Sakura pulang kerumahnya setelah lelah menunggu Heri. Mereka tidak kembali sampai sore karena harus langsung meninjau lokasi. Dan cukup lama disana bersama para ahli dari perusahaannya.
Setelah mengantarkan atasannya pulang, Heri langsung menghubungi Sakura terkait masalah kontrak. Melihat berkas yang berantakan diatas meja, sudah pasti Heri tahu apa yang terjadi.
Tentu saja, dia tahu akan mendapat kemarahan. Heri juga sudah menyiapkan diri dengan penjelasan yang panjang.
'Aku harus menggunakan bos kali ini. Sedikit membongkar rahasianya tidak masalah, kan?' pikirnya.
Heri memarkir mobilnya di depan sebuah mini market 24 jam. Mereka berjanji untuk bertemu disana.
Begitu melihat Sakura keluar dari mini market membawa satu cup mie dan sebotol air mineral dingin. Heri segera turun dan menghampirinya.
"Kalau kamu lapar aku bisa mentraktirmu makanan enak. Kenapa makan mie instan?"
Sakura tidak menjawabnya, dia hanya menatap sinis kearah Heri yang kini telah duduk dihadapannya.
Menyadari Sakura yang tak ingin berbasa basi, Heri berdehem pelan. "Maafkan aku, Aku memang sengaja menambah poin pada surat kontraknya di lembar yang sengaja aku kosongkan diatas tanda tanganmu."
"Bajingan licik." umpat Sakura tampa basa basi.
"Tapi bukankah bayarannya sepadan. Tidak ada asisten yang dibayar semahal itu tahu."
"Aku tidak peduli! Kamu menipuku, aku akan menuntutmu!"
"Pak Danique, adalah juniorku di bangku kuliah. Aku menjadi asisten dosen saat itu untuk gelar profesor, sementara dia mengambil gelar master. Aku bersyukur saat aku menyelesaikan gelarku dengan cepat dan terlepas dari mahasiswa sepertinya. Tapi kamu tahu apa yang dia lakukan ketika aku baru meniti karirku di universitas sebagai dosen?"
Sakura tidak peduli, dia hanya sibuk memakan mie. Tapi Heri tahu dia mendengarkannya. Karena itu Heri melanjutkan ceritanya.
"Aku dipecat begitu saja. Lalu ketika aku menemui rektor, disana aku menemukan anak itu duduk dengan tenang. Tersenyum padaku dan mengatakan selamat datang senior."
'Wah, cara Pak Bos licik juga untuk mendapatkan orang ini. Tapi apa hubungannya dengan kontrakku?'
"Aku tahu kamu pasti sedang marah dan merasa ceritaku tidak ada hubungannya dengan apa yang aku lakukan padamu. Karena itu aku langsung saja. Sakura, aku sedang meminta pertolongan padamu."
Sakura meletakkan garpu plastik itu dan mendorong mie yang masih tersisa setengah ke pinggir meja.
"Mana ada minta tolong dengan melakukan penipuan. Jangan berkilah!"
"Aku sungguh-sungguh! Coba lihat situasinya. Aku mohon padamu... Aku mohon bantu aku sampai pernikahan pak Dan. Kamu hanya harus membuat pernikahannnya berjalan lancar. Hanya kamu yang tepat untuk bisa mengusir semua pacar-pacar pak bos yang silih berganti itu."
"Pernikahan? Kapan itu? Bukankah bulan depan baru pertunangan seperti kata ibu Bos tadi?"
"Pernikahan hanya berjarak beberapa minggu dari pertunangan. Ibunya telah mengaturnya."
"Kamu sekretaris pak Dan atau sekretaris ibunya sih!"
"Aku berada diposisi yang sulit. Aku memang sekretaris Dan, tapi ibunya adalah sesuatu yang tak bisa aku lawan."
"Dasar pengecut! Harusnya kamu tahu alasan Bosmu memiliki banyak pacar disaat dia bahkan tidak suka disentuh oleh wanita."
