Hari ini, aku tidak pergi kemana-mana. Aku berencana untuk melukis, tapi hari ini setelah mengerjakan tugas-tugas dari sekolah, aku merasa malas. Lebih memilih rebahan di kamarku sambil menonton film. Begitulah aku menghabiskan waktuku di hari minggu tanpa mama, papa, dan teman-temanku.
Aku membuka toples berisi penuh lolipop yang aku beli di toko kecil dekat tempat kursusku. Bingung memilih yang mana, karena begitu banyak isinya. Butuh 1 menit untukku hanya untuk mengambil keputusan akan memakan lolipop yang warna apa. Ya, aku sangat konyol. Dan aku mengambil lolipop berwarna cokelat tapi ku lihat di plastik pembungkusnya, lolipop itu memiliki rasa cola.
Sambil menonton film yang sudah ku pilih, aku membuka plastik pembungkus lolipop. Aku pun mulai memasukkan candy favoritku itu ke dalam mulutku.
“Hmm.. Enak.” Ujarku sambil menutup mata.
_____
Ketika aku membuka mata, aku mendapati diriku berada di suatu tempat yang asing. Aku sama sekali tidak mengenali tempat ini.
‘Apakah aku sedang bermimpi?’ batinku.
Semua disekitarku tampak berbeda. Aku duduk di kursi taman, aku melihat taman hijau yang sangat luas dan banyak sekali pohon besar, terlihat seperti pohon oak, banyak orang-orang yang sedang berjalan atau olahraga di sana, namun bukan di Indonesia.
Aku merasa bingung dan takut.
‘Aku dimana? Mengapa semua orang pake baju yang beda dengan aku?’ batinku bertanya-tanya.
Kala itu aku hanya menggunakan celana pendek dan kaos saja tanpa memakai sendal atau sepatu.
Aku memakan kembali lolipopku sambil berpikir.
Tak lama seseorang menghampiriku.
“Hei, apa kamu baik-baik saja?” tanya seorang perempuan berrambut pirang sebahu.
Dia bertanya padaku menggunakan bahasa Inggris. Terlihat umurnya tidak jauh dariku.
“Ya, aku baik-baik saja.” Jawabku walau terlihat bingung.
Untung aku bisa berbahasa Inggris, jadi aku dapat mengerti dan menjawab pertanyaannya.
“Namaku Elisa.” Ujarnya sambil menyodorkan tangan kanannya untuk bersalaman denganku.
“Aku Ava.” Ujarku sambil bersalaman dengannya.
“Kenapa kamu tidak memakai sepatu?” tanya Elisa sambil melihat ke arah kakiku.
“Sepatuku tertinggal.” Jawabku asal.
“Mengapa kamu memakai celana sependek itu, Ava?” tanya Elisa dengan tatapan mengintimidasiku.
“Maafkan, aku buru-buru ke luar dari rumah.” Jawabku yang masih mengarang cerita.
Elisa menatapku tajam.
“Dari mana asalmu? Apakah kamu benar-benar tidak sedang menghadapi masalah?” tanya Elisa.
“Bolehkah aku tahu, sedang dimana aku?” tanyaku tanpa menjawab pertanyaannya.
“Norwood park.” Jawab Elisa.
“Norwood Park?” tanyaku heran.
Aku tak tahu itu dimana. Tapi aku yakin aku sudah tidak di Indonesia.
“Yeah, Norwood Park London Ava.” Jawab Elisa yang heran melihatku.
Aku bingung mendengar jawaban Elisa.
‘Bagaimana aku bisa ke sini?’ batinku.
“Tahun berapa ini?” tanyaku yang mulai memahami situasi sekitarku.
“1990” jawab Elisa semakin heran melihatku. “Ava, apakah kamu baik-baik saja?” tanya Elisa khawatir.
“Elisa, apakah aku bisa mempercayaimu?” tanyaku.
Aku menyadari sesuatu keajaiban terjadi padaku yang telah membawaku melintasi ruang dan waktu. Aku terdampar di London pada tahun 1990.
Aku berharap Elisa dapat memahami keberadaanku. Dan mungkin dia bisa membantuku kembali.
“Tentu, Ava.” Jawab Elisa.
“Aku berasal dari Indonesia. Dan tidak tahu kenapa, aku ada di tahun ini. Aku berasal dari 2023. Aku lahir tahun 2007.” Ujarku menjelaskan.
Elisa hanya tertawa mendengar penjelasanku.
‘Tentu saja dia akan tertawa. Ini memang tidak masuk akal. Tapi ini benar-benar terjadi padaku.’ Batinku.
Elisa berhenti tertawa dan melihat wajahku yang serius.
“Kamu serius?” tanya Elisa.
Aku hanya menggangguk dan memikirkan bagaimana caranya untukku menjelaskan padanya bahwa aku benar-benar dari tahun 2023.
Elisa terdiam. Dari raut wajahnya, terlihat dia sedang berpikir dan berusaha mencerna apa yang aku jelaskan tadi.
“Ya, kamu terlihat berbeda. Dari pakaianmu, gaya rambutmu, dan lolipop yang kamu makan itu. Aku tidak pernah melihatnya.” Ujar Elisa menilai tentang penampilanku.
