Penghalang Pulau Yang Dihancurkan: Chapter 2

Aura hitam pekat berbentuk tidak beraturan tiba-tiba keluar dari tubuh Gravito. Benda itu menyelimuti dari ujung rambut sampai ujung kaki. Sangat tebal lagi kelam menutupi semua tubuhnya.

Melihat skill tersebut diaktifkan, membuat mata Slamet melebar.

I-itu kan … Zirah! Kak Grav hanya akan menggunakan Zirah kalau dia bertemu musuh kuat.

Terakhir kali aku melihat Kak Grav menggunakan Zirah, adalah sekitar satu tahun yang lalu, tatkala berhadapan dengan tiga petinggi monster bangsa troll beserta pasukannya di daerah Jawa Tengah pada malam purnama.

Waktu itu setelah mendengar kabar mendadak troll memangsa warga desa, aku bergegas kesana untuk melakukan sebisaku sebagai Unique pemula.

Akan tetapi, baik aku dan Kak Grav, sepertinya sama-sama terlambat.

Sesampainya di tkp, yang tersisa hanyalah genangan darah manusia, tulang-belulang, dan potongan tubuh troll.

Tidak jauh dari tempatku berdiri, terdengar suara pertarungan. Aku berlari ke sumber suara dan tidak sengaja melihat Kak Grav dan Tuan Blaze sedang bertarung melawan tiga petinggi troll.

Mereka berdua berhasil membantai ratusan troll dan dua petinggi pasukan itu. Setelah melihat cara bertarung Kak Grav, aku pun menghampirinya dan memohon untuk menjadikanku sebagai murid.

Tapi di insiden itu, sayangnya ada satu petinggi yang berhasil kabur.

BLEDAAARRRRR!!!

10 tornado saling bertabrakan di posisi Gravito berdiri. Tornado milik Daruma ibarat baling-baling mesin pemotong rumput yang membabat habis rumput di atas daratan.

Tidak. Lebih kuat dari itu.

Karena tornado milik Daruma tidak hanya merusak benda di atas daratan. Tapi daratan itu sendiri ikut rusak karenanya.

Tabrakan 10 tornado tersebut, membuat ledakan elemen angin yang sangat besar.

Pohon-pohon terpotong lalu terlempar ke atas, daratan pulau terbongkah bak paku raksasa yang ditancap kemudian ditarik paksa ke segala arah, bahkan sang ombak tak pernah menggerutu sekeras ini.

Tetapi …

“Brengsek kau Gravito. Bisa-bisanya kau masih berdiri disana. Ternyata ini yang membuat James terkesan. Cih!”

Gelombang angin sudah mereda. Pohon-pohon yang tadi ikut terseret ke udara, kini saling berjatuhan.

Daruma menatap kobaran itu dengan serius.

“Hei Gravito! Aku sudah menyelesaikan giliranku. Sekarang giliranmu! Seranglah aku! Aku akan coba menangkisnya,” tutur Obuki Daruma lantang dengan penuh harga diri dan sifat jantan.

“Kalau begitu, aku mulai. Bersiaplah Daruma,” ucap Gravito Noir.

Masih di selimuti Zirah, ia bersiap-siap melancarkan serangan.

“One Million,” kata Gravito lirih.

Jrag!

Lutut Daruma jatuh ke tanah.

Slamet melihatnya dengan tatapan yang biasa saja. Inilah kekuatan gravitasi Kak Grav.

Kenapa ini? Kenapa tubuhku berat sekali?

Brak!

Semua tubuh Daruma jatuh ke tanah posisi tiarap/tengkurap.

Gravitasi dalam radius yang cukup luas di area Daruma berdiri, menjadi sangat berat. Alhasil daratan tersebut terhunjam ambles ke dalam.

Tubuhnya seakan-akan didorong ke bawah secara paksa.

Bajingan kau Gravito! Kau pikir kau bisa mengalahkanku dengan ini? Kau terlalu meremehkanku …

“WORYAAA!”

Melihat lawannya berteriak keras hendak berdiri, membuat bola mata Gravito agak membesar dari balik Zirah.

Obuki Daruma … sesuai reputasinya dia sangat kuat. Bahkan setelah aku gunakan gravitasi level 1 juta milikku, dia masih sanggup berdiri. Kalau begitu …

“Two Million.”

Drrrrrr!!!!

Area pertarungan semakin terporosok ambles ke dalam serta tubuh Daruma terjatuh lagi dan lebih berat 2 kali lipat.

“Brengsek kau Gravito!” teriak Daruma seraya menahan berat yang amat menghimpit tubuhnya.

Aku, Obuki Daruma, Unique peringkat 15 dunia. Kalah dari orang yang tak dikenal seperti ini? Ini mustahil.

Aku masih bisa mengeluarkan puluhan tornado lagi, tapi … aku rasa itu tidak akan berguna. Aura hitam pekat yang menyelimuti Gravito, aku tidak tahu apa itu. Tapi itu melindunginya.

Bahkan tubuh Gravito tidak tergores sedikitpun akibat serangan tornadoku tadi. Brengsek kau Gravito! Siapa kau sebenarnya?

“Hei Daruma! Aku akan menghitung mundur dari 10. Kalau sampai hitungan ke-0 kau tidak sanggup berdiri, aku akan anggap kau pihak yang kalah,” tegas Gravito.

“Si brengsek itu ….”

“10! … 9! … ” Gravito mulai menghitung mundur.

Arghhghhghh … beban ini berat sekali. Aku tidak bisa bergerak. Sial! SIAL!!!

“3! … 2! … 1! … “

“Hei Daruma, aku akan melepas gravitasiku. Jadi akuilah kekalahanmu!” ujarnya lantang.

“BAIKLAH! AKU MENGAKU KALAH! Cepat lepaskan brengsek! Ini berat sekali!”

Dwhh! Whushh …

tekanan gravitasi mulai normal.

“Hah … hah … hah ….” Serpihan tanah di depan mulutnya terpukul berat oleh hembusan nafas. Berangsur-angsur bangkit dibantu kedua tangannya.

Berdiri agak membungkuk masih menahan rasa sakit sembari tangan kanan memegang pundak kiri, dan tangan kiri menggelantung lemas ke bawah.

“Hei Gravito. Siapa kau sebenarnya?” tanya Obuki Daruma penasaran sambil terengah-engah.

“Aku? Aku sama sepertimu. Seorang Unique,” jawab Gravito.

Dia pasti sedang bercanda. Baru pertama kali aku melihat tekanan gravitasi seperti ini. Seingatku, Unique yang sering memakai kekuatan gravitasi adalah Unique dari Korea.

Bagaimana bisa di Indonesia ada pengguna gravitasi juga? Apakah Gravito belajar dari Unique Korea?

Ah … tidak. Itu mustahil. Mengingat level gravitasi Gravito lebih tinggi dari para Unique Korea. Sialan! Teka-teki macam apa ini.

“Hei Daruma, ayo ikut aku. Aku akan membuatkan teh dan makanan untukmu,” ucap Gravito sopan kepada tamu.

Daruma tertegun sambil matanya terbeliak sejenak.

“Um … o-oke. Sepertinya minum teh sebelum pulang bagus juga,” balas Daruma sedikit canggung karena sudah terlalu percaya diri dari awal.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!