Kutub utara

Aira ketakutan akan mobilnya yang lecet karena yang akan di lewati oleh mobil Bibi jarak.yang.terlalu dekat

Sampai Aira menutup matanya dan akhirnya lolos mobil Bibi melewati mobil Aira tanpa menyentuh sedikitpun

" Lecet gak tadi mobil gue om?" kesal Aira pada Bibi

Karena Aira khawatir kalau mobil kesayangannya itu lecet

" Nanti kalau lecet ganti ya om" tambah Aira mengancam

" Ganti sama mobil mobilan?" jawab Bibi santai dan masih melajukan mobilnya

" Ganti baru lah, enak aja, mobil mobilan siapa yang mau main" jawab Aira santai

" Telfon kakung" ucap Bibi singkat

" Ngapain?" jawab Aira bertanya balik

" Mobilmua mau di biarkan begitu aja di jalan? Ngalangin gerbang?" jawab Bibi dan Aira nyengir

" Okey" jawabnya singkat lalu mengambil ponselnya dari tas yang sedari tadi nyantol di bahunya

Tak lama Panggilan Aira terhubung dan Aira menyampaikan pada Zain untuk meminta memindahkan mobilnya karena kuncinya juga masih di dalam mobil tersebut

" Cucu gak ada akhlak" ucap Bibi pada Aira

" Gak ada akhlak gimana? Orang loe yang nyuruh" bantah Aira pada Bibi

" Mama papa loe tuh suruh diam di rumah, ngelayap mulu, anak anaknya gak di pikirin" ucap Bibi mengalihkan ucapan

" Kalau gak ngelayap gak dapat dolar" jawab Aira santai

" Dolar aja kurang dolarnya yang bisa untuk nguburin dia" jawab Bibi lagi saking jengkelnya

" Kurang lah, orang maunya sekalian untuk nguburin perusahaannya" jawab Aira ngawur dan dia juga heran dengan papa mamanya yang gak pernah anteng di rumah

Semenjak dia bayi sampai dia sudah gadis mereka sibuk luar kota luar negri untuk bisnis, ya walaupun Aira juga sejak kecil dia juga di pesantren,

" Bilang sama papamu, kalau gak pulang gue nikah gitu" ucap Bibi pada Aira

Yang mana memang Bibi penyebar benih benih ke luknutan yang terkutuk sehingga membuat dirinya makin memperlebar virus ke durhakaan pada keponakan keponakannya

" Gila.. Nikah sama siapa? Sama Elo?" jawab Aira cepat

" Gak doyan gue sama Elo" jawab Bibi cepat

" Elo yang terlalu sok jual mahal sama orang om, sama cewek jual mahal juga, gak ada yang di respon, " ucap Aira yang faham tentang Fans fans Bibi

Yang mana ketampanan Bibi Cukup membuat para mata cewek terpana

Bukan hanya santrinya abahnya, santri para kakak kakaknya juga terpesona melihat ketampana yang hakiki dari wajah Bibi

" Jadi suruh merespon dan murahan gitu?" jawab Bibi datar

" Ya gak murahan lho maksud gue, mbok di jawab dengan senyuman atau anggukan kepala kan mambahagiakan para fans" jawab Aira lagi

" Bahaya kalau nanti pada baper" jawab Bibi masih dengan nada datar dan dinginnya

" Kepedean" jawab Aira kesal lama lama

" Kenapa sih Om, harus jadi kulas 10 pintu, " tambah Aira saking kesalnya dengan Bibi

" Biar adem" jawab Bibi nyeleneh

Bibi bukan lah sosok yang dingin di hadapan keluarganya termasuk kakak dan juga ponakannya, Tapi dia mendadak menjadi kutub utara di saat berjumpa dengan orang lain, apa lagi perempuan dia seketika berubah menjadi kutub utara

Dengan wajah datarnya dan sikap dinginnya membuat para kaum hawa makin penasaran

Dia walaupun ngajar di pondok kakak kakaknya, tapi Bibi gak pernah sok kenal dan merasa di kenal oleh para santri

Waktu ngajar okey ngajar, menjelaskan apa yang perlu di jelaskan tanpa basa basi dan bergurau

Berbeda dengan orang tua dan abangnya yang mungkin hamble dengan para santri dia cukup dengan keluarga saja

Habis ngaji gak berbaur dengan para santri, dia justru ke Ndalem dan main dengan ponakan atau ngobrol dengan kakak kakaknya saja

