Senin pagi seperti biasa aku berangkat lebih awal karena pagi ini ada upacara. Sebelumnya aku hanya sarapan dengan porsi yang sedikit karena takut terlambat upacara. Ternyata saat upacara aku merasakan sempoyongan dan aku disuruh istirahat di kelasku sendiri 8B.
Setelah melaksanakan upacara, dilanjutkan pelajaran Matematika sekaligus pembinaan dari wali kelas. Sebelumnya pelajaran dimulai, wali kelas kami tampak mengabsen nama-nama teman sekelas dan pemilihan jabatan ketua kelas serta jabatan lain-lain.
Lalu dilanjutkan pelajaran Matematika.
Beliau menerangkan materi Matematika di papan tulis sembari mencatat contoh dan cara mengerjakan. Kami mencatat ulang materi yang dicatatkan oleh Bu Eni. Setelah kami mencatat materi di papan tulis kemudian diberi soal-soal untuk berlatih mengerjakan soal yang telah Bu Eni berikan.
Saat kami tengah menulis soal Matematika di papan tulis, Bu Eni mengatakan” Yang mengerjakan di depan, perwakilan dari teman satu deret.”
Aku yang masih sibuk menyalin catatan dan menulis materi di papan tulis, tampak Fabian yang akan memanggilku tapi lupa namaku, akhirnya bertanya kepada Saputra terlebih dahulu. Lalu Fabian berseru padaku”Mi, kamu aja yang maju ke depan ya.”
Aku menoleh mendengar Fabian beteriak padaku dan Saputra juga mengangguk setuju. Lalu ku respon
“Kalian aja yang maju.”
Ternyata Bu Eni saat menunjuk dari deretanku adalah Fabian yang disuruh maju untuk menyelesaikan soal Matematika di depan papan tulis.
......................
Beberapa minggu saat masuk di kelas 8B, kami sudah diberi PR bejibun dari guru-guru mata pelajaran yang lumayan banyak. Tapi kali ini aku mengerjakan PR Matematika yang selalu dibantu oleh Mamaku saat mengerjakan di rumah. Jadi pagi harinya aku tinggal bersantai ria, hehe :D.
Sesampainya di kelas 8B, aku yang kebetulan berangkat sekolahnya satu bis dengan Fabian. Setelah melepaskan tas punggungnya, ku lihat Fabian menghampiriku di bangkuku dengan tujuan
“Mimi, aku pinjem PR Matematikamu dong” pinta Fabian sambil melempar cengiran kuda.
Tanpa pikir panjang, aku langsung meminjamkan buku Matematikaku ke Fabian.
“Nih Fab, PR Matematikaku semalem” terangku sembari menyodorkan PR Matematikaku pada Fabian.
“Oke Mi, aku pinjam dulu ya” girang Fabian sambil mengambil buku Matematikaku
Aku mengangguk penuh senyum pada Fabian.
Selang beberapa menit kemudian Saputra datang dan nasibnya nggak jauh-jauh amat dengan Fabian. Akhirnya mereka berdua mengerjakan PR Matematika bersama. Aku merasa saat seringnya diberi PR Matematika, Fabian sering sekali meminjam PRku.
......................
Tapi pada suatu hari Jumat, entah kenapa aku merasakan tak enak badan dan merasa kepalaku pusing sekali. Aku yang sudah terlanjur memakai seragam Pramuka pagi ini dan hendak berangkat sekolah, nggak mungkin juga aku balik rumah. Akhirnya kupaksakan diri dengan kondisi setengah pusing, tetap berangkat ke sekolah.
Pagi ini adalah jam pertamanya Olahraga dan gurunya menyuruh untuk memasukkan bola basket di keranjang sebanyak lima kali. Oke, dari absen pertama sampai nomer dua puluh empat tak ada kendala. Tapi saat giliranku yang akan memasukkan bola tersebut di keranjang basket, tiba-tiba “BUKK!!!”
Lemparan bola basket lain mengenai kepalaku persis dari arah belakang keras sekali.
Lalu aku refleks menoleh dan mencari tahu siapa yang menimpuk bola basket di kepalaku.
