4. Dia anak baru?

"Gila anjir! Tuh anak cepet banget taunya. Punya ilmu apa dia? Bener juga apa kata si Rei," ucap Nathan.

Rei itu mantannya Ayra waktu kelas 1 SMA. Mereka putus karena Rei selingkuh. Rei sempat bilang pada Nathan bahwa tak sehari pun ia selingkuh, Ayra sudah mengetahuinya.

"Ngeri," lanjut Nathan sembari bergidik.

Mata Ayra sesekali menatap pada lampu lalu lintas yang masih berwarna merah. "Lama banget," ucap Ayra sembari mencebikan bibirnya.

Tangannya merogoh pada tas untuk mengambil yupi. Bisa dihitung sepanjang perjalanan, Ayra telah menghabiskan tujuh yupi baby bears dan sekarang ia sedang memakan yupi ke delapan.

Ayra melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi setelah lampu lalu lintas berwarna hijau. Sebenarnya Nathan maupun anggota Alaskar tidak akan marah jika Ayra telat datang, tapi karena Ayra harus mengerjakan tugas jadi ia terpaksa buru-buru untuk datang ke basecamp.

Tujuan Ayra bersekolah di SMA Bintang Negara ingin menjadi murid teladan juga. Karena tujuannya bukan hanya menghancurkan Vanoztra, tapi menimbang ilmu juga di sana.

"Nah, tuan putrinya dateng juga," ucap Satria setelah melihat Ayra berjalan masuk ke dalam basecamp.

Sebelum duduk, Ayra memberikan senyuman sembari bersalaman khusus pada setiap anggota Alaskar. Nathan? Ya jelas—dilewat.

Bersalaman dengan Nathan baginya tidak perlu. Karena laki-laki itu akan berkata 'kayak ke siapa aja lo, dahlah gak usah'.

"Gimana, Ay? Siapa?" tanya Nathan tergesa-gesa.

"Kiko sama yupi dulu dong," ucap Ayra sembari mengedipkan matanya beberapa kali.

Cowok itu berdecak kesal sembari beranjak dari kursi. Rasa penasaran sudah menghantui Nathan dari tadi, ia tidak sabar ingin tau siapa ketua utama Vanoztra sekarang.

"Nih."

"Buruan kasih tau siapa?"

Mata Ayra berbinar-binar saat tangannya menerima tiga pcs kiko dan juga tiga pcs yupi exotic mango. Senyuman pun mengembang begitu lebar.

Dengan cepat, ia membuka bungkus kiko— menggambil satu stick kiko yang tidak beku hanya dingin saja. Ayra lebih suka kiko dingin dibanding kiko beku.

"Jadi siapa?" tanya Nathan sembari membuka bungkus yupi dan mengambil satu yupi.

"Bentar elah, gue baru datang. Kering nih tenggorokan gue," jawab Ayra sembari menggunting bagian atas stick kiko.

Setelah selesai meminum kiko tersebut hingga tetesan terakhir, Ayra tersenyum merasakan segarnya kiko yang mengalir melalui tenggorokannya.

"Jadi, ketua utama Vanoztra yang sekarang itu—" Nathan dan yang lainnya langsung mendekat, menatap Ayra penuh keseriusan.

"Elgara Argantara."

Semua anggota Alaskar membelalakkan matanya, sedangkan Nathan menyeringai sembari menjentikkan jarinya. "El—gara. Hah, mudah kok gak sulit," ucap Nathan sembari menatap ke arah anggotanya.

"Mudah your eyes, Nat. Elgara ini, Elgara! Lo gak tau apa tuh orang cerdiknya kelewatan," ucap Gerald.

"Iya gue tau si Elgara gimana, tapi selagi bocah ini ada di sini, gue yakin kita bisa kalahin mereka," jelas Nathan sembari merangkul pundak Ayra.