"Oh, dari mana kamu tahu dia tak suka disentuh wanita? Ah bukan-bukan! Bukan hanya wanita, tapi semua orang."
'Semua orang? Aku pikir hanya wanita genit seperti pacarnya tadi.'
"Lalu apa alasannya bergonta ganti pacar?"
"Sulit mengetahuinya, kamu lihatkan kemarin? Dia hanya peduli pada dunianya sendiri. Aku tidak yakin dia tertarik pada setiap pacarnya. Dia hanya menerima setiap pengakuan wanita yang tertarik padanya. Aku tidak bisa mengingat sudah berapa banyak karyawan wanita yang datang dan pergi dengan tidak jelas."
"Dengan tidak jelas?"
"Pokoknya! Aku seperti pengantar pesan! Dia yang pacaran tapi akulah yang berkomunikasi dengan pacar-pacarnya! Haish....! Aku bahkan tidak bisa menemukan wanitaku sendiri karena mengurus pacar-pacarnya!"
"Kamu lagi curhat? Apa aku terlihat seperti tempat curhat?" sinis Sakura.
"Ah, maafkan aku. Aku hanya sangat frustasi. Karena itu... Aku mohon tolong aku. Hanya sampai dia menikah. Aku janji kontrak satu tahun itu tidak akan berlaku jika kamu berhasil sampai dia sudah menikah."
Sakura mengetuk-ngetuk meja. Dia sedang menimbang-nimbang situasinya saat ini.
.
Jika aku menolak aku akan kehilangan sumber uang. Aku harus punya tabungan untuk tetap hidup. Aku juga harus menemukan cara membalas nenek sihir itu.
Tapi terlibat dengan orang-orang ini juga bukan sesuatu yang bagus untukku. Aku tidak peduli pada wanita-wanita itu, tapi pria yang menjadi direktur eksekutif itu sepertinya berbahaya.
Tapi aku butuh uang!
Dimana aku bisa dapat gaji sebesar ini sekarang? Ini seperti keberuntungan sekaligus musibah.
"Setengah gajiku bulan ini bayarkan dimuka."
"Setuju, itu tidak masalah!"
"Aku tidak suka privasiku diusik."
"Aku akan melindungi privasimu."
Dia menjawabnya dengan sangat cepat. Aku tidak yakin dia bisa dipercaya.
Dia lebih tua tapi dia tidak bisa mengatasi bos anehnya itu, sepertinya Pak Dan ini cukup sulit juga. Sayang sekali dia punya wajah yang bagus.
Satu-satunya magnet yang menarik darinya kurasa. Apa hanya itu yang dilihat pacar-pacarnya sampai mereka rela berjejer seperti semut?
Tapi, hitung-hitung menambah relasi aku rasa tidak masalah juga. Pria dihadapanku ini suatu saat nanti mungkin akan berguna.
"Baiklah, hanya sampai dia menikah!"
.
Sakura menyesali keputusannya setelah tiga hari bekerja. Bukan hanya perkara wanita yang mengaku pacarnya kemarin dan tunangannya.
Seorang wanita lainnya muncul. Katanya dia adalah teman satu SMA Dan. Meski Dan terlihat tidak mengingatnya, tapi dia dengan percaya diri bersikap sok akrab hanya karena anak dari pemilik proyek yang dikerjakan Dan.
Heri memandangnya dengan tatapan memohon ketika pacar pertama Dan bertemu dengan wanita ini tepat saat jam makan siang.
Lalu, tunangan dan ibu Dan juga datang siang itu untuk mengajak Dan makan siang bersama. Lengkap sudah seluruh wanita yang membuat Sakura pusing.
"Ya ampun, aku bisa mati muda menangani pekerjaan seperti ini." gumam Sakura.
Dia mengambil langkah cepat, dengan dorongan kepercayaan diri yang terpaksa ia buat sebesar mungkin, dia akan membuat Dan bicara dan memutuskan sendiri pilihannya.
