*Perang Selat Gigit (PSG)*
Karena memandang koalisi angkatan laut sangat penting untuk mengalahkan pasukan bajak laut, Raja Ganggang Okeo tidak tanggung-tanggung berkorban demi terwujudnya koalisi tersebut.
Kepada Raja Pengging Arewa, Raja Ganggang Okeo telah memberikan hadiah, menawarkan putrinya untuk menjadi istri kedua Pangeran Panji Arwana, dan janji pembagian pulau-pulau yang nanti akan dikuasai.
Tidak cukup hanya dengan Kerajaan Walet Biru berkoalisi, Raja Ganggang Okeo juga mengincar koalisi dengan Kerajaan Burugur.
Setelah mengunjungi Kerajaan Walet Biru, Raja Ganggang Okeo melanjutkan safarinya ke Kerajaan Burugur yang dipimpin oleh Raja Blisung, seorang raja muda berusia separuh abad minus sembilan tahun.
Selain membawa hadiah untuk raja sahabat dan menjanjikan pembagian wilayah taklukan, Raja Ganggang Oke kembali menawarkan putrinya yang bernama Mi Along untuk dijadikan istri atau selir bagi Raja Blisung.
“Tapi, maafkan aku, Kakanda Raja. Setahuku putri Kakanda Raja bernama Kiloli Yi, bukan Mi Along?” tanya Raja Blisung.
Sebelumnya dia sudah dipertemukan oleh Mi Along yang didampingi oleh Permaisuri Yiying Yi. Saat ini, pembicaraan hanya antara kaum lelaki saja.
“Hahaha! Paduka Raja tidak salah. Aku memiliki dua putri. Mi Along ini memang sangat tidak suka muncul di depan orang banyak. Inipun aku memaksanya agar ikut. Dia lebih suka membuat tenunan di kamarnya daripada menemui tamu-tamu kerajaan,” jelas Raja Ganggang Oke.
“Baiklah. Tentunya aku tidak bisa menolak niat baik dari Kakanda Raja. Pernikahanku dengan Putri Mi Along tentunya akan membawa kerajaan kita ke tahap hubungan yang lebih kuat,” kata Raja Blisung.
“Jadi, berapa banyak kapal yang akan Paduka kerahkan dalam perang melawan bajak laut?” tanya Ganggang Okeo.
“Karena armada Burugur akan berlayar sendirian menyerang ke Kerajaan Kabut Kuning, maka aku akan menurunkan lima belas kapal perang yang akan dipimpin oleh Laksamana Glusul. Armada perang Burugur akan menyerang sepekan kemudian,” jawab Blisung.
“Dua pekan kemudian, Paduka. Kerajaan Puncak Samudera dan Walet Biru akan bergerak pada dua pekan kemudian. Persamaan hari serangan ini bertujuan untuk memecah kekuatan pasukan bajak laut itu,” kata Ganggang Okeo.
“Oh, baik,” sepakat Blisung.
Maka kedua raja itupun mencapai kesepakatan. Dengan demikian, Raja Ganggang Okeo bisa pulang dengan perasaan tenang. Ia yakin, selain dendamnya akan terlunaskan, Negeri Pulau Kabut pasti akan bisa dicaplok kembali.
Sementara Putri Mi Along ditinggal di Kerajaan Burugur untuk menjalani pernikahan dengan Raja Blisung.
“Kakanda Raja, bagaimana jika Raja Blisung tahu bahwa Mi Along sebenarnya bukan putri kita?” kata Permaisuri Yiying Yi saat mereka dalam pelayaran menuju pulang.
“Tidak akan terjadi. Pernikahan ini sifatnya rahasia dan dilaksanakan di Kerajaan Burugur. Lagipula, Raja Blisung tidak akan repot-repot datang ke Puncak Samudera hanya untuk mencari tahu asal usul istri barunya, jika dia sudah tahu bahwa ayah Mi Along adalah Raja Kerajaan Puncak Samudera,” jawab Ganggang Okeo.
Sekedar bocoran dari sesuatu yang tidak bocor. Raja Ganggang Okeo telah bersiasat dan membohongi Raja Blisung.
Raja Ganggang Okeo hanya memiliki satu orang putri, yaitu Putri Kiloli Yi, yang dia tawarkan kepada putra Raja Pengging Arewa. Ketika berkunjung ke Kerajaan Walet Biru, Mi Along disimpan di kapal, tidak diajak bertamu ke dalam kerajaan.
Sebaliknya, ketika bertamu di Kerajaan Burugur, giliran Putri Kiloli Yi yang disimpan di kapal, tidak diajak menemui Raja Blisung.
Mi Along aslinya adalah pelayan cantik Putri Kiloli Yi. Dia dijadikan putri palsu untuk ditawarkan kepada Raja Blisung demi membujuk sang raja mau berkoalisi dalam armada perang laut.
