Chapter 5

Untuk mencapai kerajaan Oreano, mereka harus melintasi hutan dan keluar di bagian utara hutan, jadi mereka akan langsung tiba di wilayah Oreano tanpa melewati perbatasan kerajaan Ingresia. Leon memacu keretanya menembus hutan menuju utara. Hutan yang di sebut hutan keramat oleh kerajaan kerajaan di benua itu, membentang dari timur ke barat di tengah tengah benua. Jadi sebenarnya siapapun bisa dengan bebas pergi dari satu kerajaan ke wilayah kerajaan lain. Tapi tidak ada satu orang pun yang berani masuk, karena tidak pernah ada yang kembali dari dalam hutan begitu sudah masuk. Selain berbahaya karena banyak monster kuat, hutan itu juga bisa menyesatkan orang sehingga mereka tidak bisa keluar. Bagi Leon, Cathy dan Rose, hutan itu adalah arena bermain mereka, jadi mereka sama sekali tidak khawatir. Valeria yang sekarang di panggil Ria yang memang tahu arah menuju ke kerajaan Oreano, menunjukkan arah nya agar mereka sampai ke jalan setapak yang di buat oleh para petualang ketika mereka ingin pergi ke keraajaan Oreano atau memang mendapat tugas mengantar ke sana. Di kerajaan Oreano, ada tiga buah kota besar selain ibukota dan puluhan desa desa kecil. Jika di bandingkan dengan luas wilayah kerajaan Oreano, wilayah kerajaan Ingresia lebih kecil, walau kerajaan Ingresia jauh lebih tua dari kerajaan Oreano.

“Lurus terus Leon, sebentar lagi kita sampai ke jalan nya.” Ujar Ria sambil menunjuk ke arah pepohonan lebat.

“Baik nee san....” Leon menyabetkan pedang nya dan jalan terbuka, karena sekali sabet semua pohon di sekitarnya roboh.

Cathy dan Rose mengambil semua pohon yang roboh dan memasukkan nya ke tas dimensi mereka, kadang sabetan pedang Leon membunuh goblin yang kebetulan lewat, babi hutan yang lagi berteduh dan kelinci yang tidak sengaja lompat ke sabetan nya. Keduanya memungut semuanya nya untuk di jual di kota, Ria yang memberitahu mereka.

“Jadi nanti begitu sampai di kota, kita beli senjata dan armor untuk kalian. Lalu cari penginapan dan setelah itu mendaftar guild.” Ujar Ria.

“Loh ini senjata nee san ?” Tanya Leon sambil memperlihatkan pedang nya.

“Itu bukan senjata sembarangan, sebaiknya di simpan, termasuk gada kamu cathy dan grimoire kamu Rose. Yang kalian pakai itu adalah senjata yang ada dalam legenda yang sekarang sudah di anggap mitos, kalau ada yang melihatnya bagaimana coba.” Jawab Ria menjelaskan.

“Oh di legenda yang selalu nee san ceritakan itu ya ?” Tanya Cathy.

“Iya benar, kalian tidak boleh memperlihatkan senjata itu sama sekali kecuali terdesak.” Jawab Ria.

“Kalau hanya masalah senjata, tidak usah beli nee san, aku sudah buat replika nya, aku juga sudah membuat baju armor untuk kita pakai alchemy...nih.”

Rose membuka tas nya, dia mengeluarkan pedang nodachi yang sama persis dengan punya Leon hanya saja tidak memiliki ukiran dan matanya berwarna normal seperti pedang pada umum nya bukan emas. Lalu dia mengeluarkan dua buah gada yang beratnya sama dengan dua gada yang di pakai Cathy, fungsi nya juga sama hanya saja warna nya tidak emas dan silver, melainkan normal seperti besi biasa yaitu putih silver. Dia sendiri mengeluarkan sebuah tongkat panjang dengan permata berwarna hijau di ujung nya. Setelah itu, dia juga sudah membuatkan armor untuk Leon yang berupa coat berwarna hitam dan zirah yang melindungi bagian depan tubuh, bagian belakang tubuh, sabuk, paha dan tulang kering. Di tambah sepsang gelang lebar dari besi yang bisa di gunakan untuk menyamar. Untuk Cathy dia membuatkan armor berupa gaun yang melindungi dada, punggung, rok jadi mencakup semuanya sampai kaki dan sarung tangan di tambah gelang dan dia sendiri memakai armor yang dia rancang sendiri, seperti pakaian penyihir.

