3

Tepat seminggu Ayumi hidup berdua saja dengan Nenek Arsy. Ayumi sudah mulai ikhlas dengan semua takdir yang sudah digariskan dari Allah SWT.

"Ayumi, sudah siang Nak. Cepat berangkat ke sekolah. Ini hari pertama kamu sekolah," ucap Nenek Arsy yang masih mencuci piring.

Ayumi hanya terdiam, satu tangannya memegang gelas berisi susu putih kesukaannya yang sudah tinggal setengah gelas. Pandangannya terus menatap ke arah luar jendela dapur.

Hari ini adalah hari pertama Ayumi bersekolah sebagai siswi kelas IX di salah satu Sekolah Negeri terkemuka di daerahnya. Ada perasaan takut dan rasa tidak percaya diri saat menjadi siswi baru di sekolah dan lingkungan yang baru.

"Ayumi!!" teriak Nenek Arsy tepat di telinga Ayumi hingga membuat Ayumi terlonjak kaget mendengar suara keras menggema ditelinganya.

"Astagfirullah Nenek. Telinga Ayumi masih bagus pendengarannya, Nek, jadi tidak perlu berteriak seperti itu," ucap Ayumi sedikit kesal.

Nenek Arsy hanya terkekeh kecil dan tersenyum melihat tingkah kesal Ayumi yang mengerucutkan bibirnya hingga maju beberapa sentimeter ke depan.

"Nenek sudah beberapa kali panggil kamu. Tapi tetap saja melamun, kayak lagi jatuh cinta aja," ucap Nenek Arsy pelan dan meneguk sisa teh manis di gelasnya.

Ayumi menatap ke arah Nenek Arsy dengan perasaan bersalah. Lalu menghabiskan sisa susu yang masih ada. Tidak seharusnya Ayumi menjawab ucapan Nenek Arsy karena itu hal yang tidak baik dan tidak sopan.

"Ayumi berangkat dulu Nek," ucap Ayumi singkat. Ayumi segera beranjak dari kursinya dan mengambil tas dan perlengkapan sekolah lainnya untuk dibawa ke sekolah.

Nenek Arsy ikut berdiri mengantarkan Ayumi cucu kesayangannya hingga depan rumah.

"Kalau sudah waktunya pulang. Pulang dulu Ayumi agar Nenek tidak khawatir," ucap Nenek Arsy kepada Ayumi.

"Iya Nek. Ayumi berangkat dulu," ucap Ayumi pelan dan mencium punggung tangan Nenek Arsy dengan sopan.

Tin ... Tin ... bunyi klakson motor Kahfi yang sengaja datang untuk menjemput Ayumi. Kahfi turun dari motornya dan menyalami Nenek Arsy sekaligus meminta izin untuk mengantarkan Ayumi ke sekolah dengan alasan satu arah dengan arah sekolahnya.

"Nek, Ayumi biar Kahfi antar ke sekolah, kebetulan sekokah kita bersebelahan, sekalian satu arah." ucap Kahfi pelan sambil mengedipkan satu matanya kepada Nenek Arsy.

Melihat kelakuan Kahfi yang serba spontan itu, Nenek Arsy hanya menggelengkan kepalanya.

"Iya. Tapi cucu Nenek dijaga dengan benar ya?" ucap Nenek Arsy pelan kepada Kahfi.

"Siap Nek. Gak cuma dijaga. Tapi juga Kahfi sebut namanya di sepertiga malam Kahfi biar jadi Bidadari Surganya Kahfi. Aamiin," ucap Kahfi penuh semangat.

Nenek Arsy hanya melongo mendengar ucapan Kahfi yang terlihat spontan namun serius itu.

"Belajar dulu yang bener. Gak perlu mikirin cinta," ucap Nenek Arsy pelan kepada Kahfi.

Ayumi sejak tadi hanya terdiam menatap ke arah Kahfi. Tidak ada perasaan simpatik sedikitpun. Tampangnya memang ganteng, tapi tingkat rasa percaya dirinya terlalu tinggi dan terlihat sombong.

