Pria yang menyebut Carissa sebagai cewek tengil tadi lantas berjalan keluar dari kafe itu. Dia mendengar suara Carissa. Tapi dia tidak menghiraukannya. Dia pikir dia tidak akan pernah berurusan lagi dengan cewek tengil itu.
Pria tampan yang saat ini mengendarai sendiri mobil mewahnya itu adalah Raja Mahesa, putra bungsu dari keluarga Mahesa.
Malam ini seharusnya menjadi malam di mana dia menemui wanita yang sudah di jodohkan oleh kedua orang tuanya yang sangat ingin Raja menikah.
Bukan salah orang tuanya menginginkan hal itu. Karena Raja memang sudah dewasa bahkan bisa di bilang sangat dewasa, usianya saja sudah 30 tahun. Teman-teman sebayanya bahkan sudah ada yang punya empat orang anak.
Karena itu Kamila dan Indra Mahesa ingin anak bungsunya itu segera memiliki calon pendamping.
Di kediaman Mahesa, Indra baru saja mendapatkan telepon dari rekan bisnis sekaligus orang yang tadinya ingin di ajak berbesan oleh Indra Mahesa.
"Pak Mahesa, terus terang saja saya merasa sangat kecewa. Harapan saya besar sekali, sangat besar menjalin hubungan keluarga dengan keluarga pak Mahesa. Tapi malah di permalukan, Raja datang ke kafe bersama dengan pacarnya. Kalau begitu kita akhiri saja kerja sama perusahaan kita ya pak. Selamat malam!" kata pria itu yang merupakan paman dari salah satu wanita yang di temui Raja di kafe.
"Gimana pa?" tanya Kamila.
Indra tampak geram. Dia menyimpan ponselnya dan berkacak pinggang sambil geleng-geleng kepala.
"Pak Hariri bilang Raja datang bersama pacarnya ke kafe. Intan ya malu lah, langsung pulang dan mengadu pada pamannya. Raja ini, benar-benar ya. Ini pasti akal-akalan dia saja karena tidak mau di jodohkan dengan Intan. Lalu mau sampai kapan dia begini?" keluh Indra yang tak habis pikir dengan tingkah anaknya yang terkesan sangat cuek dan tidak perduli pada cinta.
"Ini kenapa anak kamu bisa begini sih ma?" tanya Indra bingung.
"Tapi kan biasanya Raja gak pernah pakai alasan wanita begini. Mungkin dia memang sudah punya pacar!" kata Kamila.
"Lah jatuh cinta aja gak mau, di kenalin sama perempuan cantik gak mau, di kasih nomor kenalan Ajeng sama Restu juga gak mau. Punya pacar darimana? sekretarisnya semuanya laki-laki!" kata Indra membantah pendapat istrinya.
Indra sampai memijit kepalanya karena ulah putra bungsunya itu. Dia tidak tahu apa yang sudah menjadi penyebab Raja seperti itu. Raja itu orangnya introvert, bahkan pada keluarganya sendiri.
"Sabar pa, kan kita juga sudah buka lowongan sekertaris magang di kantor Raja khusus untuk perempuan, semoga saja besok ada salah satu dari pada gadis itu yang bisa cocok dan dekat dengan raja, mereka kan dari keluarga terbaik di kota ini, semua rekan bisnisnya Restu!" kata Kamila yang masih mencoba untuk mencari cara agar Raja bisa dekat dengan wanita. Salah satunya ya, lewat jalur sekertaris magang.
"Gak tahu lah ma, papa sudah mulai lelah. Tiap di tanya kenapa gak mau nikah, katanya mau sukses dan mikirin karir dulu. Sekarang sudah sukses, alasannya gak ada yang cocok. Gimana mau cocok, kalau ngobrol saja tidak mau!" keluh Indra yang mulai emosi lagi.
Kamila hanya bisa mendekati suaminya dan mengelus lengah suaminya itu perlahan.
"Sabar pa, sabar!" kata Kamila lembut.
Sementara itu di rumah besar kediaman Setiawan, Erlangga Setiawan sudah berdiri dengan sebuah kain yang baru saja di serahkan oleh salah satu penjaga keamanan di rumah besar itu.
Tadi saat penjaga keamanan itu sedang patroli keliling rumah, dia menemukan sebuah bayangan yang bergoyang-goyang. Penjaga keamanan yang bernama Patmo itu nyaris pingsan melihat benda putih, seperti kain yang melayang-layang tepat jam sepuluh malam.