Dengan setujunya Raja Blisung, maka terwujudlah koalisi angkatan laut tiga kerajaan. Kesepakatan tiga raja itu kemudian ditindaklanjuti dengan mempersiapkan armada dengan jumlah kapal perang yang telah disepakati.
Dalam memerangi kelompok bajak laut yang kini dianggap menguasai Kerajaan Kabut Kuning, Kerajaan Puncak Samudera akan mengerahkan kekuatan penuh angkatan lautnya.
Kekalahan dalam waktu semalam di Negeri Pulau Kabut beberapa pekan lalu telah mengurangi separuh dari kekuatan Angkatan Laut Kerajaan Puncak Samudera. Kini kerajaan di Negeri Karang Hijau itu tinggal memiliki empat puluh kapal perang.
Dengan bergabungnya lima belas kapal perang Kerajaan Walet Biru dan lima belas kapal perang Kerajaan Burugur, maka total ada tujuh puluh kapal perang yang akan bertempur di lautan melawan lima belas kapal perang Kerajaan Kabut Kuning.
Namun, kekuatan tujuh puluh kapal perang pasukan koalisi itu akan dipecah menjadi dua armada. Armada Kerajaan Puncak Samudera akan bergabung satu pasukan dengan armada Kerajaan Walet Biru. Adapun armada perang Kerajaan Burugur akan bergerak sendiri menyerang Kerajaan Kabut Kuning dari arah lain pada waktu yang bersamaan.
Jika Raja Kerajaan Puncak Samudera sibuk membangun koalisi angkatan perang, berbeda dengan Raja Kerajaan Kabut Kuning, yaitu Raja Muda Arda Handara.
Setelah selesai berlatih mematangkan ilmu Bola Mata Pemarah dengan Eyang Hagara, sesuai janjinya kepada sang istri, Arda Handara mengajak istrinya bermain uyut-uyut di malam sebelum waktu tidur.
Arda Handara dan Permisuri Keken sedang menekuni sebuah meja pendek tanpa kursi. Meja itu hanya setinggi dua jengkal. Pencahayaan pun dibuat remang-remang, agar ulat bulu jenis petang bisa bercahaya indah.
Di atas meja kayu ada sebuah arena kecil seluas satu setengah depa persegi yang dirancang khusus sebagai lingkungan hidup ulat bulu. Arena itu bahkan dibuatkan dinding pembatas pada pinggirannya menggunakan jala tipis dan halus, agar si ulat bulu tidak ke mana-mana.
Hanya pasangan suami istri bocil itu yang bermain uyut-uyut. Sementara para dayang Permaisuri Keken dan dua orang pemomong Arda Handara berdiri beberapa langkah dari junjungan mereka. Mereka hanya berdiri memerhatikan keasikan Arda dan Keken bermain. Pada dasarnya, pasangan itu memang masih di dalam usia anak-anak, meski Keken berusia sedikit lebih dewasa.
Arda Handara memiliki lima jenis ulat bulu yang dia sebut sebagai uyut-uyut.
Pertama ada ulat bulu raja yang bertubuh lebih besar dua kali lipat dari sebangsanya. Warnanya biru terang dengan bulu lebat yang juga berwarna biru. Uniknya, kepalanya berwarna ungu mengilap tanpa rambut. Jenis ini hanya ada satu, jadi tidak boleh mati.
Kedua, ulat bulu petang yang bertubuh hitam penuh dengan rambut berwarna jingga terang. Rambut itu akan menyala di kala gelap. Dia akan indah dalam kondisi gelap, termasuk remang-remang seperti saat itu.
Ketiga, ulat bulu harimau dengan corak loreng seperti kulit harimau, tapi berambut hitam pendek. Jadi rambutnya tidak menutupi coraknya.
Keempat, ulat bulu bokong periuk. Warnanya hitam semua, tapi kadang-kadang ada titik putih satu atau dua di kulitnya, mungkin buat pemanis.
Kelima, ulat bulu cebol. Dia fisiknya kecil dengan beberapa pilihan warna tubuhnya. Ada yang cokelat, hijau, kombinasi, atau lainnya. Dia dikenali dari besar fisiknya yang lebih kecil.
Ulat bulu jenis harimau, bokong periuk dan cebol, Arda dapatkan dari Negeri Orang Separa, tepatnya ulat bulu ternakan Gubernur Ilang Banyol, calon mertua Arda di masa depan.
Di atas meja pula, ada sebuah sangkar burung yang isinya bukan burung, tetapi seekor bajing yang aktif, selalu bergerak dan beratraksi. Itu adalah bajing piaraan Arda yang dia beri nama Brojol.
Demikianlah perkenalan hewan-hewan piaran Raja Muda Arda Handara. (RH)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
momoy
brojol emg kece badai om
2023-09-07
2
Loly 💃
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2023-06-20
1
🍒⃞⃟🦅🦁ˢʰᵉʳᴀʀᴠᴀᵖᶦˢᶜᵉˢ🍉🔥
ya ampun🙈 pelayan jga dijadikan sasaran 🤤
2023-06-16
4