“Huh, siapa sih yang lempar bola basket di kepalaku” gerutuku sambil mengusap-usap kepalaku sendiri dan mencari pelakunya dengan menoleh ke belakang.
Kulihat Fabian tampak maju menghampiriku dengan muka ketakutan plus cengiran kudanya. Mendapati itu, aku terbelalak dan membatin kesal”Fabian lagi, Fabian lagi pelakunya.”
“Eh Mi, bolanya kena kamu ya?” tanya Fabian yang terlihat masih cengir-cengir.
“Huh, iya nih Fab. Kepalaku sakit tahu” sebalku.
Dia melemparkan senyuman sembari mengucapkan”Sorry ya Mi, tadi bener-bener nggak sengaja aku”
“Iya deh, nggak apa Fab” anggukku pada Fabian
Setelah kejadian itu, aku bisa memasukkan bola basket di keranjang basket. Yee, olahraga favoritku basket. Tapi insiden barusan, membuatku sedikit ilfill dengan ulah Fabian lagi. Karena hari Jumat harinya singkat, di jam terakhir Matematika pusingku makin bertambah.
Aku tiduran di meja karena tak tahan, melihat itu temanku mengantarku ke UKS untuk aku beristirahat disana. Satu jam lamanya aku tiduran di UKS, sampai satpam sekolahku menengokku di UKS. Setelah beliau (satpam sekolah) menengokku di UKS, ternyata aku diberi teh hangat. Lumayan deh bikin badan lebih hangat.
Bel pulang berdering, pertanda sekolah telah usai dan siap untuk digantikan esok hari. Saat aku masih tiduran di UKS, tampak sahabatku Rere datang menengokku.
“Oh Mimi... kata Luna kamu di UKS ya. Makanya aku kesini untuk nengokin kamu” sedih Rere mengetahuiku masih di UKS dan akan segera meninggalkan UKS karena sudah pulang.
“Iya Re, kepalaku pusing banget nih. Sebenarnya tadi pagi pas berangkat sekolah udah merasakan pusing. Tapi aku tetep paksain berangkat” anggukku sembari bercerita tentang rasa pusingku.
“Tasmu masih di kelas tuh, aku anter kamu ambil tas ya. Terus langsung pulang” senyum Rere padaku.
“Iya Re, ayo” anggukku penuh senyum sembari pelan-pelan melangkah keluar dari ruang UKS.
Siang ini aku pulang seperti biasa bersama sahabatku tercinta Rere. Kami berjalan sampai tempat kita akan menanti bis datang. Lalu aku membuka pembicaraan untuk Rere.
“Re, sebel deh tadi aku kena timpukan bola basket pas pelajaran Olahraga” ceritaku.
“Hah? Kok bisa sih Mi, emang yang lempar bola basket siapa?” tanya Rere dengan ekspresi terkejut.
Sambil menelan ludah, aku menjawab”Fabian. Emang sih dia nggak sengaja. Tapi kok rasanya ilfill aja sama dia.”
Mendengarkan aku mengeluh begitu, tampak Rere sangat terpingkal-pingkal. “Perasaan kamu sama Fabian nggak pernah akur deh Mi. Hayo, jangan-jangan dia suka kamu lagi” bisik Rere iseng.
“Ihh, kamu itu Re. Nggak mungkinlah” sanggahku.
Rere hanya melempar cengiran kuda kearahku. “Ya kali Fabian suka sama aku. Nggak mungkin banget, dia kan perfect. Sementara aku..???” batinku merasa nggak mungkin naksir itu cowok. Apalagi Fabian naksir aku??
Kini langkah kakiku dan Rere melanjutkan jalan untuk sampai dimana nanti aku dan teman-teman menaiki bis.
Sesampainya disana tampak masih ada teman-teman seangkatan tengah menanti bis datang, tak terkecuali Fabian dan teman-temannya yang super nyebelin itu. Aku dan Rere segera membaur dengan teman-teman cewek juga.
......................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
nowitsrain
Kok masih nanya 😭
2023-09-26
1
nowitsrain
Abis upacara lanjut matematika, auto panas dari ujung kaki sampai ujung kepala 😬
2023-09-26
1