part 3

Hari demi hari pun berganti hingga tanpa terasa acara akan nikah mereka pun akan segera di laksanakan. Walaupun tidak seperti keinginan Alana untuk menikah di atas kapan pesiar namun tetap saja pernikahan mereka di gelar dengan mewah di sebuah hotel berkelas.

Keluarga Adrian turut hadir di acara resepsi sang anak namun berbeda dengan Alana yang hanya di dampingi oleh sang paman sebagai wali nikah nya.

Ayah Alana tidak hadir karena masih kecewa dan marah atas sikap Alana. "Ayo keluar kak, Acara nya udah mulai" kata Aulia adik Adrian.

Aulia adalah gadis manis dan sholeha karena menggunakan hijab yang sopan.

Aulia lalu menuntun Alana ke sebuah kursi di mana Adrian sudah duduk di samping kursi tersebut dan bersiap untuk mengucap kan janji suci.

Suara Adrian terdengar sangat lantang mengucapkan kata kata sakral tersebut dan beberapa menit kemudian terdengar suara tepuk tangan dari tamu undangan setelah para wali mengatakan sah.

berbeda dengan Alana yang malah menangis di hari pernikahan nya karena seluruh keluarga tidak hadir.

"Ini cincin nya kamu pasang ke jari manis istri kamu" kata pak penghulu sembari memberikan satu pasang cincin pada Adrian.

Adrian mengambil cincin tersebut lalu memakai kan nya di jari manis Alana. Sekilas Adrian melihat Alana yang sedang menangis.

Alana juga melakukan hal yang sama lalu setelah itu mereka pun di boyong ke sebuah altar pernikahan untuk menyambut beberapa tamu undangan.

"Pernikahan macam apa ini" kata Alana dengan lirih namun masih di dengan oleh Adrian.

"Tidak usah mengeluh, jalani saja takdir yang allah berikan" jawab Adrian tanpa menatap wajah Alana sedikit pun.

"Aku resign dari dunia hiburan agar bisa hidup bebas tapi malah kek gini, nyesel aku" keluh nya.

Adrian melirik Alana sebentar lalu membuang pandangan nya ke arah lain.

🍃🍃🍃🍃

Skip

Lima bulan kemudian..

Kini Alana mulai terbiasa hidup bersama Adrian di sebuah apartemen. Setelah acara pernikahan mereka beberapa bulan yang lalu, Adrian membuat surat perjanjian jika diri nya tidak akan menyentuh Alana dan membiarkan Alana hidup bebas tanpa tekanan dari Adrian.

Walaupun begitu Alana harus tetap menjaga tingkah laku nya karena biar bagaimana pun Alana adalah istri sah Adrian dan apapun yang di lakukan oleh Alana akan berdampak pada Adrian juga.

Di sebuah koridor nampak Alana yang berlari dengan tergesa-gesa dengan rambut yang berantakan kan dan tangan nya menenteng totebag.

Setelah sampai di depan kelas, sejenak Alana mengatur nafas nya lalu menarik kenop pintu dan melangkah masuk namun langkah nya terhenti saat mendengar suara yang sangat familiar menurut nya.

"Keluar" kata Adrian dengan tegas.

Bahu Alana merosot lesu. "Iya Pak" jawab nya sembari berjalan keluar kelas.

Walaupun Alana adalah istri nya namun jika berada di kampus Adrian tetap bersikap profesional terhadap Alana.

Sejak menjadi istri Adrian yang super dingin, Alana di buat frustasi karena mata pelajaran yang di ampui oleh Adrian sangat susah di jawab.

Tampa terasa langit sudah berubah warna menjadi hitam pekat bertabur kan bintang di langit yang sangat cantik.

Adrian dan Alana kini berada di satu ruangan yang sama, yaitu ruang tamu. Alana dengan santai nya menonton sembari ngemil sedang kan Adrian sedang sibuk berperang dengan laptop nya.

Drrrtttt

Drrrtttt

Suara getaran ponsel yang berasal dari atas meja di depan Alana sontak mendapat dari Adrian.

"Maaf Pak, saya angkat telfon dulu" kata Alana lalu menekankan tombol hijau pada layar.

Baru saja Alana ingin menyapa tapi suara Tamara lebih dulu merusak indra pendengaran Alana. "Akhhh Alana laki lo gila yak!! bisa bisa nya di majuin deadline tugas!" oceh Tamara dengan suara pekikan di sebrang sana.

Alana yang tadi nya ingin masuk ke dalam kamar nya kini terhenti. "Deadline nya kapan?" tanya Alana.

"Besok pagi harus di kumpulin!! sinting kali dia!, ngak mikir apa buat makalah itu ribet banget" oceh Tamara yang tak diindahkan oleh Alana.

"Gila gue belum kerjain sama sekali" pekik Alana hingga Adrian yang berada di ruang tamu sampai mendengar suara Alana.

Alana lalu masuk ke dalam kamar dan menyalakan leptop nya. "Lo udah ngerjain belum?" tanya Alana.

"Ini lagi gue kerjaan, tapi stres banget karna ngak bisa copy paste. Akhh gue ngak mau ngulang kelas pak Ryan suami gila lo itu" Tamara terus mengoceh dan mengumpat Adrian yang memberikan soal di luar nalar dan harus di selesai kan dengan waktu singkat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!