Bab 4. Kamuuuuu!

Kericuhan terjadi, gadis-gadis yang akan melamar menjadi sekertaris magang CEO Tekno Company semuanya panik.

"Kok bisa sih!"

"Siapa sih yang merokok?"

"Aduh jadi basah deh bajuku, berkas ku juga!"

"Agkkkk.. ini perusahaan apa sih!"

Dan masih banyak lagi keluhan yang mereka serukan. Mereka terlihat ada yang kesal, ada yang sedih, dan ada yang terlihat kebingungan.

Indira, petugas HRD yang di minta mengurus hal ini pun memegang kepalanya karena tak tahu apa yang harus di lakukan selanjutnya.

"Kan sudah di kasih peringatan, jangan ada yang bawa pemantik api, korek dan sebagainya. Kenapa masih tidak mendengar sih!" keluh Indira pada semua yang ada di sana.

"Gak ada yang bawa pemantik api lah, kan di depan juga sudah di periksa. Gimana sih, infrastruktur perusahaan kalian saja nih yang gak beres!" kata salah satu pelamar yang memang sebenarnya tidak berniat melamar pekerjaan di sana, hanya saja orang tuanya sangat memaksa.

"Satpam, keluarkan wanita yang menjawab itu!" kata Indira.

"Cih, tidak perlu. Aku sendiri yang akan keluar!" katanya sambil menghentakkan kakinya ke lantai.

"Baiklah, kalian semua boleh pulang! wawancara di batalkan!" kata Indira.

Mereka semua pulang, Indira bicara dengan salah satu rekan kerjanya.

"Bagaimana ini? terpaksa kita seleksi dua orang tadi kan!" kata Indira.

"Kak.. tunggu. Saya belum wawancara!" kata Carissa yang lantas datang dengan senyuman paling menawan miliknya.

Indira melihat pakaiannya tidak basah. Dia pikir akan bagus kalau ada satu lagi yang menjadi kandidat sekertaris magang CEO.

"Darimana kamu?" tanya Indira.

"Dari toilet kak!" kata Carissa.

"Ya sudah, langsung ikut saja dengan kedua orang yang tadi sudah lolos! masuk ke ruangan itu. Tunggu sebentar, tuan CEO akan segera datang!" kata Indira.

Tangan Carissa mengepal senang di belakang pinggangnya.

'Yes, gak perlu wawancara sama kakak ini, gak perlu di tanya-tanya masalah akademik. Icha, you are so cunning. Masa bodoh, yang penting di terima dan gak harus kehilangan semua fasilitas dari papa!' seru Carissa dalam hatinya.

Indira sudah geleng-geleng kepala, bagaimana bisa gak seperti itu terjadi. Dia langsung membereskan semuanya sebelum hal ini terdengar oleh Raja dan yang pasti dia akan marah besar nantinya.

Di ruangan CEO, Raja sedang mendengarkan apa saja jadwalnya hari ini dari asisten pribadinya, Nando.

"Sekitar satu jam lagi akan ada wawancara dengan kandidat yang akan menjadi sekertaris magang anda tuan!" kata Nando.

Raja terlihat mengernyitkan keningnya.

"Ck... ini pasti kerjaan papa! lewatkan saja jadwal itu!" kata Raja yang malas berurusan dengan makhluk yang lebih kepalsuan yang bernama wanita.

"Maaf tuan, pesan tuan Indra. Jadwal ini tidak boleh di skip atau di cancel!" jelas Nando.

Tok tok tok

"Permisi tuan, ini Indira!" kata Indira dari luar ruangan CEO.

Nando lantas melihat ke arah Raja. Nando hanya melihat, tapi Raja tahu kalau asisten pribadi sekaligus sepupunya itu sedang meminta ijin padanya untuk memperbolehkan Indira masuk ke dalam ruangan.

"Suruh dia masuk!" kata Raja.

"Masuk!" seru Nando.

Indira pun masuk ke dalam ruangan tersebut dengan sopan.

"Pak Nando, tuan Raja. Tiga kandidat sekertaris magang nya sudah di dapatkan!" kata Indira.

"Suruh mereka masuk kemari!" kata Raja.

"Baik tuan!"

Nando terlihat agak heran, kenapa bisa secepat itu. Padahal dia tadi melintas di sana dan sepertinya banyak sekali yang melamar, tidak mungkin selesai dalam waktu kurang dari setengah jam.

Tapi Indira keluar dan memanggil tiga orang kandidat sekertaris magang itu termasuk Carissa.

