Wajar saja sih jika Adrian belum bisa move on dari mantan istri nya sekaligus teman masa kecil nya itu. Yaa, Adrian dan Adel sudah mengenal sejak mereka masih SD dulu hingga saat ini.
Mereka berdua juga baru berpisah 1 bulan lalu setelah itu Adrian menikah lagi dengan Alana. Usia kandungan Adel sudah menginjak delapan bulan dan sebulan lagi akan melahirkan kan.
Dan dengan gampang nya Adrian percaya jika anak yang di kandung oleh Adel adalah anak nya. Adrian benar benar di buta kan oleh cinta walaupun sudah di khianati tapi tetap saja di bucin dan benar kata orang jika cinta itu buta.
.
.
.
Siang hari Alana baru keluar kamar dengan pakaian yang sudah rapi hendak menemui Tamara untuk mengerjakan tugas yang di berikan oleh Adrian.
Langkah Alana terhenti ketika melihat Adrian muncul dari arah pintu apartemen. "Mbak Adel mana pak?" Tanyak Alana sembari celingukan.
"Pulang" Jawab Adrian seraya mengamati penampilan Alana dari atas ke bawah "Mau kemana?"
"Bukan urusan bapak" Jawab Alana lalu kemudian melanjutkan langkah nya namun tangan nya di tahan oleh Adrian ketika melewati Adrian. "Kenapa pak? Ada masalah?".
"Kemana?" Ulang Adrian dengan tegas dan tatapan yang menusuk sukses membuat Alana gugup.
Alana agak takut saat ditatap dingin oleh Adrian. "Bertemu Tamara" Jawab nya singkat lalu menepis tangan Adrian.
"Saya tidak suka melihat kamu pulang larut malam dan pergi tanpa seizin saya" Kata Adrian dengan tegas. "Kamu harus bersikap layaknya seorang istri" Sambung Adrian membuat Alana tersenyum sinis.
"Lalu bagaimana dengan bapak, apakah bapak sudah bersikap layak nya suami?" Alana membalikan ucapan Adrian. "Kenapa saya harus bersikap layak nya seorang istri sedang kan bapak saja sama sekali tidak menjalan kan tugas bapak?" Alana masih ingat betul saat adel memeluk Adrian sedang kan Adrian hanya diam saja tanpa perduli perasaan Alana saat itu.
Adrian menghela nafas kasar. Seperti nya suasana hati Alana tidak baik. Adrian lalu masuk kedalam kamar nya tanpa memperdulikan Alana yang masih menunggu jawaban nya. "Pak Ryan" Panggil Alana namun Adrian tidak menjawab.
****
Jam dua belas siang Alana baru sampai di cafe yang biasa dia tempati bersama Tamara. Alana langsung masuk menemui Tamara yang sudah menunggu nya di dalam.
"Lo kenapa?" Tanya Tamara yang peka dengan suasana hati Alana.
Alana hanya tersenyum miris. "Capek gue Ra" Kata Alana lalu mempelkan pipi nya di atas meja.
"Maksud lo apa? Coba cerita sama gue"
Alana menarik nafas nya perlahan lalu membuang nya dengan perlahan dan mulai menceritakan keresahan hati nya. Alana juga menceritakan jika hatinya sakit saat melihat Adrian dan adel berpelukan di depan nya.
Tamara tertawa. "Hhahaha, lo itu udah jatuh cinta sama pak Ryan" Tuding Tamara membuat Alana melotot kesal.
Alana menoyor pelan kepala Tamara. "Mana mungkin. Lo jangan asal ngomong" Kata nya.
"Apanya yang tidak mungkin? Kalian sudah menikah lima bulan, tinggal di apartemen yang sama dan belajar di kampus yang sama. Kalian bertemu hampir 24 jam dan bisa saja kan lo jatuh cinta pada pak Ryan" Jelas Tamara membuat Alana bungkam.