Aku masih memakan lolipopku dan berpikir bagaimana caraku untuk kembali ke masa dan tempatku yang sebenarnya.
“Bagaimana kamu bisa ke sini?” tanya Elisa bingung.
“Aku pun tak tau. Aku hanya sedang berbaring menonton film di kamarku. Saatku pejamkan mataku dan membuka mata, aku sudah berada di sini.” Jawabku menjelaskan pada Elisa.
“Membingungkan.” Ujar Elisa.
“Ya, aku ingin kembali tapi aku pun tidak tau bagaimana caranya. Karena ini pertama kalinya aku begini." Ujarku.
“Maukah kamu ikut denganku ke rumahku?” tanya Elisa. “Ini sudah sore. Akan dingin bila kamu berdiam di sini.”
Memang betul dan aku tidak tahu harus kemana. Mungkin ikut dengan Elisa akan membantuku sampai aku mendapatkan cara untuk kembali.
“Baiklah.” Ujarku
Elisa menatapku karena bertelanjang kaki. Aku menyadarinya.
“Tidak apa-apa, aku bisa berjalan seperti ini.” Ujarku yang melihat jalanan pun tidak berbatu.
“Rumahku tidak jauh dari sini.” Ujar Elisa.
Kami pun berjalan ke rumah Elisa. Sepanjang perjalanan ke rumahnya. Banyak sekali orang yang melihat penampilanku. Terlebih lagi aku tidak memakai sepatu ataupun sendal. Mereka melihatku aneh.
_____
Sesampai di rumah Elisa.
“Aku hanya tinggal dengan kakak laki-lakiku. Tapi dia pulang nanti malam. Kamu bisa membersihkan dirimu dan akan aku pinjamkan bajuku.” Ujar Elisa yang mempersilahkan aku masuk ke dalam rumahnya.
Rumahnya tidak sebesar rumahku. Tapi nyaman. Tidak begitu banyak perabotan dan sangat rapih.
“Orang tuaku sudah lama meninggal. Jadi hanya aku dan kakakku saja.” Ujar Elisa.
“Aku turut berduka atas kehilanganmu, Elisa.” Ujarku iba.
“Tidak apa-apa. Sudah takdir.” Ujar Elisa begitu tegar. “Ini, kamu bisa memakai ini. Kamar mandi ada di ujung sana.”
Elisa memberikan sebuah handuk dan pakaian ganti miliknya untukku sambil menunjukkan arah kamar mandi.
“Terima kasih.” Ujarku.
Aku melihat keliling ruangan untuk mencari tempat untuk meletakkan lolipopku. Elisa menyadari dan memberikanku piring kecil. Dan ku letakkan lolipop di piring itu.
Aku berjalan ke kamar mandi dan membersihkan diriku.
_____
Selesai mandi, aku mencium aroma wangi masakan. Elisa sudah menyiapkan makanan untukku dan dia.
“Aku akan mandi sekarang. Kamu boleh makan duluan jika sudah lapar. Aku tidak punya apa-apa. Hanya spaghetti saja.” Ujar Elisa sambil berjalan ke kamar mandi.
“Terima kasih, Elisa.” Ujarku.
Tak lama setelah Elisa mandi.
“Kamu tidak makan Ava?” tanya Elisa.
“Aku menungguku agar bisa makan bersama.” Jawabku.
“Ayo kita makan mumpung masih hangat.” Ajak Elisa.
Kami pun makan malam bersama. Waktu saat itu menunjukkan jam 7 malam.
Kami berbicara sambil makan tentang waktu dan tempatku berada. Elisa sangat penasaran dengan masa depan.
“Andai aku bisa ke masa dan tempatmu juga Ava. Aku sungguh penasaran.” Ujar Elisa sambil membereskan meja makan.
Aku turut membantunya. Aku tidak pernah melakukannya di rumah, tapi karena aku tamu di rumah ini, tentu aku harus membantu.
“Bolehkah aku mencuci piring-piring itu, Elisa?” tanyaku “Aku tidak pernah mencuci piring di rumah”
“Apa? Mengapa?” tanya Elisa heran namun geli mendengar aku yang seumuran dengannya tidak pernah mencuci piring.
“Ada orang yang mengerjakannya untukku.” Jawabku.
“baiklah tapi hati-hati. Jangan sampai piring-piringku pecah.” Pinta Elisa.
Aku pun mencuci piring-piring dan dibantu oleh Elisa. Dia khawatir aku akan memecahkan piring-piringnya.
Kami menjadi akrab. Aku menyukai teman baruku ini.
Setelah kami selesai membereskan semuanya. Kami duduk di ruang tamu, aku mengambil lolipopku yang masih ada dan memakannya.
Namun setelah aku menghabiskan lolipopku. Aku sudah berada di kamarku.
‘Ternyata aku hanya mimpi tadi.’ Batinku.
Aku pun bangun dari tempat tidurku, berjalan ke kamar mandi dan aku baru sadar, itu semua bukan mimpi.
"Aku memakai baju Elisa." Teriakku kaget.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Setia R
satu iklan untukmu!
2023-09-02
0
Setia R
wah, udah pindah tempat yang asing, masih juga bawa loli pop, to dek ... dek! 😃😃😃😃
2023-09-02
0
Cokies🐇
aku belum lahir
2023-08-17
0