“Loh malah sudah siap semua....” Ujar Ria.

“Rose, pedang ini dari mithril ?” Tanya Leon.

“Yup...gada onee chan juga...” Jawab Rose.

“Dimana kamu dapat mithril ?” Tanya Cathy.

“Di gunung banyak kok....makanya keluar dong....” Jawab Rose.

“Kata orang yang tidak pernah keluar kamar...” Pikir Leon dan Cathy dalam hati.

“Tapi kok kamu bisa bikin ini semua ?” Tanya Ria yang juga kebagian di kasih armor.

“Hehehe hasil meditasi ku di dalam kamar onee san...” Jawab Rose santai.

“Nah ngaku.....lagipula kenapa bentuk nya seperti cosplay ya.” Pikir Leon dan Cathy dalam hati.

Setelah berjalan melewati pepohonan tumbang yang di babat Leon, kereta masuk ke jalan setapak untuk mengarah keluar dari hutan. Rose berbicara di kepala kepada Leon dan Cathy.

“Biasanya kalau menurut cerita di manga isekai, begitu sudah sampai jalan raya, dengar teriakan, lalu ada kereta di serang bandit atau monster.” Ujar nya.

“Hah dasar otaku...kebanyakan baca manga....lagian semua armor ini kenapa design nya kayak di manga sih, aku serasa jadi cosplayer jadinya.” Ujar Leon.

“Heheh ga apa apa lah, seru juga, kapan lagi merasakan sensasi begini.” Ujar Cathy yang memang punya hobi cosplay.

Ternyata dugaan Rose benar, ketika mereka sudah mulai mendekati ujung jalan dan tinggal selangkah lagi keluar dari hutan,

“Kyaaaaaaa toloooong....”

Terdengar teriakan dari luar hutan dan sepertinya di jalan utama untuk menuju kota. Rose langsung merasa bangga.

“Benar kan hehehe......” Ujar nya sambil membusungkan dada nya yang rata.

“Ya..ya....” Balas Leon dan Cathy.

“Hiyahh...” Leon memacu kencang kudanya dan akhirnya mereka keluar dari hutan, persis di depan mereka ada sebuah kereta berkuda dan para pengawal nya sedang di serang oleh makhluk besar seperti kera berbulu lebat yang bernama hell ape. Monster itu tidak hanya ada satu, tapi ada tujuh dan mereka mengepung kereta itu. Tanpa menunda lagi Leon, Cathy dan Rose melompat keluar dari kereta. Ketika turun Leon membelah seekor monster itu dari atas sampai ke bawah. Cathy menghantam kepala seekor monster sampai pecah menggunakan kedua gadanya.

“Wind cutter...”

Rose mengeluarkan sihir angin yang berbentuk seperti pisau melesat ke tiga ekor monster dan langsung membelah dua ketiganya. Dua monster yang tersisa langsung melarikan diri, masuk kembali kedalam hutan. Ria turun dari kereta dan menghampiri ketiganya.

“Si..siapa kalian ?” Tanya ksatria penjaga kereta yang kaget.

“Ah...kami hanya orang lewat.” Jawab Ria.

“He..hebat...bisa mengalahkan hell ape hanya sekali serang....biasanya butuh 5 ksatria untuk menghadapi satu monster itu.” Balas ksatria itu yang masih tidak percaya dengan apa yang di lihat nya.

Leon, Cathy, Rose sedang sibuk memunguti bangkai hell ape dan mengambili batu kristal nya. Pintu kereta terbuka, empat orang berpakaian seragam turun dari dalam. Tiga laki laki dan satu perempuan, sepertinya mereka adalah siswa dan siswi akademi.

“Mereka siswa siswi akademi ?” Tanya Ria.

“Benar, kami bertugas menjemput dan mengantar mereka ke akademi di kota Lindwurm yang ada di depan.” Balas penjaga itu.