"Lo salah Ra. Walaupun gue tinggal di apartemen yang sama tapi gue dan pak Ryan tidur di kamar yang berbeda bahkan pak Ryan tidak pernah nyentuh gue atau meminta hak nya sebagai suami" Kata Alana, kemudian meneguk minuman dingin rasa jeruk di depan nya.
Tamara yang tadi nya fokus makan, kini terhenti lalu menatap Alana dengan serius. "Pak Ryan ngak gay kan?" Pertanyaan Tamara sontak membuat Alana melotot lalu kembali melayangkan toyoran di kepala Tamara.
"Sinting lo!" Mana mungkin pak Ryan gay sedangkan mbak Adel sedang hamil anak nya pak Ryan" Alana memutar bola matanya dengan malas.
Tamara tanpak berfikir. "Kok bisa tiba tiba mantan istri nya hamil? Pak Adrian ngak curiga gitu, ada yang aneh?" Kata Tamara.
"Entahlah gue aja bingung. Gue sempat mikir untuk pisah dengan pak Ryan setelah tau jika mantan istri nya itu hamil" Kata Alana seperti wanita putus asa.
"Lo sinting yak! Ngak bisa gitu lah, lo harus pertahan kan rumah tangga lo jangan nyerah gitu. Bisa saja kan ini hanya alasan mantan istri nya pak Ryan agar bisa balik lagi sama pak Ryan" Alana hanya diam, rasa nya sangat pusing jika memikirkan masalah ini.
Tamara tiba tiba saja mendekat pada Alana lalu berbisik. "Coba dehh, lo duluan yang godain pak Ryan kali aja pak Ryan tergoda dan mulai buka hati sama lo" Lagi lagi Tamara mendapatkan toyoran dari Alana. "Aww sakit bego" Ringis Tamara.
"Otak lo mesum banget tapi nanti gue coba deh saran lolo semoga aja ampuh buat luluhin hati dingin nya pak Ryan" Kata Alana lalu memeluk erat tubuh Tamara.
Setelah perbincangan yang gada faedah nya akhir nya mereka berdua pun mulai mengerjakan tugas yang di berikan oleh Adrian beberapa hari yang lalu.
.
.
.
Kini langit sudah menampakkan senja nya dan kedua wanita itu masih sibuk mengerjakan makala dengan serius.
Drrrtttt
Drrrtttt
Suara ponsel Alana membuat fokus nya buyar nya apalagi saat melihat nama yang tertera di layar ponsel. "Siapa yang nelfon?" Tanya Tamara.
"Pak Ryan"
"Yaudah angkat gih" Alana lalu berdiri dan sedikit menjauh dari Tamara untuk mengangkat telfon dari pak Ryan.
Alana lalu menekan tombol hijau pada layar "Ada apa pak?" Tanya Alana.
"Keluar, saya tungguin di depan cafe" Kata Adrian.
"Depan cafe?" Alana lalu melihat sekitar depan cafe dan benar saja mobil Adrian sudah terparkir rapi di sana. "Nanggung pak, dikit lagi selesai tugas nya. Bapak pulang saja nanti saya pulang di antar Tamara" alana.
"Saya tunggu" Kata Adrian lalu mematikan sambungan telfon nya. Alana lalu kembali ke meja menemui Tamara. "Ra, gue balik duluan yaa, pak Ryan udah nungguin di depan" Kata Alana sembari membersihkan beberapa buku nya di atas meja.
Tamara mengangguk pelan "Kita lanjut besok aja tugas nya" Kata Alana namun sebelum pergi, Tamara berbisik pada Alana. "Jangan lupa entar malam lo mulai rencana nya" Kata Tamara sembari mengedipkan satu mata nya. Membuat Alana bergidik ngeri.
Alana lalu menghampiri mobil Adrian sedikit berlari karena hujan tiba tiba saja turun dengan deras. Setelah Alana masuk, Adrian pun melakukan mobil nya tampa banyak bicara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments