Sesekali manik almond dari wanita brunette yang memasang wajah tegang itu mencuri pandang pria ravenette di sampingnya. Jika secara kebetulan manik jade pria itu menangkap basah tatapan curi-curi pandang si wanita, maka si wanita brunette itu akan memalingkan wajahnya yang merona dengan pandangan tak tentu arah.
“Aku rasa dia masih marah,” batin Rosie menggumam.
Victor mungkin sempat merasa kesal karena lemparan terkena kotak tisu, tapi percayalah, sebenarnya rasa kesalnya sudah menguap begitu saja saat Rosie meminta maaf karena tidak sengaja.
Sekali lagi Victor menjatuhkan pandangannya pada Rosie. “Ada apa dengannya? Benar-benar aneh.” Batinnya tidak tahan untuk bermonolog karena selama perjalanan Rosie tidak menyuarakan vokalnya sedikitpun. “Kalau kau diam saja, aku tidak tahu kita harus kemana.” Dia memulai konversasi.
Terkejut sekaligus lega sebab Victor mengajaknya bicara, Rosie menyerongkan tubuhnya ke arah Victor. “Emm … hadiah apa yang ingin kau berikan pada istri temanmu?”
“Kalau aku tahu, aku tidak akan meminta bantuanmu.” Victor memutar bola mata.
“Ahh … ya … kau benar.” Rosie tampak berpikir. “Dia baru saja melahirkan putra pertama mereka, dan usianya belum genap 1 bulan. Kalau begitu … bagaimana kalau kau memberikan 1 set hanbok lengkap dengan semua yang dibutuhkan untuk acara doljanchi tahun depan?”
Netra jade Victor menatap datar Rosie. Dengan wajah tanpa ekspresi pria itu menyembunyikan rasa herannya. “Dia ini … apa memang cara berpikirnya selalu aneh seperti ini? Hanbok dan perlengkapan doljanchi akan disiapkan oleh orangtua bayi, kenapa dia justru menyarankan itu?”Rosie
Tangan Rosie dilambaikan depan wajah Victor. “Emm … kau baik-baik saja?”
“Ya …”
“Jadi, bagaimana dengan hanbok-nya.” Senyum Rosie mengembang, menunggu keputusan Victor untuk menyetujui usulannya.
“Aku rasa—“
Rosie buru-buru memotong ucapan Victor. “Kita bisa memesan hanbok khusus di butik Ayeong eonnie.”
“Emm … ya … baiklah …” Victor tak tega untuk menolak saat manik Rosie melebar seperti anak kucing. Dia membuang napas panjang, tidak lagi mempedulikan Rosie yang tersenyum girang. “Kalau aku mengajak Emily, dia pasti punya saran yang lebih baik.”
“Heol! Aku lupa kalau Ayeong eonnie sedang pergi makan siang dengan Jimmy dan Seoulhwa.” Rosie baru ingat akan hal itu setelah Victor memutar kemudi untuk melaju ke arah butik Ayeong.
Kontan Victor menginjak rem. “Maksudmu kita batal pergi?” Rosie menggeleng. “Lalu? Tetap pergi ke butik Ayeong noona dan menunggunya di sana?” Rosie kembali menggeleng. “Kalau begitu katakan kita harus kemana?!”
“Makan siang, memangnya apalagi? Apa kau tidak lapar?”
“Yak! Waktuku tidak banyak, aku harus segera kembali ke laboratorium karena Prof. Junghwa menungguku.”
“Oke, tidak masalah.” Rosie melepas sabuk pengaman, lalu membuka pintu mobil.
“Yak! Apa yang kau lakukan?” kesal Victor.
“Kau bilang harus segera kembali ke laboratorium, jadi aku akan makan siang sendiri. Di depan sana ada kedai jajangmyeon yang sangat enak.”
“Baiklah, aku akan menemanimu makan siang.” Sepertinya Victor sedikit tergiur setelah mendengar kata jajangmyeon.
“Tapi pekerjaanmu?”
“Cerewet! Cepat tutup pintunya!”
Rosie menuruti perintah Victor tanpa mendebat. Namun batinnya tetap saja menggerutu. “Dia aneh sekali, kadang terlihat lembut, kadang tiba-tiba kesal seperti sekarang, kadang hanya diam. Kenapa Lily bisa suka pria seperti ini? Aku bahkan belum pernah melihatnya tersenyum sekalipun.”
...❦ 𝑈𝑛𝑑𝑒𝑛𝑖𝑎𝑏𝑙𝑒 𝐿𝑜𝑣𝑒 ᰔᩚ...
