*Perang Selat Gigit (PSG)*
Tikam Ginting yang berjuluk Pendekar Bola Cinta adalah salah satu pendekar dari Pasukan Pengawal Bunga di Kerajaan Sanggana Kecil. Dia adalah seorang pendekar wanita muda lagi cantik, usianya masih tergolong produktif untuk membuat para pemuda jatuh hati. Meski ia tidak sejelita permaisurinya, tapi ia memiliki bodi secantik kuda friesian dengan rambut hitamnya yang keriting panjang. Namun, kulitnya tidak sehitam kuda friesian, justru sebaliknya. Jenis kulitnya kuning langsat dan segar. Ia pendekar yang suka dengan warna ungu. Meski pakaiannya tidak serba ungu, tapi warna itu mendominasi selain warna putih. Jika julukannya Pendekar Bola Cinta, mungkin senjatanya adalah lato-lato.
Dia mengambil gulungan kain hitam kecil di telapak tangan si prajurit. Prajurit itu mungkin modus agar tangannya disentuh oleh Tikam Ginting, meski hanya sedikit. Namun, sentuhan tangan wanita itu selalu bermuatan setrum cinta.
Tikam Ginting lalu memberikan kain tersebut kepada Raja Muda Arda Handara.
Arda Handara membuka gulungan kain tersebut. Di dalamnya ada tulisan kecil bertinta putih.
“Raja Ganggang Okeo bertemu dengan Raja Kerajaan Burugur dan Walet Biru.” Arda Handara membaca isi tulisan di dalam kain. Dia memang sudah bisa baca dengan lancar sedari usianya tujuh tahun.
Setelah itu, Arda Handara memberikan kain kecil tersebut kepada ibundanya.
“Kami mau kembali, Ibunda,” izin Arda Handara.
“Hmm!” gumam Dewi Ara sembari mengangguk.
“Ayo, Permaisuriku!” ajak Arda Handara kepada Permaisuri Keken. Dia menggandeng tangan kanan istrinya.
Sekedar menggandeng tangan tidak ada larangan bagi Arda. Yang dilarang adalah peluk, cium dan mesum.
Arda Handara dan Permaisuri Keken lalu berbalik. Para dayang wanita segera berlari mendatangi Permaisuri Keken untuk mengangkat kain belakang bajunya agar tidak terseret di tanah saat berjalan.
Sambil berjalan bersama menuju ke kereta kuda, Arda Handara bercerita kepada istrinya tentang keseruan saat latihan perang. Sesekali anak itu tertawa yang diikuti oleh tawa Permaisuri Keken.
Sementara Mimi Mama tetap bertahan bersama Permaisuri Dewi Ara dan Eyang Hagara.
“Jika Kerajaan Puncak Samudera ingin langsung membalas kekalahan mereka, seharusnya sejak kemarin-kemarin armada perang mereka sudah tiba. Dengan kematian adiknya, tidak mungkin Raja Ganggang Okeo bisa tenang bertemu dengan raja lain, jika bukan membicarakan tentang balas dendamnya,” kata Dewi Ara.
“Kerugian armada perang Kerajaan Puncak Samudera sangat besar, Bibi. Jumlah kapal mereka yang kita tenggelamkan banyak. Aku pikir, Raja Ganggang Okeo menganggap kekuatan kita sangat kuat. Mungkin Raja Ganggang tidak berani perang sendirian, jadi dia mengajak teman,” kata Mimi Mama yang termasuk anak cerdas. Bagaimana tidak cerdas jika seusia itu dia sudah menjadi pembunuh bayaran nomor dua? Karena kecerdasannya pula, dia tidak mau bertarung melawan Permaisuri Dewi Ara saat dia punya kewajiban untuk membunuh Ratu Wilasin di kota pelabuhan Bandakawen.
“Kita harus membicarakannya bersama Penasihat Raja, karena dia yang lebih paham tentang negeri ini dan posisinya,” kata Eyang Hagara.
