2. Alaskar

Micholas berjalan memasuki basecamp. Seluruh anggotanya langsung memasang mata. Bukan ke arah Micholas, tapi ke arah gadis yang berjalan di samping Micholas.

Dia, Ayra Claresta. Gadis berwajah hampir 80% sempurna dengan iris mata berwarna coklat. Kaos crop yang ia pakai dengan dibalut oleh jaket resmi Alaskar membuat lekukan tubuhnya terlihat indah.

Bulu mata yang lentik dan bola mata yang indah membuat semua orang akan betah menatap Ayra. Dia sama seperti perempuan pada umumnya, tapi ketika dia emosi semua orang akan tau bahwa dia bukan sembarang perempuan.

Ketika perempuan saling jambak, saling menyiram minuman. Hal itu tidak akan Ayra lakukan karena—ia akan langsung melayangkan pukulan.

"Gue colok mata lo satu-satu lirik adik gue penuh nafsu kayak gitu!" bentak Micholas yang langsung dihadiahi kekehan dari orang-orang yang menatap Ayra.

"Tau ih, kalian semua kayak baru lihat gue aja, padahal hampir tiap hari gue ke sini," ucap Ayra sembari melepaskan ikat rambutnya dan membiarkan rambut panjangnya tergerai.

"Makanya Ay, jadi cewek gak usah cantik banget. Jadi pusat perhatian, kan?" ucap Nathan, saudara Ayra dan juga Micholas.

"Mikinyi iy, jidi ciwik gik isih cintik bingit. Bacot! Giliran cewek jelek aja lo, body shaming!" ketus Ayra.

Sebenarnya kebanyakan orang memanggil Ayra dengan panggilan 'Ra', tapi berbeda dengan Nathan, hanya ia saja yang memanggil Ayra dengan panggilan 'Ay' katanya sih panggilan kesayangan buat saudara cantiknya.

"Bang, rencana kita apalagi, nih?" tanya Satria salah satu anggota Alaskar.

"Cari tau siapa ketua utama Vanoztra sekarang," sahut Micholas sembari menyeringai.

Bukan hanya Micholas yang tengah menyeringai, tapi di luar basecamp Alaskar, Elgara menyeringai puas. Melihat seluruh anggota Alaskar tengah berkumpul dan hal yang paling membuat Elgara bahagia adalah—Micholas duduk tepat menghadap ke arah jendela. Memudahkan dirinya mengarahkan pistol.

Beruntung Elgara hanya fokus pada Micholas, ia tak sadar bahwa di samping Micholas ada seorang gadis yang mampu menggagalkan kefokusannya. Ingat ya, Elgara adalah tipe cowok yang kalo udah lihat cewek cantik susah kedip!

Dalam hitungan detik, Elgara menekan trigger pada pistol. Saat itu pula peluru langsung menghantam kaca jendela dan menembus dada Micholas.

Dor!

Prakkk!

Suara tembakan dan juga kaca jendela yang pecah terdengar begitu kencang. Semua orang yang berada di basecamp membelalakan matanya ke arah jendela. Mereka belum menyadari bahwa peluru tersebut sudah menembus dada Micholas.

"Ayra—" panggil Micholas sembari memegang dadanya.

Seketika Ayra terkejut melihat darah yang sudah banyak keluar dari dada Micholas. "KAK MICHO!" teriak Ayra sembari memegang dada Micholas yang sudah berlumuran darah.

"SIALAN! CARI PELAKUNYA!" titah Nathan pada semua anggota Alaskar, tapi ditahan oleh Ayra.

"Jangan urusi mereka! Urusi dulu Kak Micho, Nat! Panggil ambulan cepetan!" ucap Ayra cemas.

"Nat—Nathan," panggil Micholas.

"Ya Bang?" jawab Nathan sembari menatap cemas.

"Gue—gue serahin jabatan gue ke lo dan juga— titip—Ayra, ya. Ja-jagain adik gue," ucap Micholas terbata-bata sesekali ia meringis menahan sakit pada dadanya.

"Kak Micho mau kemana?! Kak Micho gak boleh pergi!" teriak Ayra di tengah isak tangisnya, ia langsung memeluk Micholas.

"Lo kuat Bang, lo kuat! Tunggu sebentar lagi!" ucap Nathan sembari terus melihat ke arah jendela berharap ambulan cepat datang.

Ayra terus menangis membasahi kaos putih Micholas. Beberapa detik kemudian, Ayra mendongak menatap Micholas setelah Ayra merasa detak jantung lelaki itu berhenti. Ayra terkejut sangat terkejut melihat Micholas sudah menutup matanya.

"Enggak, enggak!"

"KAK MICHOOOO!"

Tangisan Ayra semakin pecah. Seluruh anggota Alaskar pun menggeram penuh amarah bercampur dengan rasa sedih atas kepergian ketuanya. Pada detik ini pun mereka benar-benar merasa murka pada orang yang telah menembak Micholas.