“Ahh … rasanya kenyang sekali …” Rosie menggeliat, meregangkan otot tangan dan kakinya saat berjalan.
“Aku tarik ucapanku saat bilang dia manis.” Victor mengerling Rosie yang berjalan di sisinya. “Dia terlalu bar-bar untuk ukuran seorang gadis dengan penampilan feminimnya.”
“Hey, Tn. Kim!” Sedikit terlonjak mendengar panggilan itu, netra Victor membola menatap Rosie. “Apa kau memang selalu menampilkan wajah seperti ini?” Satu alis Victor tertarik ke atas. “Maksudku, apa kau tidak bisa tersenyum? Kenapa wajahmu selalu serius?”
“Aku tidak suka kau menunjukkan senyummu pada orang lain, Vic! Senyummu itu terlalu menawan.”
“Aku hanya tersenyum jika ingin, dan tertawa jika melihat sesuatu yang lucu, oke?!” balas Victor tak ramah, berjalan mendahului Rosie.
“Cih, galak sekali. Padahal aku yakin kalau dia tersenyum pasti sangat tampan,” gerutu Rosie, mengikuti kecepatan langkah Victor. “Tapi aku ingin melihat senyummu,” cicit Rosie.
“Berisik! Kalau kau terus mengoceh aku akan meninggalkanmu di sini!”
“Coba saja!” tantang Rosie, membuat Victor menghentikan langkahnya dan berbalik. “Kunci mobilmu ada padaku, Tn. Kim.”
“Yak! Sejak kapan kau?”
“Kau mau ini?” ledek Rosie, memutar-mutar kunci mobil di depan wajah Victor. “Tangkap aku kalau bisa!” Setelah itu dia lari.
Kaki Victor masih terpaku pada tempatnya berdiri. Dia terlalu terkejut dengan sikap Rosie. Padahal saat pertama kali mereka bertemu, wanita brunette itu terlihat begitu anggun, manis, pemalu, bahkan cenderung pendiam. Tapi kini, Rosie benar-benar terlihat energik seperti orang mabuk.
“Apa dia minum alkohol?” batin Victor.
Tidak, Rosie tidak minum alkohol apalagi mabuk. Pria ravenette itu hanya tidak tahu kalau Rosie sedang mengalami fenomena sugar rush. Kalau saja dia benar-benar mengamati Rosie selama ini, pasti dia tahu kalau istrinya itu tidak akan diam setelah perutnya kenyang.
“Ayo, Tn. Kim … kejar aku!” seru Rosie.
Karena merasa tidak punya cara lain, Victor terpaksa mengejar wanita brunette itu, berlari seperti nenek-nenek mengejar kucing yang mencuri ikan.
“Yak! Berhenti di sana!” Perut Victor mulai terasa sakit. Sepertinya dia mengalami kram perut karena lari setelah makan. “Energinya tidak pernah habis!” Napasnya tersengal. Dia membukukkan tubuh, memegang perut untuk meminimalisir rasa sakit.
“Payah!” Dari belakang Rosie menepuk punggung Victor. “Kau sudah lelah hanya karena mengejarku selama 5 menit? Benar-benar payah!”
“Yak! Aku bukannya lelah! Aku hanya mengalami side stich seperti exercise-related transient abdominal pain (ETAP),” kesal Victor.
“Kau ini bicara apa? Aku tidak ngerti satupun kata yang kau ucapkan.” Rosie menatap Victor datar.
“Itu karena kau bodoh.” Pelipis Victor berkedut. Ingin rasanya dia memukul kepala Rosie.
“Apa?” Rosie mendelik.
“Hah … sudahlah … cepat berikan kuncinya padaku!” todong Victor.
“Tapi kita belum makan dessert.” Manik Rosie membulat seperti anak kucing saat menggemaskan.
“Dengar, Ny. Kim … kau sudah makan patbingsu, hotteok, dan jeonggwa. Apa semua makanan pencuci mulut itu belum cukup untukmu?”
Rosie menggeleng. “Masih ada ruang untuk Tteokbokki, ayo!” Dia kembali menggandeng Victor, menyeretnya dengan paksa menuju penjual Tteokbokki langganannya.
...❦ 𝑈𝑛𝑑𝑒𝑛𝑖𝑎𝑏𝑙𝑒 𝐿𝑜𝑣𝑒 ᰔᩚ...
“Ya ampun, gadis ini benar-benar berat.”
