Bab 3. Menyingkirkan Saingan Wawancara Kerja

Carissa sampai tak bergeming dari tempatnya untuk beberapa menit. Sampai asisten rumah tangganya yang usianya sebaya dengannya menepuk bahu Carissa.

"Non, non... non kesambet?" tanya Yati.

Carissa lantas membuang nafas dengan sangat kasar.

"Hah... ini nih, kadang tuh aku tuh bertanya-tanya, aku ini anak tiri apa anak kandung sih? jangan-jangan papa nemu aku di pengkolan kali ya. Kasihan, malam-malam ada bayi oek.. oek.. terus di bawa pulang. Hidup kak Jesica tuh enak banget. Kenapa hidup ku gini amat sih?" tanya Carissa sambil berjalan menuju anak tangga dan perlahan menaiki anak tangga itu satu persatu, tapi dengan ekspresi penuh drama.

Yati yang melihat itu langsung mencebikkan bibirnya.

"Hem.. dasar nona muda tukang drama, ya kali tuan besar nemu bayi di pengkolan, yang ada di pengkolan kan tukang ojek, bukan bayi!" gumamnya lalu bergegas menuju dapur.

Keesokan paginya, pagi-pagi sekali Siska sudah di perintahkan oleh suaminya untuk membangunkan putri bungsu mereka lalu membantu Carissa untuk bersiap-siap. Erlangga tidak mau lagi ada adegan salah kostum yang manjadi alasan anak bungsunya itu tidak jadi ikut wawancara kerja magang di Tekno Company.

"Ma, ini makeup gak ketuaan. Ma, aku kayak umur 25 ini mah!" protes Carissa yang sejak tadi di makeup oleh Siska.

"Ish, bawel deh. Darimana kelihatan kayak umur dua lima sih?" tanya Siska.

"Terus?" tanya Carissa.

"29!" celetuk Siska.

Sontak saja Carissa langsung melayangkan protes pada sang mama.

"Ih mama, kenapa malah di tuain sih. Gak mau, ini rambut di semprot pakai apaan sih?" keluh Carissa.

"Hair spray itu sayang, biar rapi. Kalau kerja itu rambut gak boleh berantakan. Meski ada angin ribut, badai dan topan. Rambut harus tetap rapi di ikat di belakang begini dengan sangat rapi. Ini nilai plus saat wawancara. Sudah diam, tinggal di kasih bross cantik di blazernya, seperti ini. Perfect!" seru Siska yakin.

Siska lantas memutar badan anaknya ke kanan dan ke kiri.

"Sudah pasti di terima ini sih, ingat ya Carissa kalau gagal. Kamu tidur bakalan kepanasan, gak ada AC di kamar. Kamu kemana-mana harus naik ojek, karena mobil kamu akan di ambil. Dan kartu kredit kamu akan di ambil, tabungan di blokir. Kalau mama jadi kamu, mama akan lakukan segala cara untuk dapatkan pekerjaan itu!" kata Siska dengan mata berapi-api penuh semangat 45.

"Berapa calon kandidatnya ma?" tanya Carissa pada mamanya.

"Ah, sedikit sayang. Hanya 3 orang! kamu pasti bisa!" kata sang mama.

***

Mata Carissa melotot saat dia sampai di Tekno Company dan dia mengisi daftar hadir orang yang akan ikut wawancara menjadi sekertaris magang CEO Tekno Company, dia adalah orang yang ke 30 yang datang.

'Mama...!' pekik Carissa dalam hatinya

Sementara itu di rumahnya, Siska yang sedang membersihkan perhiasannya merasa telinganya berdenging.

"Huh.. huh..!" Siska meniup ujung tangannya yang terkepal dan meletakkan tangannya itu di depan telinga kanan dan kirinya bergantian.

"Ya ampun, anak gadis mama ini pasti yang lagi ngomongin mamanya. Ha ha ha.. kamu harus berjuang Icha. Kalau mama bilang yang daftar puluhan, kamu pasti gak bakalan ke sana. Ratu drama!" gumam Siska lalu lanjut membersihkan berbagai macam perhiasan berliannya.

Sementara itu Carissa terlihat sudah ciut duluan, mana yang datang sok-sok pada ngobrol pakai bahasa Inggris. Kan waktu pelajaran bahasa Inggris, Icha jarang masuk. Entah kenapa dia punya alergi sama guru bahasa Inggrisnya. Jadi ya bahasa Inggrisnya pas-pasan. Gak dapat nilai merah dan bisa lulus kan karena mamanya Carissa dulu kasih satu set perhiasan berlian ke guru bahasa Inggrisnya waktu di SMA.