“Benar,” kata Dewi Ara.
Seiring tibanya pesan teliksandi yang dibawa oleh burung ke Kerajaan Kabut Kuning, Kerajaan Walet Biru sedang menjamu tamu agung, yaitu Raja Ganggang Okeo dari Kerajaan Puncak Samudera.
Kerajaan Puncak Samudera di Negeri Karang Hijau adalah kerajaan yang wilayah dan kekuatan balatentaranya lebih besar daripada Kerajaan Walet Biru. Karenanya, adalah kebanggaan bagi penguasa Kerajaan Walet Biru mendapat kunjungan dari penguasa yang lebih besar kekuasaannya.
Kerajaan Walet Biru dipimpin oleh Raja Pengging Arewa. Dia seorang lelaki berusia separuh baya lebih sebelas tahun. Fisiknya gemuk karena doyan masak dan doyan makan. Salah satu hobi uniknya adalah doyan masak. Dia adalah raja yang suka berada di dapur istana. Bahkan juru masak Istana selalu mendapat masukan dari Raja Pengging Arewa terkait rasa.
Istimewanya kunjungan Raja Ganggang Okeo, raja yang bertubuh gagah itu datang bersama Permaisuri Yiying Yi, putri cantiknya yang bernama Kiloli Yi, penasihatnya yang bernama Silling Ying, dan panglima perangnya yang bernama Gantung Odeo. Sebagai tamu, tentunya Raja Ganggang Okeo membawa banyak hadiah untuk keluarga kerajaan sahabat.
Karenanya, Raja Pengging Arewa menyambut langsung tamu besarnya di depan gerbang Istana. Permaisuri Yiying Yi juga disambut hangat oleh Permaisuri Caraha Maya, istri Raja Pengging Arewa. Tuan rumah memberi jamuan besar dan istimewa.
Pada puncaknya, dua keluarga kerajaan saling berbincang santai tapi serius. Raja Pengging Arewa juga menghadirkan kedua puteranya, yaitu Pangeran Giring Swana dan Pangeran Panji Arwana.
Setelah basa basi, akhirnya pertemuan itu masuk ke pembahasan serius. Kaum wanita dari kedua keluarga dipisahkan. Permaisuri Caraha Maya mengajak Permaisuri Yiying Yi, Putri Kiloli Yi dan Penasihat Silling Ying pergi ke taman binatang yang dimiliki oleh kerajaan. Tinggallah para lelaki yang berbincang.
“Tentunya Kakanda sudah mendengar nasib buruk yang menimpa adikku, Pangeran Tololo Coi?” ujar Ganggang Okeo.
“Sudah. Aku atas nama Kerajaan Walet Biru menyampaikan belasungkawa teruntuk Keluarga Kerajaan Puncak Samudera,” ucap Pengging Arewa dengan ekspresi yang hening.
“Serangan terhadap pasukanku di Negeri Pulau Kabut sangat tidak terduga. Satu pun perwira atau prajuritku tidak ada yang pulang. Itu menjadi pukulan berat bagiku. Kami harus membalas itu,” kata Ganggang Okeo.
“Bagaimana mungkin, armada perang Puncak Samudera yang kuat bisa luluh lantak dalam waktu singkat?” tanya Pengging Arewa, yang hanya menerima kabar dari teliksandinya bahwa pasukan Kerajaan Puncak Samudera kalah dalam waktu semalam oleh satu pasukan asing.
“Bajak laut. Pasukan yang menyerang pasukanku dan membunuh adikku adalah bajak laut. Jadi, Negeri Pulau Kabut kini dikuasai oleh bajak laut. Kemenangan mereka dan dikuasainya Kerajaan Kabut Kuning jelas adalah pesan kuat dan keras bagi kerajaan-kerajaan pulau di kawasan ini. Jika mereka dibiarkan tanpa dibasmi, maka mereka akan semakin besar dan kuat. Jelas ke depannya tidak hanya mengancam Puncak Samudera, tapi juga akan mengancam Kerajaan Walet Biru dan Burugur sebagai kerajaan terdekat dengan Negeri Pulau Kabut,” kata Ganggang Okeo.
