Penghalang Pulau Yang Dihancurkan: Chapter 3

Semenjak Adam dan Lucifer jatuh dari surga, Dia Yang Berada Di Atas Seluruh Makhluk menciptakan simbol kebaikan dan kejahatan.

Dipilihlah dari keturunan Adam para Unique sebagai simbol kebaikan. Lalu diciptakan lah bangsa-bangsa monster sebagai simbol kejahatan.

Kendati demikian, Dia Yang Maha Benar memberikan kesempatan kepada kedua belah pihak untuk memilih role kehidupan. Saat para Unique terpilih mendapatkan kekuatan, Dia membebaskan mereka untuk melakukan kejahatan atau kebaikan.

Begitu juga bangsa-bangsa monster. Saat mereka terlahir sebagai monster lalu tumbuh dewasa, mereka diberitahu bahwa mereka punya kebebasan memilih.

Bumi adalah satu hal. Dan fakta bahwa Dia menciptakan makhluk lain di luar Bumi adalah hal lain.

Unique adalah sebutan untuk keturunan Adam yang diberikan kekuatan besar untuk melindungi Bumi. Namun diluar sana ... bisa saja ada makhluk lain yang lebih kuat dari mereka.

“Silahkan diminum Daruma. Makanannya biar kuambil dulu.” Gravito melenggang pergi.

Di tanah lapang berumput tipis yang terletak di atas bukit bertebing batu, dua kursi dengan satu meja berbahan kayu, telah disiapkan olehnya untuk menyambut tamu.

Daruma sedang duduk menikmati pemandangan bernilai jutaan dolar yang membentang di depan matanya.

Apakah dari awal Gravito tinggal di pulau seperti ini? Celingak-celinguk.

Bagus juga. Tenang dan asri. Tapi, bagaimana Gravito bisa bertemu James? Aku cukup penasaran dengan itu.

Platak! Gravito meletakkan piring makanan ke meja.

“Silahkan Daruma. Maaf kalau makanannya sederhana,” tutur Gravito.

“Santai saja … aku bukan orang pemilih."

Cuaca kembali cerah setelah pertarungan Gravito dan Daruma selesai. Angin mulai berhembus sepoi-sepoi seperti biasa menerpa bukit.

“Halo Daruma San, a-aku Slamet. Boleh minta foto?” pungkasnya dengan ekspresi yang masih kaget melihat Unique peringkat 100 besar dunia.

Daruma menatap bocah yang minta foto itu sejenak, lalu membolehkannya. Dengan lugu, Slamet meminta Gravito untuk memotret mereka berdua.

Dia tidak ada masalah dengan sikap muridnya tersebut. Mungkin karena mereka berdua sudah seperti saudara.

“Hei Gravito, siapa bocah ini? Kau tadi bilang dia muridmu ya? Bagaimana kau bisa bertemu dengannya? Kau kan tidak terkenal?” tanya Daruma yang masih bingung dengan teka-teki Gravito.

“Dia namanya Slamet Riyadi. Dia juga seorang Unique seperti kita. Sekitar 1 tahun yang lalu aku sedang memburu monster yang memangsa para warga desa terpencil, lalu Slamet tidak sengaja melihatku membunuh para monster.”

“Tiba-tiba, dia memohon kepadaku untuk menerimanya sebagai murid,” jawab Gravito sambil minum teh santai.

“Hei Slamet, coba perlihatkan kekuatanmu kepada Daruma,” perintah Gravito.

“Oke, Kak Grav.”

Wuiiing!

Mendadak di hadapan Daruma muncul bola cahaya kuning yang cukup besar dan sangat silau sekali. Saking silaunya, Daruma sampai harus menutupi matanya dengan tangannya.

“Hei Gravito, suruh bocah itu berhenti!”

“Cukup Slamet!”

“Dasar! Ngomong terlebih dahulu kek, kalau kekuatannya bikin mata sakit. Oi Gravito, ngomong-ngomong kenapa kau -” ucap Daruma yang tiba-tiba berhenti sambil menoleh ke arah Gravito.

Pantas saja Gravito tidak kesakitan melihat cahaya tadi. Ternyata dia sudah pakai kacamata hitam. Si brengsek ini!

Detik ini, tiba-tiba saja mata Daruma membelalak. “Uh, barusan-” Dia merasakan sesuatu di belakangnya. Alisnya menajam sembari pupilnya menyudut ke samping seakan melihat ke belakang.

“Oh … sekarang aku paham. Jadi cahaya kuning tadi hanya untuk mengalihkan musuh ya. Mengingat kau sudah berada di belakangku?” ujar Daruma yang sedikit kaget dengan hawa keberadaan Slamet yang sudah di belakangnya.

“Benar Daruma San. Itu hanya cahaya silau untuk membutakan lawan, lalu biasanya aku menyelinap ke belakang dan membunuhnya. Itu yang diajarkan oleh Kak Grav.”

Obuki Daruma menoleh ke belakang.