Para siswa yang sepertinya seumuran dengan Leon, Cathy dan Rose langsung menghampiri Ria yang sedang bicara dengan penjaga.

“Anooo...maaf, tapi mereka siapa ?” Tanya seorang siswa yang memakai kacamata.

“Iya mereka kuat sekali....” Tambah seorang siswa yang paling tinggi dan besar di antara tiga siswa itu.

“Sepertinya mereka seumuran dengan kita ya, tapi mereka kuat sekali.” Tambah seorang siswa lagi yang berbadan agak gemuk dan paling pendek di antara yang lain.

“Oh mereka adik adik ku....” Jawab Ria sekedar nya karena dia di desak oleh ketiganya yang terlalu dekat dengan nya dan membuat Ria sedikit mundur.

Siswi putri yang keluar dari kereta belakangan, langsung menghampiri Leon yang sedang mengambil sebuah batu kristal dan mengamati nya.

“Halo....” Sapa nya kepada Leon.

“Hiyaaaa.....ah...maaf....halo...” Leon yang lagi konsentrasi melihat kristal kaget karena ada wanita berdiri di belakang nya.

“Hihihi maaf, kenalkan namaku Francesca Greybard, salam kenal, nama mu siapa ?” Tanya Francesca.

“Aku.....”

Belum selesai Leon menjawab, tiba tiba saja Cathy dan Rose berdiri di depan nya dan langsung menjulurkan tangannya.

“Aku Catherine, panggil Cathy.”

“Rosemary, panggil Rose.”

“Dan dia Leon...” Tunjuk keduanya kepada Leon bersamaan.

“Eh..wah, kalian bertiga kembar ? oh panggil aku Fran ya, Leon san...” Balas Fran sambil menjabat tangan Cathy dan Rose.

“Ah ...iya...Fran san.” Balas Leon.

“Hebaaat, baru kali ini aku melihat ada kembar tiga seperti kalian dan kalian super kuat.” Ujar Fran.

“Huh...” Balas Cathy dan Rose.

“Nee san, Rose...kalian kenapa sih ?” Tanya Leon bingung.

“Tidak apa apa....huh.” Ujar Cathy dan Rose bersamaan.

“Ngomong ngomong kalian mau kemana ?” Tanya Fran.

“Mau ke kota, mendaftar jadi petualang di guild.” Jawab Leon.

“Loh kenapa tidak sekolah saja di akademi ? kalau mau aku bisa merekomendasikan kalian.” Tanya Fran.

“Wah ide bagus tuh, kamu bisa merekomendasikan mereka ?” Tanya Ria yang tiba tiba menghampiri bersama siswa siswa pria di belakang nya.

“Bisa nee san, dia anak kepala akademi.” Ujar siswa berkacamata.

“Kalau di rekomendasikan oleh dia biasanya hanya tinggal di tes, seperti kita bertiga.” Ujar siswa besar di tengah.

“Benar sekali, ayo bareng kita.” Tambah siswa gemuk dan pendek di ujung.

“Gimana ? kalian mau ? sekalian kalian belajar tentang dunia ini.” Tanya Ria kepada ketiganya.

Leon, Cathy, Rose langsung terdiam, mereka mulai berpikir, di tambah mereka mendengarkan celoteh Fran dan siswa siswa lainnya, mengenai pendidikan, pertemanan, kehidupan sekolah, masa muda, kegiatan club dan lainnya. ( Tanda (kurung) adalah keterangan)

“Sekolah ya.....” Gumam Leon berpikir (Tidak pernah sekolah, dari kecil di didik yakuza).

“Hmm...sekolah .” Gumam Cathy berpikir (Dari kecil di fasilitas pemerintah, juga tidak pernah sekolah).

“Hmmmm.........” Gumam Rose berpikir (Neet, jadi hacker, berhenti sekolah).

Ketiganya saling menoleh dan melihat satu sama lain, mereka menoleh dan melihat para siswa berdiri dan Fran.

“Jadi gimana ?” Tanya Ria.

“Ok...mau.” Jawab ketiganya kompak.

“Sip, kenalkan namaku Evan.” Sapa siswa berkacamata.