“Ya ya ya,” ucap Pengging Arewa manggut-manggut halus, serius mendengar apa yang disampaikan oleh raja sahabatnya itu.
“Jadi, inti kedatanganku kepada sahabatku adalah mengajak bersatu untuk memerangi pasukan bajak laut itu bersama-sama dan sesegera mungkin,” tandas Ganggang Oke.
“Oh, tentu. Aku dengan terbuka menerima ajakan ini. Kerajaan Walet Biru sangat memusuhi bajak laut, karena mereka adalah setan-setan di tengah lautan. Namun, kerajaanku tidak bisa mengerahkan armada perang penuh. Kau raja yang cerdas, Paduka. Tentunya Paduka sudah menghitung jumlah pantas untuk bisa mengalahkan pasukan bajak laut itu,” kata Pengging Arewa yang membuat senang Ganggang Okeo.
“Sepuluh kapal perang,” jawab Ganggang Okeo.
“Aku akan beri lima belas kapal perang,” jawab Pengging Arewa cepat, karena jumlah itu terbilang sedikit dibanding total enam puluh kapal perang yang Kerajaan Walet Biru miliki.
“Armada Walet Biru akan dipimpin oleh putraku, yaitu Pangeran Panji Arwana,” kata Pengging Arewa.
“Baik, Ayahanda,” ucap Pangeran Panji Arwana sembari mengangguk patuh.
“Aku juga akan menurunkan tiga pendekar sakti kerajaan untuk bergabung,” kata Pengging Arewa.
“Sungguh Kakanda adalah raja yang berkarakter persatuan,” puji Ganggang Okeo.
“Hahaha! Jika untuk kepentingan dan kedamaian bersama, aku tidak akan ragu. Peperangan itu sangat diperlukan untuk menciptakan kedamaian,” kata Pengging Arewa yang senang dipuji oleh raja kuat seperti Ganggang Okeo.
“Oh ya, menyinggung tentang pangeran berdua, aku ingin menawarkan putriku Kiloli Yi untuk dinikahi oleh salah satu dari kalian. Supaya hubungan kedua kerajaan kita semakin kuat,” ujar Ganggang Okeo.
“Tapi, kedua putraku sudah memiliki istri.” Tetap Pengging Arewa yang menjawab.
“Putriku tidak masalah menjadi yang keberapa. Dan ini bisa dilakukan secara rahasia jika istri kedua pangeran keberatan untuk didua. Setelah menikah, putriku bisa tetap di Kerajaan Puncak Samudera. Nanti suaminya bisa datang kapan saja ke sana. Kerahasiaannya bisa diatur,” tutur Ganggang Okeo.
“Baiklah, Pangeran Panji Arwana akan menikahi putri Paduka agar dia lebih memiliki alasan untuk pergi ke Negeri Karang Hijau,” kata Pengging Arewa sepakat.
“Ananda bersedia, Ayahanda,” ucap Pangeran Panji Arwana patuh.
Tersenyum lebarlah Raja Ganggang Okeo dan Panglima Perang Laksamana Gantung Odeo mendengar hal itu.
Itulah kesepakatan kedua raja. (RH)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Idrus Salam
Masalahnya "diserang dalam keadaan menjajah" sekarang untuk balas dendam beralasan "perdamaian antara sesama kerajaan".
2024-10-03
1
Barokah 99ˢ⍣⃟ₛ
arda kayaknya harus jaga jarak. sekedar gandeng tangan bolehlah. latihan sj sangat seru, pasti jika trjadi perang bnrn akan merasa tertantang
2024-06-12
0
momoy
untung pangeran panji arwana coba panji gurami atau Panji lele bisa bahaha om🙏🙏🤭🤭
2023-06-30
2