“Terus, gimana caramu agar ….” Tiba-tiba Daruma diam.

Gravito bajingan! Seandainya aku yang bertemu bocah ini, aku pun akan menjadikannya murid. Jadi mata itu yang menjelaskan kenapa dia bisa melihat dalam cahaya silau?

Aku tidak menyangka akan bertemu pengguna mata khusus di Indonesia. Aku sudah bertemu beberapa. Tapi faktanya, Unique pengguna mata khusus di dunia sangatlah sedikit.

Gravito menyadari kalimat Daruma yang terputus.

“Daruma, apa kau kaget melihat mata Slamet? Aku juga begitu diawal. Sangat keren bukan?”

Diam senyap tak bergeming, sembari memandangi mata bocah di hadapannya.

“Kau benar Gravito, aku cukup terkejut. Karena Unique pengguna mata khusus sangatlah sedikit di dunia ini. Bahkan kalau ada yang mengatakan bahwa pengguna mata khusus itu langka, aku rasa perkataan itu tidak berlebihan,” tutur Obuki Daruma.

“Hei Slamet, kapan kau mendapatkan anugerah kekuatan Unique?” tanya Daruma penasaran.

Slamet mengingat-ingat seraya jarinya menyentuh bibir. “Seingatku … saat aku masih 8 tahun Daruma San. Memangnya ada apa?”

Dengan tatapan santai, Daruma bertanya, “Apakah ada pesan suara setelah kau mendapatkan kekuatan Unique? Kalau ada, coba katakan isi pesannya!”

“Pesan suara? Oh … maksudnya yang itu. Kalau tidak salah pesan itu berkata seperti ini, ‘Kau terpilih menjadi Unique. Kekuatanmu berhubungan dengan cahaya. Kau juga diberi anugerah mata Jourius. Gunakanlah kekuatanmu sesukamu. Kebaikan atau kejahatan. Kau akan mendapat balasan setimpal pada hari penghakiman’,” ucap Slamet.

Daruma membalikkan badannya, dan kembali duduk dengan posisi santai menikmati suasana.

“Hampir semua Unique mendengar pesan itu saat mereka mendapatkan kekuatan. Jadi matamu itu bernama Jourius ya. Apakah ada kemampuan lain dari mata itu selain yang tadi?”

Benak Slamet melayang mengingat-ingat. “Aku tidak tahu Daruma San. Mungkin kalau aku berlatih lebih keras lagi, akan ada kemampuan baru dari mata ini. Tapi sejauh ini, mata ini hanya membantuku untuk melihat dalam cahaya yang sangat silau. Aku bisa melihat normal dengan mata ini, tanpa kesakitan sedikitpun.”

“Slamet, coba tunjukan itu juga kepada Daruma,” sahut Gravito sambil mengupas buah salak.

Slamet mendongak seraya memikirkan maksud perkataan gurunya. Tunjukan itu? Sebentar … oh yang itu! Ok-ok.

“Oh iya, aku lupa.” Dia berjalan cepat menuju depan Daruma.

“Daruma San, aku juga bisa mengkloning diriku seperti ini,”

Wung-wung-wung-wung-wung!

Dalam waktu cepat, tubuh Slamet Riyadi menjadi 6. 1 tubuh asli, dan sisanya tubuh kloningan. Obuki Daruma cukup terkesan dengan kemampuan Slamet.

“Hei Gravito, muridmu cukup keren juga ya."

Gravito menyeringai.

“Iya kan? Aku terima saja dia jadi muridku. Lumayan, bisa jadi lampu pas mancing tengah malam di laut.”

“Hei Slamet, coba tunjukan yang lebih keren,” perintah Gravito.

“Maksudmu yang itu Kak Grav?”

“Iya lah! Yang mana lagi?”

“Tapi Kak Grav, bukannya nanti Daruma San akan-”

“Udah, tunjukin aja! hehe” seru Gravito sambil tertawa lirih.

“Tunjukin apa?” ucap Daruma bingung.

WUIIING!

5 kloningan tadi, berubah jadi ledakan bola cahaya dengan ukuran cukup besar yang sangat silau.

Kelima ledakan cahaya itu sangat padat dan cukup besar, sampai-sampai membuat tubuh Gravito dan Daruma di posisi duduk mereka, tertutupi oleh cahaya.

“Bajingan! Sudah berhenti. Mataku sakit brengsek!” ucap Daruma kesal.

Syiung.

“Kau tidak apa-apa Daruma San?”

“Tentu saja aku tidak apa-apa. Kau pikir aku ini siapa?” ungkapnya kesal.

Sontak Daruma melengos ke kiri menatap Gravito, karena merasa ada yang tidak beres.

Benar, sesuai dugaanku. Lagi-lagi si bajingan ini sudah pakai kacamata hitam. Brengsek! Aku nggak dipinjami lagi.

Terpopuler

Comments

Amegatari

Amegatari

bagus banget thor ceritanya, keren imajinasi nya, nanti lanjut baca lagi

2023-08-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!