"Kok, Bidadarinya Kakak cemberut gitu." ucap Kahfi kepada Ayumi.

"Apa? Bidadarinya Kakak? Ayumi gak salah denger?" ucap Ayumi sedikit sewot. Kedua tangannya dilipat didepan dada dan wajahnya terlihat kesal.

"Awas nanti jatuh cinta lho," ucap Kahfi sekenanya dan menaiki motor besarnya.

"Gak akan!" jawab Ayumi tegas.

"Kita lihat aja nanti. Ayo naik nanti terlambat," ucap Kahfi pelan.

Kahfi hanya tersenyum dibalik helm full facenya. Hatinya sudah tertambat pada gadis manis yang akan diantarnya.

"Nek, berangkat dulu," pamit Kahfi pelan lalu memencet klakson motor tanda akan berangkat.

Ayumi sudah duduk di atas motor besar Kahfi. Kedua tangannya hanya bertumpu pada kedua pahanya sendiri tanpa memegang sang pengendara.

Kahfi hanya diam dan tidak mempermasalahkan itu. Bisa mengantarkan gadis kesayangannya saja sudah senang rasanya.

"Itu sekolahku, tepat disebelah sekolah kamu," ucap Kahfi pelan membuka pembicaraan.

Ayumi hanya diam dan tidak menanggapi ucapan Kahfi karena memang tidak mendengar apa yang diucapkan oleh Kahfi.

Kahfi hanya terdiam tidak mendapatkan respon dari Ayumi. Motor besar itu berhenti tepat di depan gerbang sekolah Ayumi.

Ayumi membaca nama sekolah yang ada di depan gerbang sekolah untuk memastikan nama sekolahnya. Setelah memastikan itu sekolah barunya. Ayumi turun dari motor besar itu dan melenggang masuk ke dalam halaman sekolah tanpa memperdulikan Kahfi yang sudah mengantarkannya.

Kahfi hanya terdiam dan menatap tubuh Ayumi dari belakang. Tidak ada amarah, atau rasa kesal. Kecewa sudah pasti, namun Kahfi tetap bisa menyembunyikan rasa kecewanya itu. Merasa gadisnya sudah masuk ke dalam, Kahfi pun segera tancap gas menuju sekolahnya.

Kahfi adalah siswa berprestasi di Sekolahnya. Kahfi tercatat sebagai santriwan aktif di Sekolahnya.

Motor besarnya sudah masuk ke dalam parkiran sekolahnya.

"Kahfi!!" teriak Bella keras dari arah halaman depan sekolah.

Kahfi hanya melirik sekilas dan melenggang masuk ke dalam koridor sekolah menuju kelasnya. Bella berlari mengejar Kahfi dan menarik lengan Kahfi dengan keras.

"Kamu kenapa Fi?" tanya Bella pelan menatap ke arah Kahfi yang tidak membalas tatapannya.

"Bella ... belajar! Kita mau ujian," ucap Kahfi singkat dan pergi meninggalkan Bella yang mematung menatap Kahfi dengan rasa kesal.

Kahfi memang dingin terhadap semua perempuan. Karena menurutnya perempuan itu bisa menjadi setan bagi cita-citanya sebagai hafidz. Tapi berbeda dengan Ayumi yang selalu membuat Kahfi semangat menggapai semua cita-citanya.

Di lain tempat, Ayumi berjalan menuju ruang kepala sekolah untuk memastikan kelas mana yang akan menjadi kelasnya nanti. Tepat di depan ruang kepala sekolah, Ayumi mengetuk pintu itu. Mendengar ada jawaban dari dalam, Ayumi membuka daun pintu dan masuk ke dalam ruangan kepala sekolah.

"Namamu Ayumi? Baiklah kamu masuk di kelas IX B. Nanti biar diantar wali kelasmu," ucap Kepala Sekolah pelan.

Ayumi hanya menganggukkan kepalanya pelan dan menjawab ucapan Kepala sekolah.

"Baik Pak. Terima kasih," ucap Ayumi dengan sopan.