"Nah Pak Dan. Dengan siapa Anda ingin makan siang? Saya akan memilihkan menu dan tempat yang bagus. Anda bisa melanjutkan sketsa Anda disana. Saya punya rekomendasi tempat yang bagus."
"Kenapa kamu yang menentukan tempatnya! Aku sudah membuat reservasi sendiri untuk aku dan anakku makan siang!" sela Nora.
Saat Sakura menoleh dan memberikan senyum bisnis pada ibunya, saat itulah Dan menarik sudut bibirnya. Seringai kecil itu muncul ketika Sakura mencoba mengatasi keadaan dengan mencoba berkompromi dengannya. Hal yang tidak pernah ia tanggapi jika Heri yang melakukannya.
Tapi ketika Sakura yang melakukannya, entah kenapa dia tertarik untuk melihat usaha wanita itu. Apakah kali ini dia berhasil mengatasi keadaan seperti sebelumnya atau memilih menyerah.
"Hari ini saya meminta Anda memaklumi Pak Dan Bu Nora. Dia sedang sa_ngat butuh ketenangan untuk menyelesaikan proyek kali ini." kata Sakura, berusaha sesopan mungkin.
"Dan, apa itu benar? Apa aku tidak bisa bergabung? Itu proyek dengan ayahku, jadi mungkin aku bisa membantu."
Sakura belum tahu namanya, tapi gadis ini sepertinya cukup tangguh dan pintar bermain peran untuk mendapatkan tujuannya.
"Siapa kamu? Bahkan jika kamu anak dari rekan bisnis anakku, tunangannya ada disini. Bukankah tidak sopan bagimu untuk mengganggu?" gertak Nora.
"Pak Dan... Bicaralah. Saya janji akan mengabulkan satu permintaan Anda yang paling sulit sekalipun, jadi pilih ibu dan tunangan Anda. Ayo putuskan sekarang." bisik Sakura, dia sedikit membungkuk agar Dan mendengarnya ditengah suara ibu Dan yang sedang bicara juga.
"Maafkan saya, Bu Nora. Saya akan memperkenalkan diri dengan sopan. Saya Tania, teman SMA Danique dan anak dari pemilik proyek yang sedang dikerjakan perusahaan ini."
Wanita bernama Tania itu mengulurkan tangannya. Tidak ingin membuat masalah untuk pekerjaan sang anak, Nora membalas jabat tangan itu seadanya.
Dan mendongak, menatap Sakura untuk meminta kepastian akan janjinya tadi. Sakura memberikan anggukan kilat yang nyaris tak terlihat.
Dan berdiri, menyusun kertas-kertas dimeja dan memberikannya pada Sakura untuk dibawa.
"Ayo pergi ketempat yang kamu katakan. Hanya aku, Heri dan kamu." katanya sambil lalu.
Dan keluar terlebih dahulu meninggalkan semua orang yang hanya bisa tercengang mendengar perkataannya. Bagaimana tidak, Dan sangat jarang bicara panjang jika bukan dengan rekan bisnis.
Heri bahkan ternganga lebar ketika mendengar namanya disebutkan. Sepanjang dia mengenal Dan, ini adalah pertama kalinya namanya disebutkan olehnya. Biasanya dia hanya dipanggil dengan kamu, sekretarisku atau senior. Bahkan tiga panggilan itupun bisa dihitung jari saking jarangnya Dan berbicara.
Heri buru-buru menyusul Sakura yang mengikuti Dan. Meninggalkan empat orang disana yang hanya bisa menatap kepergian mereka dengan ekspresi yang masih menunjukkan keterkejutan.
Tania adalah wanita yang pertama kali menguasai keadaan. Meski dia terkejut, sejak SMA dia sudah mengetahui sifat dasar Dan.
Walaupun saat itu dia tidak bergaul dengannya dan hanya menjadi pengagum rahasia, Tania sangat memperhatikan tingkah dan kegiatan Dan disekolah.
Bertemu dengan cinta pertamanya tentu saja membuatnya bersemangat lagi. Tidak peduli Dan memiliki tunangan, Tania bertekat akan mendekati Dan kali ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments