"Kamu lagi masak apa?" Tanya Haidar yang baru bangun, sambil memelukku dari belakang.
"Nasi goreng sosis." Ucapku sambil mematikan kompor lantas mengambil piring.
"Ada sosis yang mau di cicipi dulu." Ucap Haidar yang langsung ******* bibirku. Usia pernikahan kami sudah setahun 10 bulan, kami bersikap selayaknya pasangan suami-isteri jika di dalam apartemen dan di depan keluarganya. Sampai saat ini aku tidak tahu dia kerja dimana dan sebagai apa, begitu pun Haidar dia tidak tahu aku kuliah atau kursus dia akan berangkat pagi pukul 08.00 pagi dan pulang puku 08.00 malam.
"Terima kasih,"ucapnya dengan mencium keningku. Lantas mengambil celana kolor pendeknya dan memakai kembali sebelum berjalan ke kamar untuk mandi.
"Aku tidak sarapan ada meting pagi! Oya ini uang jajanmu." Kata Haidar sambil menaruh amplop di meja.
"Bukannya kemarin kamu baru ngasih aku Ya?"
"Ini dari papa kemarin dari ku. Aku berangkat dulu,"ucap Haidar sambil ******* bibirku sekilas.
Beginilah hidupku selama di sini dalam segi materi tercukupi ,tetapi hambar dan kosong. Haidar jika lagi membutuhkan pelampiasan nafsu akan lembut selebihnya datar,hanya pak Hilman yang selalu baik padaku. Ku bersihkan badanku sebelum berangkat ke kampus.
"Wah nasgor kesukaanku," ucap Haikal. "Bagi gw juga suka," ucap Silvi.
"Majikan Lo gak marah Lo bawa makanan banyak gini,?" tanya Haikal.
"Tadi aku sudah buat sarapan eh bilangnya gak sempet sarapan ada meting. Ya udah aku bawa buat kalian aja, " ucapku. Teman-teman taunya aku seorang asisten rumah tangga, yang bekerja di apartemen mewah.
"Sering-seringlah begini biar kami anak kos ini tidak kekurangan gizi ,"ucap Beny. Membuat kami tertawa, hanya mereka lah hiburanku.
"Lo suda belajar buat kuis?" Tanya Silvi. "Lo tanya kemana nih? kalau lu tanya ke Lya dia mah nggak perlu belajar pasti bisa ngerjain,tapi kalau bertanya ke kita-kita. Kita jujur belum belajar,"ucap Beny.
"Hehehe ya ke kalian kalau gitu,"ucap Silvi.
"Yuk balik ke kelas tar lagi mulai ni," ucap Haikal.
🎼✉️Haidar
Hari ini aku pulang cepat sebelum magrib aku sudah sampai rumah.
Bersiap-siaplah habis magrib kita ke Jakarta,papa ulang tahun.
^^^me^^^
^^^ok^^^
Sudah 1 tahun ini pak Hilman pindah tugas ke Jakarta.
"Jadi gak sore kita tes ni proyek ," ucap Beny.
"Aku nggak bisa harus buru-buru balik majikan ku pulang sore hari ini,"ucapku.
"Ya udah besok aja kalau begitu ," ucap Beny.
"Besok weekend majikan aku di rumah," ucapku.
"Ya udah Senin aja. Kita gunakan waktu singkat ini untuk belajar sebentar, jangan berdebat,"ucap Silvi.
Setelah dari kantin kami mengikuti pelajaran, sampai jam pulang.
"Bagaimana penerbangan nya Bandung Jakarta capek?" Tanya papa menyambut kami yang baru datang.
"Tidaklah pa kaya sini luar negeri saja capek," celetuk Hana.
"Ayo kita makan pasti kalian belum makan, "ucap mama Camelia. Tetapi hanya menggandeng tangan Haidar dan meninggalkan aku.
"Ayo makan yang banyak." Ucap mama Camelia sambil menaruh lauk ke piring Haidar.
"Ayo Lya juga makan yang banyak pasti capek, "ucap pak Hilman, yang kubalas senyuman.
"Non sudah gak apa-apa taruh aja nanti bibi yang bersihkan,"ucap bibi pelayanan di rumah ini .
"Tidak apa-apa cuma piring ini."
"Kamu sudah denger kalau Cindy telah kembali dari paris?" Sayup-sayup suara mama menghentikan langkah ku.
Cindy bukannya calon pengantin Haidar yang kabur, karena karir ya?
"Ma Haidar sudah punya istri jangan rusak rumah tangganya,!" ucap pak Hilman.
"Dia masuk keluarga kita karena kita kasihan pa. Lagian harusnya dia bersyukur dapat mas Haidar," ucap Hana.
"Kasihan katamu, gara-gara kakakmu yang lain dia kehilangan orang tuanya di mana hati nuranimu," ucap pak Hilman sambil berlalu pergi.
"Dia yang pergi meninggalkanku demi karirnya jadi buat apa aku harus memikirkannya lagi,"ucap Haidar sebelum pergi.
"Non yang sabar ya!" Ucap bibi yang melihatku menguping pembicaraan majikannya.
"Saya sudah biasa direndahkan mama Camelia dan Hana." Kataku sambil tersenyum sebelum meninggalkannya.
Aku melangkah memasuki kamar kami nampak ku lihat Haidar sedang menikmati rokok di balkon kamarnya,aku memutuskan merebahkan badanku sambil bermain ponsel.
"Kak, " ucapku saat Haidar mengambil ponselku dan langsung berada di atasku.
