Bintang merayakan ulang tahunnya yang ke 5 di sekolah. Seluruh keluarganya berkumpul di sekolah, termasuk Angkasa yang juga ikut hadir di sela-sela kesibukannya syuting dan pergi ke perusahaan.
Sebenarnya ada niatan lain dari Angkasa saat menghadiri acara tersebut. Selain untuk merayakan ulang tahun keponakannya, ia juga ingin bertemu dengan Mentari.
Suasana riuh ramai khas anak-anak tercipta di dalam kelas Bintang. Apalagi ketika Angkasa datang ke kelas. Tidak hanya anak-anak yang ribut, tetapi juga para emak-emak yang menunggu anak mereka. Mereka antri meminta foto bareng dengan artis kesayangan mereka.
Setelah meniup lilin, Bintang memotong kue ulang tahunnya. Potongan pertama, Bintang berikan kepada mama dan papanya. Potongan kedua diberikan kepada Angkasa dan potongan ketiga diberikan kepada Mentari. Sisa kue yang ada diberikan kepada teman-teman sekelas Bintang.
Bulan tersenyum saat melihat Bintang berceloteh bersama teman-temannya. Ia senang karena kini Bintang sudah bisa memiliki banyak teman. Dan itu semua karena Mentari.
Bulan mendekati Mentari yang tengah berdiri di sudut kelas memperhatikan murid-muridnya.
" Tari... " sapa Bulan.
" Iya, Bu Bulan " Mentari menjawab sapaan dari Bulan.
" Tidak perlu formal begitu. Kalau cuma berdua begini, kamu panggil saya Kak Bulan saja. Lagipula kita kan sudah sering ketemu " seloroh Bulan.
" Iya Bu... Eh, maaf Kak " ralat Mentari.
Bulan tersenyum mendengar ucapan Mentari.
" Mama... Nanti ajakin Miss Tari makan malam di rumah kita ya ! " ucap Bintang menghampiri Bulan dan Mentari.
" Tanya dulu, Miss Tarinya mau atau enggak " sahut Bulan sambil melirik Mentari.
" Miss mau kan makan malam di rumah Bintang nanti ? " tanya Bintang penuh harap.
" Ng... Itu... " Mentari tidak meneruskan ucapannya saat melihat raut wajah Bintang.
" Ok, nanti Miss Tari ke rumah Bintang " ucap Mentari pada akhirnya mengabulkan permintaan Bintang. Ia tidak ingin membuat Bintang kecewa di hari ulang tahunnya.
" Yeay... Asyik ! Nanti Bintang jemput ke rumah Miss Tari ya " seru Bintang yang diikuti anggukan kepala Mentari.
Bintang kembali bergabung dengan teman-temannya meninggalkan Mentari bersama dengan sang ibu.
" Saya ucapkan terima kasih karena kamu sudah menjadikan pribadi Bintang lebih baik " ucap Bulan.
" Saya tidak melakukan apa-apa Kak. Saya hanya mengarahkan Bintang saja, beruntung Bintang anak yang cerdas sehingga dia mengerti dengan apa yang saya sampaikan " jelas Mentari.
" Tapi karena kamu, Bintang bisa berubah. Saya sadar sebagai orang tua, kami terlalu sibuk dengan pekerjaan kami sehingga kami tidak cukup waktu untuk memperhatikan Bintang. Kami pikir dengan memenuhi semua permintaannya kami telah mencukupi kebutuhan Bintang. Tapi ternyata kami salah. Anak-anak membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari orang tuanya bukan sekedar memenuhi apa yang diinginkannya " ucap Bulan.
" Terima kasih sudah mengingatkan kami untuk lebih memperhatikan Bintang. Kami percaya kamu menyayangi Bintang dan anak-anak lain dengan tulus. Terima kasih karena selalu ada untuk Bintang " tambah Bulan lagi.
" Itu sudah kewajiban saya sebagai seorang pendidik untuk membuat anak didik saya nyaman, Kak. Lagi pula apa yang saya lakukan tidak akan berhasil seandainya Kak Bulan dan keluarga tidak ikut mendukung " sahut Mentari.
Bulan tersenyum, ia sangat bersyukur bisa mengenal Mentari bahkan ia sangat berharap jika Mentari bisa menjadi keluarganya.
Kebersamaan mereka harus berakhir saat Bagus memanggil Bulan.
" Wah, alarm sudah bunyi. Saya tinggal dulu ya Tari. Jangan lupa nanti malam datang ya ! " seru Bulan.
" Kak, nanti malam saya boleh ajak temen ? " tanya Mentari sebelum Bulan berlalu.