Carissa yang berdiri karena tidak kebagian tempat duduk di ruangan itu pun memikirkan cara untuk mengurangi saingannya.

Akhirnya dia dapat satu ide. Dia meraih ponselnya dan meletakkan ponselnya itu di telinganya.

"Apa!!!" pekik Carissa yang membuat beberapa orang di sebelahnya menoleh ke arahnya.

"Jadi wawancara ini tuh cuma dari perempuan yang masih lajang terus buat tumbal?" Ucap Carissa lantang.

Membuat beberapa orang di yang ada di dekat Carissa menyimak dengan baik ucapan Carissa tadi.

"Hah, tumbal... tumbal gimana?" tanya salah seorang yang ada di samping Carissa.

"Oh iya mbak, aku pulang aja deh kalau gitu. Ih serem, gak mau aku mati muda!" kata Carissa lagi berpura-pura berbicara dengan seseorang melalui ponselnya, padahal sebenarnya tidak ada.

"Kata kakak aku barusan dia denger, temannya jadi tumbal di sini. Lihat di daftar ini, sekertaris nya CEO tuh gak ada yang perempuan. Yang perempuan cuma di rekrut satu tahun sekali cuma di jadikan tumbal! ih ngeri kan. Aku mau pulang aja, aku rajut!" kata Carissa yang lantas pura-pura ketakutan.

Beberapa orang yang mempercayai hal semacam itu pun menjadikan bahunya karena mereka juga merasa merinding. Apalagi setelah salah satu dari mereka mencoba mencari tahu kebenarannya dengan bertanya kepada petugas yang menjaga meja daftar hadir. Dan dia kembali Dengan mengatakan kalau memang benar sekretaris CEO di tempat ini semuanya memang laki-laki.

Dan pada akhirnya, sekitar 13 orang memilih untuk pergi dari tempat itu dan tidak jadi melakukan wawancara.

"Haih, masih banyak lagi. Pakai cara apalagi?" tanya Carissa bingung.

Carissa lantas melihat ke arah langit-langit ruangan itu, di sana ada alarm kebakaran yang secara otomatis bisa menyemprotkan air. Dan sebuah ide kembali melintas di otak jahil Carissa.

"Ya ampun, gini amat ya supaya dapat kerjaan!" kata Carissa yang lantas mencari alat yang bisa dia gunakan untuk membuat asap.

Karena memang tidak boleh membawa pemantik api ke ruangan itu. Raja sangat tidak suka ada yang merokok, jadi dia tidak mengijinkan pekerjanya membawa pemantik api.

Carissa membawa sebuah gelas yang dia ambil dari meja air minum. Lalu keluar dan memecahkan gelas itu, setelah mendapatkan pecahan yang sesuai, dia gunakan pecahan gelas itu untuk membakar sebuah kertas lewat pantulan sinar matahari.

Cukup lama kertas itu tak kunjung terbakar, hingga hampir sepuluh menit. Akhirnya ada goresan coklat dan tak lama kertas itu terbakar.

Setelah kertas terbakar, Carissa cepat-cepat mengangkat kertas itu dan mendekatkan ke arah alarm kebakaran yang ada di tangga darurat. Carissa lansung bergegas pergi ke tempat yang aman ketika alarm itu berbunyi dan membuat penyiram air secara otomatis bekerja. Dari balik pintu, Carissa terkekeh melihat para wanita yang mau Wawancara kelabakan karena pakaian dan dokumen mereka basah terkena semprotan air.

"Ya ampun!"

"Ih kok bisa sih?"

Para petugas juga panik, mencari darimana sumber asap.

Sementara Carissa terkekeh di belakang pintu.

"Ha ha ha, berhasil. Sekarang sainganku benar-benar hanya tinggal dua orang yang sudah masuk wawancara saja!" kata Carissa senang.

***

Bersambung...

Terpopuler

Comments

HARTINMARLIN

HARTINMARLIN

licik cara kamu 😀😀😂

2024-03-15

1

Aidah Djafar

Aidah Djafar

🤦hadddeh bener2 somplak c Ica 🤦🤣🤣Ica nurunin mamahny somplak 🤦🤣🤣

2023-10-30

2

ossy Novica

ossy Novica

emang jitu akal si Ica.

2023-09-03

3

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!