"Kalian bertiga masuk, ingat jangan bicara dengan nada tinggi. Atau nama kalian akan langsung di coret. Mengerti!" kata Indira sambil lalu.

Indira benar-benar pusing, dia harus menjawab banyak pertanyaan dari banyak orang setelah ini akibat kekacauan tak terduga saat proses wawancara tadi.

Ketiganya lantas masuk satu persatu. Saat mereka masuk Raja sedang membaca dokumen salah satu pelamar sambil menghadap ke arah jendela.

Nando menyambut mereka dan bertanya satu persatu.

"Sebutkan nama lengkap kalian, dan usia kalian!" kata Nando.

"Nama saya Kirana Larasati pak, umur saya 21 tahun!"

"Nama saya Lisa Wirawan, 21 tahun!"

"Nama saya Carissa Mandasari Setiawan kak, 19 tahun!"

Raja seperti mengenal suara gadis yang terakhir memperkenalkan diri. Dia lantas membuka dokumen yang terakhir. Benar saja, foto tengil Carissa terpampang nyata di dokumen itu.

Raja pun langsung berbalik dan melihat Nando bicara dengan Carissa.

"Kamuuu!" Seru Raja.

Carissa yang mengenal suara itu juga langsung menoleh.

'Habislah aku, kenapa si om ini sih?' tanya Carissa panik dalam hatinya.

Nando terlihat terkejut, ekspresi Raja menunjukkan kalau dia sangat tidak suka dengan Carissa.

"Kamu ngapain ke sini, kalau mau melamar pekerjaan, maka aku lansung menolaknya. Nando, suruh cewek tengil ini keluar sekarang juga!" kata Raja pada Nando.

"Tapi tuan...!"

"Kamu gak dengar aku ngomong apa! usir dia, aku gak mau lagi lihat mukanya!" kata Raja.

"Tapi kaya om..!"

"Usir dia!" kata Raja.

Dua kandidat lain terlihat gemetaran. Mereka yang memang berasal dari keluarga kaya tidak terbiasa dengan suara nada tinggi seperti yang sedang Raja lakukan.

'Eh, kalau di usir nanti bisa di usir juga dong sama papa, gak boleh. Aku harus dapatkan pekerjaan ini! tadi dia bilang om kan, artinya dia masih saudara dari om galak ini kan. Ah... masa bodoh, yang penting dapat pekerjaan ini!' kata Carissa dalam hatinya.

Carissa pun lantas mendekati Raja dan memeluk pria itu.

"Sayang, sudah dong marahnya. Aku tahu aku salah, aku sampai ke sini dan ikut wawancara kerja magang di sini biar bisa menjelaskan sama kamu. Aku tuh gak pernah punya perasaan sama pria lain seperti, aku tuh cuma cinta sama kamu!" kata Carissa berusaha untuk menangis, tapi agak susah.

Nando sampai melotot melihat Raja di peluk oleh Carissa.

Raja berusaha melepaskan pelukan Carissa, tapi dia malah bingung mau pegang bagian tubuh Carissa yang mana.

"Kamu apa-apaan, lepas!" pekik Raja.

"Gak mau, pokoknya aku bakalan peluk kamu terus sampai kamu janji gak bakal usir aku dari sini. Aku tuh sayang banget sama kamu tahu!"

Nando lagi-lagi tercengang. Dia langsung berkata.

"Carissa kamu di terima, yang lain ayo keluar!" kata Nando yang memang ingin sepupunya itu sembuh dari traumanya karena patah hati.

Mendengar apa yang dikatakan oleh Nando, Carissa pun melepaskan Raja dan bersorak senang.

"Yey, aku di terima!" kata Carissa bersorak senang sambil mengangkat ke dua tangannya ke atas.

Raja terlihat kesal, dia merapikan jasnya dan menatap tajam ke arah Carissa.

'Dasar bar-bar, lihat apa yang akan aku lakukan untuk membuatmu menyesal bekerja di sini!' batin Raja yang masih kesal karena kelakuan Carissa.

***

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Aidah Djafar

Aidah Djafar

Raja pede🤔 yg ada kamu nti yg takluk sama Carissa 🤦🤣🤣🤣

2023-10-30

2

Aidah Djafar

Aidah Djafar

🤣🤣🤣 Carissa bener2 bar bar 🤦🤣🤣🤣
like Carissa bodoh di pelajaran tapi jenius di taktik akal2 annya 🤦🤣🤣🤣

2023-10-30

2

ossy Novica

ossy Novica

🤣🤣 ada aja kelakuan si Ica

2023-09-03

3

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!