" Boleh, ajak aja. Memangnya siapa yang mau kamu ajak ? " selidik Bulan.
Mentari hanya tersenyum tapi tidak menjawab pertanyaan dari Bulan.
" Pasti orang spesial ya " tebak Bulan.
Lagi-lagi Mentari tersenyum malu-malu.
" Kalau begitu, nanti saya langsung ke rumah saja, gak perlu dijemput Kak " ucap Mentari kemudian.
" Iya, terserah kamu aja yang penting kamu datang " sahut Bulan, lalu meninggalkan Mentari.
Bulan segera menghampiri sang suami yang sibuk menyiapkan hampers untuk teman-teman Bintang.
" Kalau udah ngobrol sama Mentari, pasti lupa yang lain " omel Bagus.
" Iya, iya... Maaf suamiku sayang. Tadi itu cuma ucapin terima kasih karena Mentari udah bisa merubah sikap Bintang. Terus ngajakin Mentari makan malam bareng di rumah " jelas Bulan.
" Terus, orangnya mau ? " tanya Bagus.
" Mau, tadi Tari sendiri yang bilang sama Bintang kalau dia mau datang " jawab Bulan.
" Terus kenapa kok kayaknya Mama sedih gitu ? " tanya Bagus heran.
" Sedihlah Mas, tadi Mentari bilang mau ajakin temennya ikut. Kayaknya sih orang penting buat Mentari " jawab Bulan lagi.
" Memangnya kenapa kalau Mentari ajakin temen pentingnya ? " heran Bagus sambil mengangkat sebelah alisnya.
" Ya sedihlah, Mas... Berarti aku gak bisa jodohin Mentari sama Angkasa. Padahal aku tuh berharap banget kalau Angkasa bisa dapetin istri kayak Mentari. Udah cantik, pinter, lemah lembut, terus yang paling penting itu dia sayang sama anak-anak. Udah paling bener jodohnya Angkasa itu Mentari daripada pacar-pacarnya yang gak jelas itu, yang cuma mau ikut terkenal aja " sewot Bulan saat membicarakan Angkasa dan gadis-gadis yang mengaku pacar dari adiknya.
" Jodoh itu gak bisa dipaksain Mama Bulan sayang " tukas Bagus.
" Iya mama tahu. Tapi bolehkan mama berharap kalau jodohnya Angkasa itu Mentari " timpal Bulan.
" Iya terserah Mama aja lah. Yang penting itu, ya didoakan saja. Masalah jodoh itu udah ada yang ngatur " sahut Bagus bijak.
Acara ulang tahun sudah selesai. Anak-anak pun sudah bersiap untuk pulang, termasuk Bintang dan kedua orang tuanya. Angkasa tidak lagi terlihat batang hidungnya. Mungkin ia menghindari emak-emak fansnya yang sedikit anarkis.
Setelah seluruh murid pulang, seperti biasanya Mentari memilih untuk mengerjakan pekerjaannya untuk membuat rencana pengajaran esok hari. Hingga kemudian Mentari mengangkat wajahnya saat menyadari ada orang lain yang berada di hadapannya.
" Hai... " sapanya dengan senyum merekah.
Mentari mengernyitkan keningnya saat melihat sosok pria tersebut disana.
" Maaf ada yang bisa saya bantu ? Tanya Mentari ramah.
" Ah iya, mohon maaf kalau saya mengganggu waktu anda. Saya hanya ingin berbicara sebentar saja " ucapnya lagi.
Mentari menghela nafas, lalu merapikan pekerjaannya.
" Ada perlu apa ? " tanya Mentari sambil melihat ke arah Angkasa.
" Saya hanya ingin meminta maaf atas sikap saya tempo hari. Maaf saya tidak bermaksud seperti itu, hanya saja kedatanganmu saat itu membuat kesalahpahaman ini terjadi " jawab Bintang.
" Sudahlah, anda tidak perlu khawatir. Saya memakluminya " sahut Mentari.
" Dan saya juga ingin berterima kasih kepadamu karena sudah menjaga Bintang " ucap Angkasa lagi.
" Tidak apa, sudah kewajiban saya memastikan anak didik saya pulang dengan selamat " tukas Mentari.
" Ada lagi yang ingin disampaikan ? " tanya Mentari menatap Angkasa yang membuat hati Angkasa seketika berdesir.
" Em... Itu... Saya... "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Juno
sabar..Kas.. kl mau pedekate..ada tunanganny..
2023-06-13
1
iamaman
Lanjut kakak otor 💪🏻💪🏻
2023-05-20
2