil sepuluh tahun yang lalu selalu mengganggu pikiran Afnan.

Gadis itu adalah Ayumi. Gadis yang berhasil membuat dirinya jatuh cinta, walaupun saat itu masih sangat kecil. Sepuluh tahun lamanya, Afnan menunggu untuk bisa bertemu kembali.

"Kak Afnan," Panggil Zura kembali dengan mengibaskan telapak tangannya di depan wajah Afnan yang terlihat sedang melamun dan tidak fokus.

"Maaf Zura. Kakak sedang tidak enak badan. Ada apa?" tanya Afnan pelan dan cukup terdengar dingin.

"Tidak ada apa-apa Kak Afnan. Cuma sudah lama, Zura tidak mendengar kabar Kak Afnan," ucap Zura lirih dengan wajah yang ditundukkan ke bawah.

"Kakak harus segera pulang. Maafkan Kakak, Zura. Kakak masih belum bisa menerima ta'aruf itu," ucap Afnan singkat dan dingin.

Afnan meninggalkan Zura begitu saja, dan berjalan menuju parkiran motor.

"Maafkan Kakak, Zura. Kamu wanita sempurna, tentu akan bisa mendapatkan yang lebih baik dari Kakak," ucap Afnan dalam hati.

Kalau sudah bicara hati, kita bisa apa?. Cinta dan sayang semua anugerah dari Allah SWT. Kita hanya bisa memupuk dan membalas rasa cinta dan sayang itu kepada orang yang kita sukai.

Afnan sudah menaiki motornya dan mulai melajukan motornya dengan sangat kencang. Pikirannya terus saja kepada Ayumi. Gadis yang selama ini Afnan sukai, saat ini tengah menjadi anak didiknya sendiri.

Motornya terus melesat kencang hingga akhirnya masuk ke halaman rumah Nenek Arsy. Entah angin apa, yang membawa Afnan ingin menemui gadisnya itu.

"Assalamu'alaikum.." ucap Afnan memberikan salam sambil mengetuk pintu.

"Waalaikumsalam.." jawab seorang gadis dari balik pintu.

Pintu ruang tamu terbuka. Ada Ayumi yang hanya menggunakan celana pendek dan kaos oblong dengan rambut yang dikunci asal-asalan karena baru terbangun dari tidurnya. Wajah Ayumi yang terlihat masih lelah itu terkejut melihat sosok Afnan yang ada di depannya.

"Ayumi?" panggil Afnan pelan.

"Kak .. eh Pak Afnan," jawab Ayumi sedikit tergagap.

"Panggil Kak Afnan saja kecuali memang di sekolah," ucap Afnan pelan.

Ayumi mengerjapkan kedua matanya dan menganggukkan kepalanya dengan pelan. Ayumi masih tidak percaya jika Afnan benar-benar ada di depannya saat ini.

"Kakak tidak boleh masuk? Tidak boleh duduk?" tanya Afnan singkat dan menatap kedua bola mata Ayumi yang masih terlihat sayu.

"Astagfirullah.. Maaf Kak. Silahkan masuk dan silahkan duduk, Kak. Ayumi panggil Nenek Arsy dulu," ucap Ayumi dengan sopan.

Afnan masuk ke dalam rumah dan duduk di kursi tamu setelah dipersilahkan oleh Ayumi. Sedangkan Ayumi masuk ke dalam untuk memanggil Nenek Arsy.

"Oh Nak Afnan. Ada apa Nak Afnan datang kemari? Ada perlu apa?" tanya Nenek Arsy dengan sopan.

"Nenek Arsy sehat?" tanya Afnan kembali saat mencium punggung tangan Nenek Arsy dengan sopan.

"Nenek baik-baik saja. Ada apa Nak Afnan?" tanya Nenek Arsy menyelidik. Karena ini tidak menjadi kebiasaan datang sore-sore jika tidak ada keperluan penting.

"Ini Nek. Mau mengajak Ayumi keluar untuk sekedar jalan-jalan," ucap Afnan singkat.

"Ohh seperti itu. Kalau Nenek tidak keberatan. Nenek harus tanya pada Ayumi," ucap Nenek Arsy pelan.

Ayumi yang sejak tadi menguping pembicaraan antara Afnan dan Nenek Arsy ikut terlonjak bahagia. Karena kedatangan Afnan untuk mengajaknya pergi.

"Ayumi mau Nek," teriak Ayumi dengan suara keras dan spontan dari arah belakang dinding ruang tamu. Ayumi langsung menutup mulutnya yang tidak bisa diajak kompromi disaat-saat seperti ini. Rasa malunya itu bukan lagi. Wajahnya langsung memerah seperti kepiting rebus.

Dari arah ruang tamu, Nenek Arsy hanya bisa tertawa lepas dan menggelengkan kepalanya.

"Dasar anak jaman sekarang," ucap Nenek Arsy lirih dan melempar senyum pada Afnan yang sejak tadi ikut tersenyum lebar saat mendengar teriakan Ayumi.

Terpopuler

Comments

Mamah Dara

Mamah Dara

dasar bocah ya

2023-07-06

1

lihat semua
Episodes
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 37
37 37
38 38
39 39
40 40
41 41
42 42
43 43
44 44
45 45
46 46
47 47
48 48
49 49
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 67
68 68
69 69
70 70
71 71
72 72
73 73
74 74
75 75
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
87 87
88 88
89 89
90 90
91 91
92 92
93 93
94 94
95 95
96 96
97 97
98 98
99 99
100 100
101 101
102 102
103 103
104 104
105 105
106 106
107 107
108 108
109 109
110 110
111 111
112 112
113 113
114 114
115 115
116 116
117 117
118 118
119 119
120 120
121 121
122 122
123 123
124 124
125 125
126 126
127 127
128 128
129 129
130 130
131 131
132 132
133 133
134 134
135 135
136 136
137 137
138 138
139 139
140 140
141 141
142 142
143 143
144 144
145 145
146 146
147 147
148 148
149 149
150 150
151 151
152 152
153 153
154 154
155 155
156 156
157 142
158 143
159 144
160 145
161 146
162 147
163 148
164 149
165 150
166 151
167 152
Episodes

Updated 167 Episodes

1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
37
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
72
73
73
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87
88
88
89
89
90
90
91
91
92
92
93
93
94
94
95
95
96
96
97
97
98
98
99
99
100
100
101
101
102
102
103
103
104
104
105
105
106
106
107
107
108
108
109
109
110
110
111
111
112
112
113
113
114
114
115
115
116
116
117
117
118
118
119
119
120
120
121
121
122
122
123
123
124
124
125
125
126
126
127
127
128
128
129
129
130
130
131
131
132
132
133
133
134
134
135
135
136
136
137
137
138
138
139
139
140
140
141
141
142
142
143
143
144
144
145
145
146
146
147
147
148
148
149
149
150
150
151
151
152
152
153
153
154
154
155
155
156
156
157
142
158
143
159
144
160
145
161
146
162
147
163
148
164
149
165
150
166
151
167
152

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!