Ayra menepis tangan Nathan yang berada di bahu nya. "Bocah, bocah, gue udah gede, dongo!" ketus Ayra sembari mendelik tajam.

"Hebat. Lo bisa cepat dapat infonya dari mana?" tanya Nathan penasaran.

"Dari teman-teman baru gue. Kebetulan pas di kantin mereka bahas Vanoztra. Ya udah gue langsung tanya soal mereka," jelas Ayra sembari meraih kiko lagi bersiap untuk membukanya.

"Jadi, lo belum ketemu sama Vanoztra?" tanya Nathan yang langsung mendapatkan gelengan kepala dari Ayra.

"Lah, terus gimana lo menjalankan misi selanjutnya kalo wajah mereka aja belum tau."

"Gue, kan, udah lihat foto mereka. Gue udah pasang mata baik-baik dan telinga baik-baik. Tenang aja gue ingat kok wajah Elgara," jawab Ayra.

Nathan dan yang lainnya pun menganggukkan kepalanya sembari tersenyum kagum.

...🏴‍☠️🏴‍☠️🏴‍☠️...

"Wah, anjir! Udah complete aja. Mana makin perfect lagi. Parah ... jiwa ingin memiliki semuanya makin meningkat," ucap Mario sembari nyengir dan sesekali menggeleng.

Mendengar ucapan Mario, Anggara yang berada di sampingnya melihat layar ponsel Mario yang menunjukkan sebuah postingan Instagram milik Fourangels. Anggara menjitak kepala Mario gemas.

"Yo, kalo lihat cewek cantik tuh biasa aja kali. Itu mata sampai mau nyentuh layarnya, anjir! Takut gue," ucap Anggara sembari merebut ponsel Mario.

Serentak, Elgara, Brio dan Anres yang tengah menyantap sarapan paginya tiba-tiba berhenti dan langsung mendongak menatap keduanya. Sadar diperhatikan, Anggara memperlihatkan fotonya pada mereka.

"Fourangels?" tanya Elgara dengan alis yang terangkat sebelah.

Mario dan Anggara mengangguk cepat. Elgara merebut ponselnya dari tangan Anggara, ia memperbesar foto tersebut, lalu menggeser ke arah kanan. Tepat pada foto Ayra, Elgara memperbesar lagi.

"Who is she? Gue baru lihat," tanya Elgara.

"Member barunya Fourangels. Kayaknya dia anak baru juga, deh," jelas Mario sembari merebut kembali ponselnya dan menatap foto tersebut.

"Fourangels tiap rekrut member don't play-play, gila ..." ujar Anres, kemudian meneguk susu hingga habis.

"Baru aja gue mau gabung sama mereka. Eh, udah complete aja," ucap Anggara.

Brio menepuk pundak Anggara. Sebelum berkata ia menelan roti nya terlebih dahulu. "Kalo lo gabung sama mereka bukan Fourangels lagi namanya—"

"Terus?" tanya Anggara.

"Foursetan!" ketus Brio yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Anggara.

Gelak tawa menggelegar memenuhi warung. Tak disangka, Abah Suro—pemilik warung ikut tertawa juga. Dengan usianya yang sudah berkepala 50 serasa kembali muda saat mendengar bahkan bergabung dengan anak Vanoztra.

Dulu warung milik Abah Suro awalnya sangat sepi dan jarang sekali ada pembeli, tapi semenjak anak Vanoztra sering berkumpul di warung Abah Suro atau mereka sering menyebutnya Warbah. 

Kini warung Abah Suro menjadi ramai bukan hanya anak Vanoztra saja, tapi pembeli lain pun sering berdatangan. Kata pembeli wanita sih, sesekali cuci mata melihat ketampanan anak Vanoztra.

Vanoztra sudah menjadikan Warbah ini sebagai basecamp kedua. Basecamp ini dipakai ketika mereka sedang di area sekolah saja. Karena jaraknya sangat dekat.

...🏴‍☠️🏴‍☠️🏴‍☠️...