“Aku Gerard....kenalkan.” Sapa siswa berbadan besar.

“Dan aku Jeremy.” Sapa siswa gemuk dan pendek.

Setelah mereka berkenalan, Fran menjelaskan kalau akademi terbagi dua, akademi sihir dan akademi ksatria. Tapi sebelum masuk, mereka wajib di tes oleh bola kristal untuk pengalokasian nya. Leon, Cathy dan Rose mengangguk, Ria senang melihat ketiganya mau sekolah, dia akan menyewa rumah untuk tinggal bersama dengan ketiganya dan dia bilang kalau dia akan berkerja sebagai petualang. Setelah itu mereka meneruskan perjalanan bersama menuju kota Lindwurm yang sudah kelihatan dari kejauhan. Selagi di dalam kereta, karena para siswa itu ikut kereta yang di kemudikan Leon dan Ria bersama Fran di kereta sekolah,

“Kalian kembar tiga ya ?” Tanya Evan.

“Iya benar...” Jawab ketiganya kompak.

“Hmm kalian ganteng dan cantik...sudah punya pacar belum ?” Tanya Gerard.

“Pacar ya .” Gumam Leon (seumur hidup belum pernah berhubungan dengan lawan jenis).

“Hmm pacar.” Gumam Cathy (seumur hidup single, ga ngerti pacaran).

“Hmmmmm....” Gumam Rose (tidak pernah berhubungan dengan manusia).

“Tidak punya...” Jawab ketiganya kompak.

“Wah aku boleh daftar dong, oh ya ngomong ngomong kalian umur berapa ?” Tanya Jeremy.

“16 tahun...” Jawab ketiganya kompak.

“Loh sama dengan kita, berarti masih masuk tahun pertama.” Ujar Gerard.

“Memang ada berapa tingkatan ?” Tanya Leon.

“Ada empat, kalau lulus dari akademi ksatria, nanti jadi pasukan ksatria, kalau lulus dari akademi sihir nanti bertugas di kementrian sihir.” Jawab Evan.

“Kerja ya ? (sudah muak kerja).”  Tanya ketiganya dengan wajah aneh.

“Ah tidak juga, kalau tidak mau tidak masalah, hanya di salurkan saja.” Jawab Jeremy.

“Fiuuuh.....” Ketiganya melepas nafas lega.

Setelah hari sudah menjelang siang, mereka sampai di depan gerbang, karena ada Fran, para penjaga gerbang langsung mengijinkan mereka masuk tanpa bertanya apapun. Fran langsung mengajak ketiganya ke akademi.

“Selamat bersenang senang ya....aku tunggu di rumah ya, nanti ku kasih tahu dimana rumah nya.” Teriak Ria sambil melambaikan tangan.

“Iya nee san....” Balas ketiganya melambaikan tangan mereka.

Setelah melewati alun alun kota, mereka menuju bangunan paling besar di wilayah utara kota. Kereta berhenti di depan gerbang akademi, kemudian semua yang di kereta turun.

“Woooow....” Gumam Leon, Cathy dan Rose melihat gedung besar di depan nya.

“Ayo masuk, kita ke kantor kepala akademi dulu.” Ujar Fran.

Mereka masuk ke dalam gedung dan menuju kantor kepala akademi. Sampai di kantor, kepala akademi yang sudah menunggu di dalam langsung menyambut Fran.

“Anakku kamu sudah datang....” Ujar nya.

Fran langsung menceritakan semua yang terjadi di perjalanan, di bantu oleh Evan, Gerard dan Jeremy. Mereka juga memperkenalkan Leon, Cathy dan Rose sekaligus menceritakan kehebatan mereka. Kepala akademi mengamati mereka dan mengangguk.

“Baiklah, tapi boleh kita adakan tes sebentar ya, untuk mengetahui job kalian dan alokasi penempatan nya.”

“Baik sensei...” Ujar ketiganya.

“Wah kembar ya...kompak sekali, mari ikut aku.”

