Pagi hari di ruang makan, aku, mama, dan papa sedang sarapan.
“Sayang, mama sama papa sore ini berangkat ke Singapura selama 5 hari. Berangkat dari sini jam 10.” Ujar Mama padaku.
“Iya, mah. Papa udah kasih tau Ava semalem.” Jawabku.
Semalam saat aku sedang nonton, papa datang menghampiriku memberikan sepatu baru padaku. Bukan ulang tahunku, tapi papa membeli sepatu edisi terbaru buatan dari temannya untukku. Papa memberitahuku tentang perjalanan bisnis papa dan mama.
“Kamu ngga mau ikut, sayang?” tanya Mama. “Ava bisa pulang hari besok untuk sekolah.”
“Ngga, mah. Ava banyak tugas. Hari ini teman-teman Ava juga mau pada dateng.” Jawabku.
Aku tidak begitu tertarik untuk pergi ke luar negeri dengan Mama dan Papa saat mereka ke sana untuk bisnis. Berbeda kalau rencana liburan, aku akan sangat tertarik untuk berangkat. Tapi hal itu sulit karena mama dan papa sangat sibuk bekerja.
“Ya sudah. Papa akan kirim uang jajan buat kamu ya.” Ujar mama.
Uang jajanku dari papa minggu kemarin saja masih banyak. Aku jarang sekali menghamburkan uang-uangku. Apa yang aku pakai sekarang, kebanyakan hadiah dari mama dan papa. Mama dan papa tidak pernah tahu sudah banyak tabunganku. Hehehe.
Selesai sarapan, mama kembali ke kamarnya untuk bersiap-siap. Sedangkan papa mengajakku berbicara.
“Ava suka sepatu yang papa kasih semalam?” tanya Papa padaku.
“Suka, pah. Ava pake nanti sore kalau jalan-jalan ke luar sama temen-temen Ava.” Jawabku.
Aku berharap Dea, Vina, dan Jordan mau jalan denganku sore ini setelah kami berenang. Atau akan aku antar mereka semua ke rumah mereka masing-masing.
“Teman-teman Ava kesini mau mengerjakan tugas?” tanya Papa.
“Ngga, pah. Kita mau berenang. Ava kerjain tugas sendiri besok.” Jawabku.
“Sudah beli makanan untuk teman-teman?” tanya Papa sambil mengecek hpnya karena menerima pesan.
“Belom, pah. Bentar lagi Ava ke depan buat beli cemilan.” Jawabku.
Papa sibuk dengan hpnya.
“Pah, boleh ngga teman-teman Ava makan siang di sini?” tanyaku.
“Boleh donk Ava. Kalau mereka mau menginap di sini untuk temani Ava juga boleh.” Jawab Papa. “Papa sudah kirim uang jajan kamu ya. Papa lebihkan untuk uang jajan teman-teman kamu juga.”
“Thanks, pah.” Ujarku sambil memeluk papa.
“Maafkan papa ya Ava, papa ngga bisa ada banyak waktu untuk Ava.” Ujar Papa yang terlihat sedih.
“Ngga apa-apa, pah. Ava ngerti papa sibuk. Sibuk cari uang untuk biayain sekolah Ava. Hehehe.” Jawabku yang masih berada dipelukan papa.
“Terima kasih sudah jadi anak papa yang baik dan pengertian Ava.” Ujar papa sambil mengecup keningku. “Papa siap-siap dulu ya. Jangan sampai ketinggalan pesawat.”
“Ok, papa”
Papa langsung beranjak dan pergi ke kamarnya. Sedangkan aku, pergi mencari pak Jono.
“Pak Jono, anterin Ava ke mini market di depan. Ava males jalan. Hehehe.” Pintaku pada pak Jono yang sedang mengobrol dengan pak Asep supir papa.
“Ya, non. Bapak panasin mobil dulu ya.” Ujar pak Jono yang hendak bergegas mengambil kunci mobil.
“Naek motor aja, pak. Biar cepet.” Pintaku.
“Ok, non. Sebentar bapak ambil kuncinya dulu.
“Pak Asep mau anter mama sama papa ya ke bandara?” tanyaku.
“Iya, Non.” Jawab pak Asep.
“Hati-hati bawa mobilnya ya pak.” Pintaku.
Tak lama pak Jono datang.
“Ayo, non.” Ajak pak Jono padaku.
_____
Dea, Vina, dan Jordan sudah sampai di rumahku ketika aku mengantar mama dan papa yang akan berangkat.
“Mah, pah, teman-temanku sudah datang.” Ujarku sambil menunjuk ke arah pintu gerbang.
Mereka menghampiriku.
“Selamat pagi om, tante.” Mereka menyapa mama dan papa yang sudah berada di mobil.