Di tengah jam pelajaran. Nana berhenti menulis, ia menoleh ke arah Ayra yang tengah mencatat materi sembari sesekali mengecek ponselnya menunggu chat dari Nathan.

"Ra, antar ke toilet, yuk! Gue pengen pipis," ajak Nana.

"Ayo," jawab Ayra.

Nana mengangkat tangan kanannya. "Bu, saya izin ke toilet ya sama Ayra."

"Iya silakan—eh Ayra, sekalian ibu minta tolong simpan buku ini ke perpustakaan ya." Ayra pun mengangguk sopan, lalu mereka berdua serentak beranjak dari kursinya.

Kini mereka berdua sudah berjalan menyusuri koridor kelas. Ayra berjalan sembari menenteng buku yang lumayan berat, padahal Nana meminta Ayra untuk membagi dua bukunya, tapi Ayra menolak.

"Na, lo ke toilet, gue ke perpustakaan. Nanti kita janjian di sini, gimana? Biar cepet," tanya Ayra.

"Oke, kalo gitu gue duluan ke toilet. Udah gak kuat," jawab Nana yang diangguki oleh Ayra.

Setelah Nana berlari menuju toilet, Ayra mempercepat langkahnya menuju perpustakaan. Ayra mulai merasa pegal pada lengannya, ia berusaha membenarkan letak buku agar lengannya tidak terasa sakit.

Terlalu fokus membenahi buku hingga Ayra tak sengaja menubruk seseorang. Mengakibatkan buku-buku yang tersusun rapi di tangannya berjatuhan ke lantai.

"Ck! Kalo jalan pakai mata!" ketus seseorang yang baru saja Ayra tabrak.

"Heh! Gue gak cacat ya, gue jalan pakai kaki! Bukan pakai mata!" jawab Ayra tak kalah ketus.

"Wah, El. Baru kali ini ada cewek yang berani bentak lo," ucap Mario.

"Emang lo siapa?! Sampai gak ada yang berani bentak—" Ayra membelalakkan matanya saat ia tersadar siapa cowok yang ada di hadapannya kini. 

Luar biasa! Tanpa mencari, Ayra sudah dihadapkan secara langsung dengan ketua utama Vanoztra dan juga anggota intinya. Coba saja Ayra dipertemukan dengan Manurios semudah ini. Pasti dirinya akan langsung meminta Manurios untuk menikahinya.

Tanpa berlama-lama lagi, Ayra membereskan bukunya, ia menenteng kembali dan berjalan menuju perpustakaan. Sebelum emosinya memuncak dan berujung menghajar cowok yang ada di hadapannya.

No! jangan sampai hal itu terjadi.

"Kurang ajar banget tuh cewek! Udah nabrak malah marah-marah bukan minta maaf," ujar Anres.

"Sama kayak emak gue tuh sikapnya," ucap Anggara.

"Dia anak baru?" tanya Elgara.

"Yoi, member baru Fourangels," jawab Mario.

"Wah, bakalan sebelas dua belas nih sama si Na—"

Ucapan Brio terhenti setelah melihat Elgara berlari mengejar Ayra. "El, mau kemana?" tanya Brio.

"Udahlah ikutin aja," ucap Anres. Mereka pun segera ikut berlari menyusul Elgara.

Tiba di perpustakaan Ayra langsung masuk ke dalam. Ayra berjalan ke setiap lorong rak, ia mencari tempat untuk menyimpan buku-bukunya. Suasana di perpustakaan sangat sepi yang berjaga pun entah kemana. Hal itu membuat Ayra bisa santai membereskan bukunya.

Brakkk!

Ayra terperanjat kaget, ia sempat menoleh ke arah pintu, tapi sia-sia karena sama sekali tidak terlihat. Ayra pun mengangkat kedua bahunya tanda tak peduli, ia kembali meletakkan bukunya satu persatu pada rak.