Ayra menolehkan kepalanya, ia menatap ke arah jendela. Berharap mengetahui orang yang telah menembak kakaknya dan—dapat! Ayra tau siapa pelakunya walaupun ia hanya melihat tulisan pada belakang jaket pelaku tersebut.

"Vanoztra?" gumam Ayra.

...🏴‍☠️🏴‍☠️🏴‍☠️...

Beberapa hari kemudian setelah kepergian Micholas. Ayra terus mengurung diri di kamar, ia merasa sangat kesepian. Karena Micholas satu-satunya penyemangat Ayra dan orang yang selalu ada untuk dirinya.

Bagi Ayra, Micholas bukan hanya kakak kandungnya, tapi dia juga tempat curahan hatinya di setiap hari.

"Ayra, makan dulu sayang, yuk?" ajak Regina, Mama kandung Ayra.

Regina merasa cemas karena sudah tiga hari putrinya tidak mau makan. Ayra hanya meminum air putih saja. Kepergian putra pertamanya membuat Regina dan Tomi kini hanya memiliki Ayra satu-satunya.

"Udah tiga hari kamu belum makan," ucap Regina sembari menatap Ayra.

"Ayra gak laper, Mam."

Regina pun menarik tubuh Ayra ke dalam pelukannya. "Ayo makan, sayang. Ikhlasin Kak Micho ya, nanti kalo Ayra terus kayak gini Kak Micho di sana pasti sedih, Nak."

"Micho udah ninggalin Mama sama Papa. Jangan sampai kamu pergi tinggalin Mama sama Papa juga, sayang," ucap Regina sembari menangis.

Ayra melepaskan pelukannya, ia menatap Regina lekat, lalu ia menghapus air mata Regina. "Ayra gak boleh lemah gini ya, Mam?" tanya Ayra.

Regina mengangguk. "Iya sayang, kamu gak boleh lemah. Kak Micho selalu marah, kan, kalo lihat kamu lemah? Dia gak suka kamu kayak gini. Dia selalu pengen adiknya kuat dan berani."

Gadis yang memiliki iris mata berwarna coklat tersebut menghela napas, kemudian menyeka sisa air matanya. "Oke, Ayra gak lemah. Ayra kuat dan berani."

"Mulai detik ini, Ayra akan bangkit kembali, Mam," ucap Ayra sembari tersenyum kecut.

"Syukurlah. Nanti siang kita jemput Papa di bandara ya, sekarang kamu makan dulu," ucap Regina yang diangguki oleh Ayra.

Setelah selesai makan. Ayra kembali masuk ke dalam kamar untuk memainkan ponselnya. Sebuah notifikasi chat dari Nathan membuat Ayra berhenti memainkan game.

N: Ay, pelaku yang nembak Bang Micho itu Vanoztra.

A: Dari awal juga gue udah tau kalo Vanoztra pelakunya.

N: Kenapa lo gak bilang, Inem!

A: Gue lagi berpikir untuk hancurin Vanoztra.

A: Oh iya, lo tau gak ketua utama Vanoztra sama anggota intinya sekolah di mana?

N: Ketua utama yang sekarang gue gak tau siapa

N: Kalo anggota intinya sih mereka sekolah di SMA Bintang Negara

A: Oke-oke, gue mau tau kenapa mereka bisa sampai nembak Kak Micho?

'Bagus! Anak ini gak tau permasalahan Alaskar sama Vanoztra, gue kasih tau aja seolah Vanoztra yang memulai' Nathan menyeringai ketika di dalam hatinya berkata seperti itu.

N: Mereka pengen hancurin Alaskar. Sebelum mereka nembak Bang Micho, mereka sempat habisi nyawa salah satu anggota Alaskar

A: ****! Jadi mereka mau hancurin Alaskar dengan cara membunuh semua anggotanya? Cara mereka bener-bener sampah!

A: Kalo gitu, secepatnya gue akan pindah ke SMA Bintang Negara. Gue akan hancurin Vanoztra dan cari tau siapa ketua utama Vanoztra

N: Bagus! Tenang aja kita semua di sini bakal dukung lo. Kalo gitu gue serahin jabatan gue sebagai ketua utama Alaskar ke lo aja

A: Enggak, lo tetap jadi ketua utama Alaskar sesuai ucapan terakhir Kak Micho dan gue tetap sebagai penyusun strategi penyerangan

Setelah dirasa percakapannya selesai, Ayra menutup laman chat-nya. Ia tersenyum miring sembari melihat ke arah jendela. Ayra meyakinkan dirinya bahwa ia bisa berhasil menghancurkan Vanoztra.

"It's time to get up and start carrying out the mission."

"You sure can, Ayra!" ucap Ayra dengan nada semangat sembari menarik dua ujung bibirnya membentuk sebuah senyuman.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!