"Aku mau sekarang, "ucapnya yang langsung menyambar bibirku. Dengan tangan satunya menahan tubuhnya supaya tidak jatuh di atasku dan tangan satunya melepaskan kancing piyama ku.
"Kak aku lupa tidak membawa pil KB ucapku." Ucapku saat Haidar tidak mau berhenti.
"Ga papa lagian belum tentu sekali lansung jadi,"ucapnya yang sudah melucuti pakaianku. Aku memang sengaja meminum pil KB, karena ingin fokus kuliah. Sedangkan Haidar tahunya aku masih terlalu muda, makanya dia menyerahkan semua keputusan di tangan ku.
Ada yang berbeda dengan malam ini Haidar bermain secara kasar dan tidak cukup sekali hingga membuat badanku remuk semua.
"Maaf untuk yang semalam." Ucap Haidar saat melihatku berjalan pelan keluar dari kamar mandi. Aku seperti pelampiasan kekesalan dan kekecewaannya selama ini.
"Hmm,"ucapku malas menanggapinya.
"Ayo kita turun bersama ,"ucapnya sambil menggandeng ku. Haidar berjalan sambil memelukku hingga kami terlihat seperti pasangan yang serasi. Nampak ramai orang-orang dari keluarga besar pak Hilman, nampak juga Hendra bersama seorang wanita muda.
Dalam hidupku ini pertama kali aku menghadiri ulang tahun orang paruh baya,dengan acara yang digelar sangat mewah seperti orang hajatan.
"Kalian pasangan yang sangat serasi." Ucap salah satu bibi Haidar yang kami balas dengan senyuman.
"Kalian mau dua tahun tidak ada niat memiliki momongan?" Tanya salah seorang yang kata Haidar adalah sepupu jauhnya.
"Istriku usianya baru genap 19 tahun. Mungkin nanti kalau umurnya sudah lebih dari 20 tahun ,baru kami memikirkan soal momongan, "ucap Haidar. Semua berjalan lancar hingga acara selesai Haidar selalu mendampingiku.
" Terima kasih kamu menyayangi Lya ," ucap papa. Saat papa dan Haidar sedang menikmati rokok setelah acara selesai. Aku yang mendengarnya menjadi terharu dengan rasa sayang papa padaku.
"Mas gawat si Cindy sedang di hajar papanya ,"ucap mama Camelia yang datang dengan berlari.
Kulihat mereka bertiga berlari keluar dan masuk rumah di sebrang jalan, Karena rasa penasaran aku jadi mengikuti mereka.
"Anak pembawa sial ,anak tak tau diri,dulu kamu meninggalkan Haidar demi karirmu dan sekarang apa yang kau dapatkan hah." Ucap seorang lelaki sedang memukul seorang wanita muda dengan rotan.
"Sudah Mas sabar nanti anakmu bisa mati ,"kata papa menghentikan lelaki itu. Ku lihat seorang wanita paruh baya langsung memeluknya, mungkin ibunya.
"Itu pantas buatnya dia pergi meninggalkan pernikahan demi karir. Sekarang apa yang dia dapat bukan karir tapi aib,aib mas." Ucap lelaki itu ikut menangis yang ku tebak adalah ayah Cindy.
"Emang ada apa,aib apa,?"tanya mama.
"Cindy hamil tetapi laki-laki itu tidak bisa bertanggung jawab, karena dia lebih berat dengan anak dan istrinya,"ucap papa Cindy.
"Kita yang salah karena terlalu memanjakannya," ucap wanita yang memeluk Cindy.
"Iya kita yang salah karena itu kita juga yang harus mengakhirinya,"ucap papa Cindy.
"Apa yang ingin kau lakukan pa,?" tanya mama Cindy.
"Kamu harus menikah dengan siapa saja lelaki pilihan papa. Jika kamu tidak mau atau tidak ada lagi yang mau menikah denganmu maka gugurkan bayi itu!"
" Aku tidak mau menggugurkannya ,aku yang salah jangan gugurkan anakku,"mohon Cindy.
" Ya udah kamu nikahin aja sama Santo,!"ucap papa Cindy.
"Kamu jangan gila menikahkan anak semata wayangmu dengan Santo," ucap mama Cindy.
" Lebih baik Papa membunuhku biar kami berdua mati daripada aku harus menikah dengan laki-laki yang tidak jelas,"ucap Cindy. Membuatku penasaran siapa Santo ?.
"Jika kamu mau aku madu, akan ku jadikan kau istri keduaku." Ucapan Haidar bagaikan petir di siang bolong buatku.
"Haidar jangan aneh-aneh kamu Papa tidak setuju,!" teriak papa.
"Biarkan Haidar menolong Cindy pa, paling tidak biarkan mereka menikah sampai Cindy melahirkan," ucap mama.
"Aku tetap tidak setuju ,biar papah Cindy mencarikan suami buat putrinya bukan merusak rumah tangga anakku!" Ucap papa sebelum pergi dan aku segera bersembunyi.
"Akan ku bujuk papanya anak-anak dan menantuku." Ucap mama sambil berlari keluar mengejar papa.
"Aku akan bilang sama istriku biar dia mengizinkan Aku menikahi mu." Ucap Haidar sebelum pergi dan aku langsung bersembunyi.
" Apa kamu tidak malu merusak kebahagiaan wanita lain hanya demi menutupi aib mu." Ucap papa Cindy sebelum menaiki tangga. Aku melangkah gontai meninggalkan rumah Cindy.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
atheina_ARA
adem ayem, mulai ada konflik....lanjut Thor
2023-09-07
1