" Tapi ngomong ngomong udah punya gebetan belum om?" kepo Aira suka mancing mancing

Bibi terdiam dan tidak menjawab

" Ealah... Siapa juga yang mau sama es kutub utara juga ya" ucap Aira lagi menjawab pertanyaannya sendiri

" Kuliah di benerin jangan gebetan mulu," jawab Bibi sambil menonyor kepala Aira

" Ih... Apaan sih Om, Om tuh ingat umur udah makin tua" kesal Aira membalas menonyor kepala Bibi

Tak lama mobil Bibi memasuki area parkir pondok pesantren tempat Syifa menuntut ilmu

Yang mana mereka tidak membawa apa apa, karena niatan Bibi mau ngajak Syifa keluar eh yang besar malah nongol ini udah pasti buged dobel apa lagi yang besar

" Loe turun sendiri bilang sama ibu kamarnya nanti sore di kembalikan" jawab Bibi memilih menunggu di mobil

" Ikut keluar dong om, masak gue keluar sediri" jawab Aira keberatan

" Boleh kan di bawa main, nanti kan di pulangkan lagi" jawab Bibi kesal dengan Aira

" Iya tapi Om aja yang bilang gue segan" jawab Aira karena ini baru pertama kalinya dia jemput Syifa sendirian

" Loe alumni sini kan Ra, apa lagi, itu kawan loe semua gak di dalam" kesal Bibi mulai meninggikan suaranya

Karena Aira juga dulu mondok di sana, tapi tidak dengan Bibi dia luar kota jauh yaitu lebih tepatnya pondoknya abahnya dulu

" Om aja lah" ucap Aira masih ngotot

" Loe aja apa gue turunin loe dan gue tinggal loe sendirian di sini" kesal Bibi mengancam dan makin tinggi suaranya

" Iya okey" jawab Aira pasrah dari pada bantah nanti om tampannya uang dingin jadi singa makin bahaya

Sampai akhirnya Aira turun dan masuk ke area asrama tempat penyambangan

Terlihat Syifa yang terduduk melamun menghadap gerbang karena tinggal dirinya yang belum mendapat sambangan atau jengukan

" Masyaallah adekku" ucap Aira melihat adeknya yang memangku pipinya dengan kedua telapak tangannya

Di sebelah Syifa ada ustadzahnya yang menemaninya menunggu jengukan dari saudara nya atau orang tuanya

Sedari tadi ustadzahnya juga sudah menghubungi Zula maupun Ryan, dan mereka menjawab kalau omnya yang akan datang

Aira berjalan ke arah Syifa dan mendekat

" Assalamualaikum adek kakak" ucap Aira pada Syifa yang merenung

" Waalaikumsalam..." jawab Ustadzah dan Syifa yang menoleh ke arah Aira

" Kakak Rara" ucap Syifa langsung menghamburkan pelukannya pada Aira

" Kakak kenapa lama jenguk adek" ucap Syifa dalam pelukan Aira

" Maaf sayang ya, kakak tadi kuliah dulu, jadi baru sempat datang jenguk adek" jawab Aira lembut walaupun ini pertama kalinya Aira bisa merasakan gimana sedihnya jadi Syifa yang seharusnya di jemput dan di jenguk sama Mama papanya

Dulu Waktu Aira di pesantren Zula dan Ryan gak pernah absen, selalu mengosongkan scedhulnya kalau memang waktunya menjenguk Aira

Tapi makin ke sini makin sibuk kedua orang tuanya jadi nanti Aira coba ngomong lagi sama mereka agar mambagi waktunya juga

" Papa sama Mama mana?" tanya Syifa lagi

" Papa sama Mama, ada urusan di luar kota, terus ban pesawatnya tadi bocor jadi gak jadi terbang deh, tadinya mau nengokin adek, tapi pas mau terbang malah bocor gak jadi terbang jadinya" jawab Aira tentu berbohong dan mengada ngada

Terpopuler

Comments

Nurul Hidayah

Nurul Hidayah

kasihan sekali ban nya bocor anak cantik

2023-05-23

2

manda_

manda_

lanjut thor semangat buat up lagi ya ditunggu thor ada2 Aj aira ban pesawat pake bojor 😂😂😂🤣🤣🤭🤭

2023-05-22

1

Herlinatriyono 786

Herlinatriyono 786

bener2 titisan zula kalo ngomong asal nyeplos aja

2023-05-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!