Terdengar suara pintu diketuk. Ada seorang laki-laki masuk ke dalam ruangan tersebut dan duduk tepat di depan Kepala Sekolah.

"Permisi, bapak memanggil saya?" ucap seorang guru laki-laki itu. Suaranya terdengar sangat dikenali, namun wajahnya membelakangi Ayumi.

"Betul sekali Pak Afnan. Ini murid baru kita, Ayumi. Ayumi akan masuk di kelas Pak Afnan," ucap Kepala Sekolah pelan sambil menunjuk ke arah Ayumi menggunakan dagunya.

Afnan membalikkan tubuhnya dan menatap Ayumi yang terlihat berbeda dari beberapa hari yang lalu.

"Ayumi?" ucap Afnan terdengar pelan namun masih bisa di dengar oleh Ayumi dan Kepala Sekolah.

"Pak Afnan sudah kenal Ayumi?" tanya Kepala Sekolah sambil menatap heran kepada Afnan.

Afnan yang terlihat kaget dengan pertanyaan Kepala Sekolah hanya menjawab dengan anggukkan kecil kepalanya.

"Kak Afnan eh Pak Afnan," ucap Ayumi pelan.

"Ini tetangga saya Pak Kepala," ucap Afnan sedikit gugup. Hatinya sedikit berdesir setiap menatap Ayumi.

"Oh baiklah. Silahkan ke kelas, sudah waktunya masuk," ucap Kepala Sekolah menitah.

Ayumi dan Afnan menuju kelasnya. Sepanjang koridor mereka berdua hanya diam tanpa satu kata. Ayumi berjalan dengan menunduk dengan perasaan yang berkecamuk. Sedangkan Afnan berjalan lurus menatap koridor jalan, tetap dengan suasana hati yang tidak biasa.

Terpopuler

Comments

Mamah Dara

Mamah Dara

eh d bab sblm nya aku salah nulis nama 🤗🤗

2023-07-06

1

Mamah Dara

Mamah Dara

tu kan bener malah skrg guru nya Afnan pula , bagaimana dengan Kahfi

2023-07-06

1

lihat semua
Episodes
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 37
37 37
38 38
39 39
40 40
41 41
42 42
43 43
44 44
45 45
46 46
47 47
48 48
49 49
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 67
68 68
69 69
70 70
71 71
72 72
73 73
74 74
75 75
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
87 87
88 88
89 89
90 90
91 91
92 92
93 93
94 94
95 95
96 96
97 97
98 98
99 99
100 100
101 101
102 102
103 103
104 104
105 105
106 106
107 107
108 108
109 109
110 110
111 111
112 112
113 113
114 114
115 115
116 116
117 117
118 118
119 119
120 120
121 121
122 122
123 123
124 124
125 125
126 126
127 127
128 128
129 129
130 130
131 131
132 132
133 133
134 134
135 135
136 136
137 137
138 138
139 139
140 140
141 141
142 142
143 143
144 144
145 145
146 146
147 147
148 148
149 149
150 150
151 151
152 152
153 153
154 154
155 155
156 156
157 142
158 143
159 144
160 145
161 146
162 147
163 148
164 149
165 150
166 151
167 152
Episodes

Updated 167 Episodes

1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
37
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
72
73
73
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87
88
88
89
89
90
90
91
91
92
92
93
93
94
94
95
95
96
96
97
97
98
98
99
99
100
100
101
101
102
102
103
103
104
104
105
105
106
106
107
107
108
108
109
109
110
110
111
111
112
112
113
113
114
114
115
115
116
116
117
117
118
118
119
119
120
120
121
121
122
122
123
123
124
124
125
125
126
126
127
127
128
128
129
129
130
130
131
131
132
132
133
133
134
134
135
135
136
136
137
137
138
138
139
139
140
140
141
141
142
142
143
143
144
144
145
145
146
146
147
147
148
148
149
149
150
150
151
151
152
152
153
153
154
154
155
155
156
156
157
142
158
143
159
144
160
145
161
146
162
147
163
148
164
149
165
150
166
151
167
152

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!