Kehadiran Elgara tak disadari oleh Ayra. Kini cowok itu menatap tajam ke arahnya, Elgara melihat Ayra dari atas hingga bawah hingga tak disadari ia tersenyum.

Cantik. Satu kata yang ada di hati Elgara. Tersadar akan ucapan dalam hatinya, Elgara langsung menggeleng cepat. Raut wajahnya kembali sangar menatap Ayra.

"Woi!" ucap Elgara penuh penekanan.

Ayra menoleh sejenak, lalu ia kembali fokus menata buku. Bukannya Ayra tak mau berbicara dengan Elgara, ia mau saja, tapi Ayra takut tidak bisa menahan emosi. Dengan melihat wajahnya saja membuat Ayra muak.

"Orang nyapa tuh dijawab, bodoh!" bentak Elgara.

Ayra tetap terdiam tak menggubris Elgara. Ayra sudah lihat dengan ujung matanya bahwa laki-laki itu sedang menahan emosi.

"Gue doain bisu baru ta—"

"Apaansih? Ganggu banget!" ketus Ayra.

"Wajah lo tanpa dosa banget ya? Udah nabrak gue, terus main pergi, gak minta maaf lagi. Terus sekarang malah–"

"Ya udah maaf!"

"Gitu aja ribet. Banci banget jadi cowok," gumam Ayra, tapi terdengar jelas di telinga Elgara.

Brakkk!

Sumpah kali ini Ayra benar-benar sangat terkejut. Elgara memukul rak nya begitu kencang, padahal ia hanya memukul menggunakan satu tangan saja, tapi membuat jantung Ayra hampir meloncat.

"Apalagi sih?! Gue udah minta maaf!"

Elgara membelalakkan matanya menatap ke atas rak. Dengan cepat ia mendekat ke arah Ayra, meletakkan tangannya—tepat di atas kepala Ayra. Detik kemudian, buku-buku tebal berjatuhan mengenai tangan Elgara.

"Gue gak suka sama cewek yang susah bilang maaf dan gue gak suka sama cewek—udah tau salah, tapi malah marah-marah," ucap Elgara datar.

Ucapan Elgara membuat Ayra mendongak menatapnya. Tinggi Ayra yang hanya sebahu Elgara membuatnya harus mendongak tinggi ketika menatap wajah cowok itu.

Sepersekian detik berikutnya, Elgara menjentikkan jari membuyarkan lamunan Ayra. Gadis itu sontak mengalihkan pandangannya kembali pada buku-buku. Elgara tersenyum tipis, ia senang jika berhasil membuat wanita salah tingkah karenanya.

"Balik sana ke kelas," titah Elgara.

"Lo buta?! Lihat gue lagi ngapain?" ketus Ayra.

"Ya udah. Kalo lo tetap diam di sini. Jangan nangis kalo gue apa-apain lo," ujar Elgara sembari menyeringai.

Ayra mengerjapkan matanya beberapa kali mencerna ucapan Elgara barusan, lalu ia berdeham saat tau apa maksud laki-laki ini.

"Ya udah. Lo beresin bukunya. Awas kalo enggak!" bentak Ayra, kemudian ia menghentakkan kakinya—melenggang pergi keluar perpustakaan.

Di balik pintu luar perpustakaan. Anggara dan ketiga temannya menguping kejadian di dalam. Anggara yang berada di posisi paling depan.

"Gimana, Gar?" tanya Mario pada Anggara.

Anggara mengacungkan jempolnya tanpa menoleh. "Aman-aman. Ceweknya gak diterkam," sahut Anggara.

Teman laknat!

Sontak Anggara menegakkan tubuhnya setelah Ayra berdiri di depannya. Anggara, Mario dan Brio memberikan senyum pada Ayra, kecuali Anres ia datar saja—hanya menatap. Ayra tak membalas senyuman mereka, ia melenggang pergi begitu saja.

"Buset, dingin," gumam Mario.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!