Tapi setelah di dekati ternyata benda itu sangat panjang dan terikat di besi pagar pembatas balkon lantai dua. Tepatnya di sebelah kamar Carissa.
Pandangan mata Erlangga sontak saja melirik ke arah Siska, istrinya dan mama dari Carissa.
Deg
'Kan, nanti aku lagi yang kena omel. Icha ya ampun. Gak bosan-bosannya kamu bikin ulah. Astaga, kenapa sih anak ini?' batin Siska yang sudah punya firasat buruk dari lirikan suaminya kepadanya.
"Pa, mama gak tahu. Beneran mana gak ikut-ikutan pa! kan mama temenin papa di ruang kerja setelah makan malam tadi!" kata Siska sebelum sang suami bertanya macam-macam.
Tak berapa lama kemudian, taksi online yang di bayar via aplikasi pun berhenti di depan pintu gerbang rumah besar Setiawan.
Begitu turun dari dalam taksi online tersebut. Carissa terkejut karena pintu gerbang rumah papanya yang tingginya hampir tiga meter itu terbuka begitu lebar. Dan tidak ada penjaga di pos satpam yang ada di dekat pagar.
"Wah, ini pintu lupa di tutup apa gimana sih. Pak Usman ini pasti waktu buka pintu kebeelet nih, makanya lupa di kunci!" kata Carissa yang menutup pintu itu lalu menguncinya.
Setelah mengunci pintu gerbang, Carissa pun celingak-celinguk ke arah pekarangan.
"Tumben, jam segini pak Patmo gak patroli. Wah, apa jadinya kalau aku gak pulang, pintu gerbang yang terbuka lebar, nanti guuguk lewat, terus masuk, terus buang itu kan... ih..!" Carissa menggidikkan bahunya sendiri.
Carissa berjalan sangat santai menuju ke tempat dia tadi turun dari balkon. Carissa menghentikan langkahnya, saat kain yang dia ikat di besi pagar pembatas balkon sudah tidak ada.
Firasat Carissa mulai tidak enak, ketika dia melihat sebuah sosok bayangan gelap yang mendekatinya.
"Non!"
"Whoaaaa!"
Carissa baru akan lari ketika Pak Patmo berseru memanggil Carissa.
"Non Icha, ini pak Patmo!"
Carissa mengusap dadanya dan menghela nafas lega.
"Pak Patmo, ya ampun. Dari jauh bayangan pak Patmo kek grandong!" kata Icha.
"Loh non suka nonton Angling darma juga?" tanya pak Patmo.
"Misteri gunung Merapi betewe pak Patmo. Kan rame tuh Mak lampir di tok tok, sama cucunya si grandong!" jelas Carissa.
"Non, di cariin tuan! katanya di suruh masuk lewat pintu depan!" kata pak Patmo yang lantas pergi meninggalkan Carissa begitu saja.
Carissa tadi belum sempat menoleh, hingga ketika dia berbalik dan pak Patmo sudah tidak ada. Carissa merasa buku kuduk nya berdiri semua dan segera berlari ke arah pintu depan.
Pintu depan rumah itu sudah terbuka, Carissa menelan salivanya dengan susah payah.
Benar saja, ketika Carissa masuk. Papanya sudah berdiri dengan tangan di lipat di depan dada.
"Pa...!"
"Carissa Mandasari Setiawan, besok pagi datang ke perusahaan Tekno Company, ikuti wawancara menjadi sekertaris magang CEO Tekno Company. Kalau gagal, jangan harap bisa pakai fasilitas dari papa, AC di kamar di cabut, mobil di ambil, kartu kredit semua di blokir!" kata Erlangga yang lantas berbalik dan meninggalkan Carissa.
Carissa masih mematung di tempatnya, sampai Siska yang berjalan di belakang Erlangga berbalik dan mengepalkan tangannya di depan wajahnya. Sambil berkata tanpa suara.
"Ganbatte sayang, semangat!" kata Siska yang mulutnya bergerak tapi tak bersuara.
***
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Aidah Djafar
Cia kasiaaan🤦😁😂
2023-10-30
3
Sandisalbiah
ahh si mama... cuma semangat doang nih.. dukungan finansialnya gak.. haisshh.. tega banget.. 😅😅😅
2023-08-09
3
Embun Kesiangan
like, fav n vote Bun for today 💪 JIAYO Thor 💪 novel terbarunya keren 😍
2023-07-05
3