“Pagi, selamat bersenang-senang ya. Om dan tante berangkat dulu.” Ujar Papa.
“Makasih om.” Ujar mereka berbarengan.
Aku melambaikan tangan saat mobil melaju keluar.
“Yuk, masuk.” Ajakku pada mereka.
Kami menuju ke kolam renang. Ada ruang ganti dan kamar mandi di sana jadi mereka dapat mengganti baju mereka.
Kami pun berenang dan mengobrol santai sambil menyantap makanan kecil yang sudah disiapkan oleh mba Dini.
Mba Dini adalah salah satu asisten rumah tangga di rumahku yang baru yang membantu pekerjaan bi Wina.
“Aku ada kabar baru. Aku dengar dari teman sekelasmu, Anita. Dia anak basket juga denganku. Kami mengobrol kemaren saat latihan tentang gosip yang disebar Siska. Tau, ngga? Siska ngancem beberapa orang yang ngga peduli sama gosip yang dia sebar. Termasuk ngancem Anita.” Ujar Vina menjelaskan.
“Ngancem gimana?” tanya Jordan penasaran.
“Siska tau kelemahan Anita. Dia pakai kelemahan itu buat ngancem. Anita ngga cerita kelemahannya apa. Aku juga ngga tanya karena ngga enak.” Jawab Vina.
Kami semua kebingungan mendengar apa yang dijelaskan Vina. Menjadi pertanyaan besar mengapa Siska sangat tidak suka denganku.
“Kamu punya masalah apa sama Siska?” tanya Dea padaku
“Ngga punya masalah apa-apa. Aku tetangga dia tapi aku ngga deket sama dia apalagi ngobrol.” Jawabku.
“Aneh ya. Kenapa dia bisa buat gosip kayak gitu, terus ngancem anak-anak yang ngga percaya omongan dia.” Ujar Dea.
“Kita cari tau aja gimana?” tanya Jordan memberikan idenya.
“Caranya?” tanya Dea.
“Kita mulai cari tau dari SMP dia dulu. Aku curiga ada sesuatu yang buat dia ngga suka sama Ava.” Ujar Jordan menjelaskan.
Sambil makan siang kami merencanakan untuk mencari tahu mengapa Siska melakukan semua hal itu padaku, setelah berdiskusi mereka pamit pulang dan ku paksa untuk mengantar mereka sampai ke rumah mereka masing-masing. Aku dan pak Jono pun mengantar mereka.
Tak lupa aku memakai sepatu baru pemberian papa.
_____
Sesampaiku di rumah setelah mengantarkan mereka pulang. Aku yang baru saja turun dari mobil, dihampiri oleh bi Wina.
“Non Ava, bibi mau menyampaikan sesuatu.” Ujar bi Wina padaku dan terlihat seperti mau menyampaikan sesuatu yang sangat penting.
“Ada apa, Bi?” tanyaku bingung.
Bi Wina memberi kode agar pak Jono tidak mendengar apa yang akan bi Wina katakan.
Aku berjalan ke kamarku sambil diikuti oleh bi Wina.
Sesampai di kamar, aku dan bi Wina duduk di tempat tidur.
“Cerita, bi.” Pintaku.
“Begini, non. Tadi bibi ke depan jalan untuk membeli obat untuk suami bibi. Ketemu mba Idah. Mba Idah menyampaikan sesuatu tentang non Siska. Non harus hati-hati sama non Siska.” Ujar bi Wina.
“Hati-hati kenapa, bi?” tanyaku bingung.
“Mba Idah mendengar percakapan non Siska dengan temannya di telepon. Dia benci sekali dengan non Ava. Dia akan membuat non Ava merasa seperti di neraka. Hanya itu yang mba Idah dengar dan sampaikan ke bibi.” Jawab bi Wina menjelaskan.
“Ya kenapa Siska bisa benci sama Ava, bi?” tanyaku semakin bingung.
Semua yang ku dengar dari Vina dan bi Wina hari ini sungguh membingungkanku.
“Bibi juga tidak tahu, non.” Jawab bi Wina.
“Bi Wina mau bantu Ava, ngga?” tanyaku yang tiba-tiba mendapatkan ide.
“Bantu apa non?” tanya bi Wina.
“Bibi minta tolong ke mba Idah untuk cari informasi tentang Siska.” Pintaku.
“Bibi coba ya non.” Jawab bi Wina.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Setia R
dua bunga mendarat untukmu!
2023-08-31
0
Setia R
Siska itu iri dengan kemewahan yang di miliki oleh ava! 🤫🤫🤫
2023-08-31
0
Setia R
bagus itu VA , ntar aku pinjam untuk belanja online ya?
2023-08-31
0