Kepala akademi yang merupakan ayah dari Fran yang bernama Rodrick Greybard mengajak ketiganya kelaur ruangan dan menuju sebuah aula di ujung lorong. Rodrick membuka pintu nya dan mengajak mereka semua masuk. Di ujung tengah ruangan ada sebuah podium dan di atasnya ada sebuah bola kristal besar.

“Silahkan satu satu persatu menyentuh bola kristal itu. Siapa duluan ? kamu saja yang membawa gada.” Ujar Rodrick.

“Baik sensei.” Balas Cathy.

Tanpa menunda lagi Cathy langsung maju dan menyentuh bola kristal di depan nya. Sesuatu yang tidak biasa terjadi, bola kristal itu bergetar hebat, mengeluarkan percikan listrik dan cahaya terang. Keluar sebuah layar di udara seperti hologram berwarna merah, Catherina, job Saint, level 999, all stats SSS. Begitulah isi tulisan nya.

“Saint....tidak mungkin...” Ujar Rodrick.

Fran dan lainnya hanya ternganga tidak bisa bicara apa apa. Cathy di minta mundur dan gantian Leon. Sama seperti Cathy hanya isi tulisannya yang berbeda. Leonard, job Hero, level 999, all stats SSS. Kembali semuanya ternganga termasuk Rodrick, sekarang giliran Rose, hal yang sama terjadi lagi dan tulisan nya, Rosemary, job Sage, level 999, all stats SSS.

“Ini gawat....” Ujar Rodrick.

“Kami tidak lulus ya sensei ?” Tanya Leon.

“Sebalik nya, kalian lulus dengan gemilang, tapi status kalian harus di sembunyikan, sebelum menciptakan kegegeran.” Jawab Rodrick.

“Maksudnya sensei ? aku tidak mengerti.” Tanya Cathy.

Rodrick mengajak mereka semua ke dalam ruangan di belakang podium. Di dalam terdapat tiga patung besar, seorang pria berdiri gagah dengan membawa pedang nya, di dampingi dua orang wanita di kanan dan kirinya yang memegang gada dan buku. Rodrick menjelaskan kalau patung itu di buat berdasarkan legenda 2000 tahun lalu, patung patung itu memegang senjata yang sama dengan yang di miliki oleh Leon, Cathy dan Rose. Job Hero, Saint dan Sage adalah job ketiga patung itu berdasarkan legenda 2000 tahun lalu dan tidak pernah ada lagi selain ketiga nya, job job itu di kategorikan job mistik atau job merah. Jadi kalau sampai job asli Leon, Cathy dan Rose di ketahui akan jadi perebutan antar kerajaan dan menghebohkan dunia. Untuk itulah Rodrick akan mendaftarkan mereka ke kelas khusus yang tidak tergabung di akademi ksatria dan akademi sihir.

“Jadi kita hanya bertiga ?” Tanya Rose.

“Tidak, Fran, Evan, Gerard dan Jeremy juga sama seperti kalian.” Jawab Rodrick.

Kemudian mereka keluar dari ruangan tempat patung berada dan berdiri lagi di depan kristal. Kemudian Rodrick meminta Fran, Evan, Gerard dan Jeremy memegang kristal satu persatu, ternyata layar yang keluar berwarna kuning, Fran memiliki job Samurai, Evan job Summoner, Gerard job Beserker dan Jeremy job Guardian. Semuanya level 100 dan all stats S. Job job seperti mereka di namakan job legendaris atau job kuning. Sedangkan job job lainna di kategorikan job normal dan advance atau job biru dan job hijau. Ada 11 orang lagi di luar mereka yang memiliki job kuning dan akan sekelas dengan mereka. Tapi murid di kelas khusus biasanya di jauhi oleh kelas kelas dari akademi ksatria dan akademi sihir karena di anggap kelas cacat atau abnormal.

“Kemunculan job kuning pertama 3 tahun lalu, sejak itu aku menerapkan kelas khusus tujuannya untuk menampung murid murid yang di kucilkan di akademi di kota mereka, aku berencana membuka satu akademi lagi di sini yaitu akademi pahlawan.” Ujar Rodrick.

Wajah Leon, Cathy dan Rose berubah, bukan karena mereka takut di kucilkan atau di bully, melainkan mereka berpikir, “Kalau lulus kerja dong......”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!