Setiap langkah yang diayunkan, diiringi dengan gerutuan. Mungkin bagi Victor Kim, hari ini adalah hari terburuk baginya karena dia mengalami kesialan bertubi-tubi. Mulai dari terkena lemparan kotak tisu, mengalami kram perut, mendapatkan amukan Junghwa karena terlambat kembali ke laboratorium, dan terakhir dia harus menggendong Rosie karena wanita itu tiba-tiba tidur sepulang dari pertemuan mereka dengan Ayeong.
“Dia seperti mayat saat tidur.” Victor menjatuhkan tubuh Rosie di kasurnya, lantaran kamar Rosie dikunci, jadi dia tidak mungkin mengacak-acak isi tas Rosie untuk mencari kunci. “Tubuhnya kecil tapi dia sangat berat.” Masih dengan napas tersengal, Victor menjatuhkan diri di samping Rosie, merebahkan punggung sembari mengatur napas. “Untung saja, pernikahan ini hanya sampai tahun depan. Kalau aku harus menggendongnya seumur hidupku, mungkin punggungku akan patah.”
Ngomong-ngomong tanpa Victor sadari, hari yang melelahkan itu berhasil membuatnya melupakan pesan balasan dari Emily yang sedari 3 minggu lalu ditunggunya.
Setelah merasa lelahnya berkurang, Victor bangun dan berjalan menuju kamar mandi hanya untuk mengambil toiletries, lalu keluar kamar. Dia sengaja tidak mandi dalam kamar mandi kamarnya, karena di sana masih ada Rosie.
“Bodoh, kenapa harus lupa membawa baju ganti?” gerutunya pada diri sendiri.
Terpaksa dia kembali ke dalam kamar untuk mengambil baju ganti. Namun saat pintu kamar ia dorong, jantungnya dibuat terlonjak lantaran melihat Rosie dengan mata tertutup sedang berusaha melucuti pakaiannya sendiri. Alhasil, Victor terpaksa menutup mata saat berjalan menuju wardrobe hingga tungkainya terantuk kaki meja.
“Aww, f**k!” Umpatan itu disuarakan Victor dalam hati sembari memegang tungkai depan kakinya. “Hariku benar-benar sial.”
Kaus putih dan celana pendek selutut, juga pakaian dalam ganti. Tidak peduli dengan warna yang seperti apa, asal dia bisa segera berganti pakaian dan melepas handuk yang melilit pinggangnya, Victor buru-buru keluar kamar.
Rasa kesal dan lelah oleh aktivitas hari ini, membuat kantuk dengan cepat menyerang pria ravenette itu. Tanpa menimbang lagi, dia memilih tidur di kamar tamu yang terletak di bawah, membiarkan dirinya berkelana dalam mimpi.
Malam itu jelas ada suatu skinship yang tidak disengaja terjadi. Dan malam itu pula, menjadi awal tembok dari privasi keduanya mulai runtuh secara perlahan, walau tanpa mereka sadari.
Kini, saat fajar menyingsing dan matahari mulai menunjukkan kegagahannya, kedua manik jade Victor terbuka. Dia menggeliat di atas kasur sebelum bangun dan berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci muka.
Hari ini, dia ada rapat penting, jadi semuanya harus tampil sempurna. Dan untuk membuatnya sempurna, dia harus memulainya dari saat membuka mata.
Setelah selesai mencuci muka, Victor memutuskan untuk mandi sebelum membuat sarapan. Dengan handuk yang melilit tubuhnya dan rambut yang basah setelah keramas, dia kembali membawa tungkainya memasuki kamar guna mengambil satu set pakaian kantor terbaiknya.
Sembari bersenandung kecil, dengan santai Victor memilih set pakaian kantor, tanpa mengerling ataupun mencari tahu apakah Rosie juga sudah bangun atau masih terlelap dalam tidurnya.
“Apa yang kau lakukan di sini?”
Suara serak yang menggema di kamar itu menarik atensi Victor. Kontan, dia memutar kepala, menghadap sosok wanita brunette dengan rambut acaknya tengah memandang dirinya dengan manik membola. Namun sesekon berselang, wanita itu berteriak histeris.
“Kyaaaaaaaaaaa ….”
...❦ 𝑈𝑛𝑑𝑒𝑛𝑖𝑎𝑏𝑙𝑒 𝐿𝑜𝑣𝑒 ᰔᩚ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments
🍾⃝Tᴀͩɴᷞᴊͧᴜᷡɴͣɢ🇵🇸💖
Aku mampir, feedback ke Janda Perawan Yang Soleha ya, kukadih bintang lima, favorit dan like
2023-07-21
0
Tetik Saputri
semangat kak
2023-06-22
1